Perbandingan 3 Jenis Rumput di Stadion Sepakbola
Rumput, menjadi salah satu elemen penting dalam beberapa olahraga. Salah satunya adalah sepakbola. Dalam sepakbola, rumput menjadi salah satu faktor penting.
Rumput yang memiliki kualitas bagus serta merata, bisa membuat performa pemain meningkat di atas lapangan. Rumput yang kurang bagus, akan membuat alur bola menjadi terganggu sehingga mengganggu permainan.
Di Indonesia, kualitas rumput lapangan sering menjadi sorotan dari banyak pihak. Pemain, pelatih, bahkan penonton pun sering mengkritik kualitas rumput di stadion-stadion di Indonesia.
- Kisah ‘Tragis’ Jak Angel, Putus Cinta karena Sang Mantan Pendukung Persib
- Cedera, Rachmat Irianto Harus Absen 3 Bulan di Persebaya dan Timnas
- Rachmat Irianto Cedera, Bejo Sugiantoro Beri Dukungan dengan Cara Ini
- Kalah dari Persib, Septian David Enggan Larut dalam Kekecewaan
- Terungkap, Alasan Irfan Bachdim Selalu Ditarik dan Tak Pernah Main Penuh di Bali United
Hal itu karena belum semua stadion menggunakan jenis rumput yang direkomendasikan oleh FIFA.
Sebenarnya, ada tiga jenis rumput yang paling banyak digunakan di Indonesia. Berikut ini INDOSPORT mencoba mengulas perbandingan ketiga jenis rumput tersebut.
1. Axonopus Compressus
Rumput Axonapus Compressus atau dikenal dengan sebutan rumput gajah, merupakan rumput yang paling umum tumbuh di Indonesia. Rumput ini biasa ditemukan di pekarangan rumah, atau di taman-taman.
Meski banyak tumbuh di Indonesia, kualitas rumput ini kurang begitu baik jika digunakan sebagai rumput di lapangan sepakbola. Bentuk daun yang lebar menyebabkan rumput ini kurang elastis.
Hal itu akan menyebabkan aliran bola di atas lapangan tidak terlalu mulus. Meski memiliki kekurangan, masih cukup banyak Stadion di Indonesia yang memakai rumput jenis ini.
Salah satu faktor yang membuat rumput ini banyak digunakan adalah selain perawatan yang murah, rumput ini juga banyak tumbuh di Indonesia. Selain itu, warna rumput ini juga lebih hijau pekat dibanding rumput lain.
Beberapa diantaranya adalah Stadion Kanjuruhan, Stadion Gajayana, Stadion Harapan Bangsa, dan Stadion Siliwangi.
2. Cynodon Dactylon
Cynodon Dactylon atau biasa dikenal dengan nama rumput bermuda menjadi salah satu jenis rumput yang digunakan di lapangan sepakbola. Meski banyak digunakan di Eropa atau Amerika Utara yang memiliki suhu dingin, kualitas rumput tak begitu bagus untuk lapangan sepakbola.
Kelemahan utama rumput ini adalah akar yang tidak terlalu kuat. Oleh sebab itu, dalam pertandingan sepakbola, rumput ini sering terkelupas ketika terinjak oleh pemain.
Meski memiliki kekurangan, kelebihan rumput bermuda adalah lebih mudah dalam perawatannya, serta biaya yang dikeluarkan juga tidak banyak. Selain itu, proses pemulihan penumbuhan kembali rumput ini cukup cepat.
Di Indonesia, rumput bermuda digunakan di Stadion Pakansari.
3. Zoysia Matrella
Rumput Zoyzia Matrella atau biasa disebut rumput Manila merupakan jenis rumput yang paling baik digunakan di lapangan sepakbola. Rumput ini memiliki banyak kelebihan.
Zoysia Matrella memiliki elastisitas yang tinggi, sehingga memudahkan untuk bola bergulir dengan lancar. Selain itu, Zoysia Matrella memiliki kekuatan akar yang bagus.
Tekstur rumput Zoysia Matrella yang memiliki ujung runcing, membuat rumput ini aman saat bersentuhan dengan pul sepatu. Rumput ini juga empuk dan tidak licin jika diinjak.
Oleh karena itu, Zoysia Matrella menjadi rumput yang direkomendasikan oleh FIFA untuk digunakan sebagai rumput di lapangan sepakbola, terutama untuk negara beriklim tropis seperti Indonesia.
Karena memiliki banyak kelebihan dan berkualitas paling baik, maka perawatan rumput ini juga cukup rumit dan memakan biaya yang cukup besar.
Rumput ini harus disiram setiap hari minimal sekali. Dan rumput ini juga perlu dipupuk. Untuk perawatan lainnya, Zoysia Matrella harus dipangkas setiap dua minggu sekali.
Beberapa stadion yang memakai rumput jenis Zoysia Matrella di Indonesia adalah Stadion Gelora Bung Karno, Stadion Maguwoharjo, Stadion Gelora Bandung Lautan Api, dan Stadion Wibawa Mukti.
Khusus untuk Stadion Gelora Bung Karno, rumput Zoysia Matrella yang dipakai dipotong dua kali dalam sepekan. Pemupukan juga dilakukan dua sampai tiga kali dalam sebulan.
Total biaya yang dihabiskan untuk perawatan rumput di SUGBK mencapai 15 juta rupiah per bulan.