x

Raih Hasil Buruk, Legenda PSMS Beri Kritik Habis-habisan

Selasa, 17 April 2018 17:01 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
Logo PSMS Medan.

Kekalahan telak 1-4 yang dialami PSMS Medan atas tuan rumah PSIS Semarang pada pekan keempat kompetisi Gojek Liga 1 Indonesia, Minggu (15/4/18) lalu, menambah rentetan hasil kurang apik bagi tim berjuluk ayam kinantan.

Hasil tersebut membuat tim asuhan Djajang Nurdjaman harus bertengger di posisi ke 17 klasemen sementara dengan tiga poin dari hasil empat laga, atau satu tangga di atas tim juru kunci Arema FC.

Alhasil pro kontra menilai permainan Legimin Raharjo Cs juga bermunculan di berbagai media sosial. Tidak banyak pihak pula yang menilai permainan PSMS tidak bertaji sore itu seperti anak kehilangan induknya.

Memang pantas saja, sang pelatih kepala Djajang Nurdjaman tidak bisa mendampingi tim lantaran mengikuti kursus lisensi AFC Pro di Yogyakarta.

Baca Juga

1. Kritik Sang Legenda

Legenda PSMS, Sunardi A.

Kritikan juga dilontarkan legenda PSMS Medan Sunardi A. Pemain yang pernah membawa tim yang dulunya dijuluki ‘the killer’.

Pria yang pernah membawa PSMS menjuarai Liga era Perserikatakan 1983 dan 1985, menilai jika permainan tim PSMS tidak memiliki jati diri sesungguhnya. Sunardi menyoroti kordinasi antara lini juga masih lemah.

"PSMS kemarin bermain seperti kehilangan jati diri waktu lawan PSIS. Saya lihat di bawah lumpuh, dan di bawah ompong. Artinya striker kita tidak menggigit, kecuali untuk sayap sudah bagus. Apalagi Yessoh selama empat kali pertandingan awal kompetisi belum ada cetak gol,” ucap Sunardi A, Senin (16/04/18) sore.


2. Belum Terlihat

PSMS Medan latihan.

Dikatakan pemain yang pernah menjadi kapten PSMS ini, performa para pemain asing PSMS yang diharapkan bisa menghidupkan gaya permainan  tim juga sejauh ini dinilai belum terlihat.

Sunardi juga meilai penampilan Lobo saat itu terlalu over confident sehingga lupa dengan tugas utamanya sebagai stopper tim.

"Gelandang asing kita, saya lihat si Dilshod itu memang suplai bolanya bagus, tapi kecepatannya lambat. Saya lihat juga koordinasi pemain bawah itu tidak ada dalam menghalau serangan lawan."

"Saya catat ada 14 kali si Lobo babak pertama ikut menyerang. Memang betul, kita mau cetak gol, tapi kalau seperti itu dia lakukan bolak–balik, secara otomatis stamina berkurang. Stopper itu punya insting, sabar, dan tidak mudah panas, mampu membaca permainan lawan, dan menjaga rekan – rekannya di bawah," jelas Sunardi A.


3. Masalah Komunikasi

PSMS Medan latihan.

Sunardi juga menilai komunikasi antara lini per lini belum berjalan optimal, terutama lini bawah dengan tengah yang terlihat panik saat menghalau gempuran tim lawan. Hal itulah yang membuat terciptanya tiga gol PSIS dalam rentang kurang dari 10 menit.

"Sama halnya Roni juga memiliki karakter permainan yang sama dengan Lobo. Lini belakang PSMS terlihat keropos. Gelandangnya juga terlambat mengcover. Jadi, koordinasi antara gelandang dan pertahanan kurang optimal," cetusnya.


4. Lini Serang Juga Kena

Kissito Wilfired Yessoh.

Sunardi juga menyoroti penampilan lini depan PSMS yang kurang menjanjikan terutama kepada striker asing asal Pantai Gading Wilfried Yessoh yang belum mencetak satu gol pun selama 4 laga yang telah dijalani PSMS.

Bahkan Sunardi berpesan agar tim pelatih bisa secepatnya melakukan evaluasi kepada anak asuhnya di saat kompetisi masih baru berjalan empat pekan.

"Harusnya PSMS bisa cari striker yang punya heading. Artinya pemain tersebut harus dievaluasi. Artinya kita khawatir juga ke depannya untuk PSMS. Saya rasa pemain asing harus dievaluasi juga."

"Artinya, kalo memang dalam dua laga berikutnya seperti ini juga, bagus cari yang lain kenapa? Pemain asing kalo tidak berkualitas buat apa?" pesan Sunardi.


5. Pesan Penuh Makna

PSMS Medan latihan.

Sunardi menilai bahwa kualitas materi pemain lokal juga tidak kalah dengan pemain asing yang ada di PSMS. Sunardi menyarankan kiranya pada laga selanjutnya tim ini sudah harus memiliki fanatisme tinggi baik saat bermain di kandang maupun away.

"Sebenarnya pemain lokal bisa kita berdayakan, tapi yang betul–betul. Saya lihat laga kemarin juga fanatisme pemain itu tidak tumbuh. Harusnya pemain belakang sudah bisa membaca permainan Bruno Silva. Intinya, pemain belakang harus cepat membaca striker lawan," jelasnya.

"Kesempatan untuk evaluasi tentu masih ada. Kalo bermain di kandang memang semua tim juga ingin menang. Tapi setidaknya harus bermain draw sudah bagus," tuturnya. 

PSMS MedanLiga IndonesiaLiga 1

Berita Terkini