3 Fakta Menarik Michael Oliver, Wasit yang 'Hancurkan' Buffon dan Juventus
Mimpi untuk bisa melangkah ke babak semifinal Liga Champions 2017/18 harus dikubur dalam-dalam oleh raksasa Italia, Juventus.
Menghadapi Real Madrid di babak perempatfinal Liga Champions 2017/18, Juventus sempat terpuruk setelah takluk 0-3 di Allianz Stadium.
Di pertandingan leg kedua yang berlangsung pada Kamis (12/04/18) dini hari WIB, Juventus nyaris memaksa terjadi babak tambahan setelah unggul 3-0 hingga 90 menit.
Sayang, petaka menghampiri mereka di masa injury time. Los Blancos mendapat hadiah penalti dan kiper mereka, Gianluigi Buffon diberi kartu merah.
Cristiano Ronaldo yang menjadi eksekutor mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan membuat kedudukan menjadi 3-1. Madrid pun berhasil melangkah ke semifinal karena unggul agregat 4-3.
Dari pertandingan itu sendiri ada satu sosok yang kini menjadi pusat perhatian, khususnya para fans Juventus. Siapa lagi kalau bukan sang pengadil lapangan, Michael Oliver.
Banyak yang mengganggap bahwa pria kelahiran 20 Februari 1985 itu berat sebelah dan dinilai lebih memihak ke Madrid.
Terlepas dari keputusan kontroversialnya yang mengusir Buffon dan memberi penalti bagi Madrid, Oliver ternyata menyimpan sejumlah fakta menarik. Berikut INDOSPORT coba sajikan pembahasannya:
1. Jejak Sang Ayah
Kebanyakan anak laki-laki pasti punya keinginan untuk menjadi seorang pemain pesepakbola profesional yang terkenal seperti Diego Maradona, Pele, atau Zinedine Zidane.
Namun, hal berbeda dirasakan oleh seorang Michael Olivier yang sejak remaja sudah mendambakan menjadi orang dengan status tertinggi dalam pertandingan, yakni wasit.
Ketertarikan Oliver sebagai pengadil di lapangan tidak lepas dari pengaruh sang ayah, Clive Oliver yang ternyata juga berprofesi sebagai seorang wasit.
Dengan semangat gigih menimba ilmu dari aturan-aturan pertandingan sepakbola, tidak butuh waktu lama bagi Oliver untuk menjadi seorang wasit. Buktinya, ketika masih berusia 22 tahun, ia sudah bisa menjadi wasit pertandingan.
2. Catatan Bersejarah
Pengalaman spesial dimiliki oleh Oliver saat dirinya resmi berprofesi sebagai wasit, lantaran dipercaya menjadi pengadil di pertandingan final Conference National play-off pada 2007 silam antara Exeter City vs Morecambe di Wembley Stadium.
Terlepas dari hasil pertandingan yang dimenangkan oleh Exeter, Oliver dalam laga itu membuat sebuah sejarah baru, yakni sebagai wasit termuda yang pernah memimpin laga di Wembley.
Barulah pada Agustus 2010, untuk kali pertama dalam kariernya, Oliver ditunjuk menjadi salah satu wasit di kompetisi tertinggi sepakbola Inggris, yakni Liga Primer Inggris.
Ia memimpin laga antara Birmingham City vs Blackburn Rovers. Dalam pertandingan tersebut, Oliver dinobatkan sebagai wasit termuda Liga Priemer Inggris di usianya yang waktu itu 25 tahun dan 182 hari, mengalahkan catatan yang sebelumnya dimiliki Stuart Attwell.
3. 3 Laga Final
Usia muda tidak membuat Oliver lantas bisa disepelekan sebagai seorang wasit. Buktinya, suami Lucy Oliver tersebut sudah dipercaya menjadi pengadil di beberapa laga final turnamen bergengsi.
Untuk level pertandingan internasional antar negara, Oliver pernah mendapat kehormatan menjadi wasit babak final Piala Dunia U-12 2015 lalu. Ia menjadi saksi kemenangan 2-0 Nigeria atas Mali di Chille.
Selanjutnya, ia juga pernah menjadi pengadil di babak final Community Shield 2014 yang mempertemukan Arsenal vs Manchester City di Wembley Stadium pada 10 Agustus 2014 lalu.
Tidak berhenti sampai di situ, Oliver juga nyatanya kembali menjadi wasit babak final Manchester City yang menghadapi Liverpool dalam ajang Piala Liga Inggris 2015/16 di Wembley Stadium.