Ultras Bola Paling Gila di Dunia, dari Ancaman Pembunuhan sampai Perdagangan Obat Bius
Sepakbola tidak melulu mengenai apa yang ada di atas rerumputan lapangan hijau.
Kemampuan seorang pemain menemukan celah untuk melepaskan operan yang bahkan tak terpikirkan, gol-gol kelas dunia yang membuat mata terbelalak -- beberapa pemandangan tak terlupakan yang membuat sepakbola begitu populer.
Tapi olahraga kulit bundar ini lebih dari itu. Berbeda dengan pemain atau pelatih yang datang dan pergi, para pendukung klub, di lain pihak, akan selalu ada untuk klub bahkan terkadang hingga generasi berikutnya.
Fanatisme bukanlah suatu hal baru dalam sepakbola. Meskipun terkadang, para pendukung fanatik yang kerap disebut Ultras, membawa fanatismenya tersebut melewati batas wajar.
Perkelahian antar fans di jalanan, menghancurkan properti umum maupun pribadi di sekitar, membuat kekacauan yang terkadang bahkan merenggut korban jiwa -- noda-noda yang selama ini mencoreng wajah fans-fans sepakbola.
Terdapat beberapa kelompok Ultras, bagaimanapun, yang dikenal lebih berbahaya dibandingkan grup lainnya.
1. Boixos Nois
Boixos Nois -- 'Anak-anak Gila' -- merupakan ultras dari raksasa Catalan, Barcelona.
Terbentuk di tahun 1981, Boixos Nois juga memiliki merupakan kelompok politik, meskipun terdapat perubahan pandangan dari yang cenderung nasionalis menjadi sayap kanan di kemudian harinya.
Boixos Nois dikenal karena kekerasan, bentrokan dengan pihak berwajib dan bahkan beberapa anggotanya ditangkap karena mengirimkan ancamanan kematian, pembunuhan dan penyelundupan obat-obat terlarang.
Tidak aneh bila sejak tahun 2003, Presiden Barcelona kala itu, Joan Laporta, melarang kehadiran Boixes Nois di laga-laga barcelona. Namun meski telah dilarang, mereka tetap hadir di tiap-tiap lagai, dan biasanya berkumpul di belakang gawang bagian utara.
2. Barra Bravas
Barra bravas adalah kelompok suporter terorganisir di Amerika Latin, serupa dengan Ultras di Eropa.
Berawal dari Argentina d tahun 1950-an, Barra bravas kemudian menyebar ke seluruh benua Amerika.
Gerakan ini mulai tumbuh sebab di pertengahan 1950-an, para pendukung mendapatkan pendanaan daripihak klub untuk datang ke laga-laga tandang dan memprovokasi penggemar dan pemain lawan.
Kini, hampir seluruh tim memiiki Barra masing-masing dan hal-hal tidak diinginkan kerap terjadi.
Di Argentina misalnya, yang dianggap memiliki Barra bravas paling berbahaya, tercatat 300 kematian yang berhubungan dengan kelompok suporter sepakbola pada Agustus 2012.
3. UltrAslan
Galatasaray merupan salah satu tim sepakbola terbesar di Turki dan negara ini terkenal dengan fanatisme penggemar sepakbolanya. Tidak aneh bila Galatasaray memiliki Ultras dan bukan hanya itu, kelompok penggemarnya ini juga dianggap yang paling berbahaya.
Lahir di tahun 2001, UltrAslan merupakan gabungan dari beberapa grup-grup pendukung Galatasaray yang lebih kecil dan memutuskan untuk menyatukan kekuatan guna mendukung klub.
UltrAslan paling dikenal dengan penggunaan flare di dalam stadion. Di tahun 2001, di suatu pertandingan derby melawan Fenerbache, bahkan dilaporkan terdapat 3000 flare yang dinyalakan di tribune.
Berbeda dengan kebanyakan kelompok suporter, UltrAslan hampir tidak memiliki kecenderungan politik dan dengan ketat menolak dukungan finansial dari pihak klub.
Di gelaran Piala UEFA di tahun 2000, saat Galasaray menjamu tim asal Inggris Leeds United, UltrAslan menuliskan namanya dalam sejarah sebagai tuan rumah yang tidak ramah.
Para suporter Leeds United diserang -- kedua kubu saling melemparkan kursi dan meja. Buruknya lagi, dua penggemar Lees ditusuk menuju kematian.
Di partai final di Copenhagen, kota paling padat penduduk di Denmark tersebut menjadi zona perang. Ultras-ultras Inggris datang untuk membalaskan dendam kompatriotnya terhadap UltrAslan -- tercatat terdapat empat penusukan dan puluhan cedera dalam insiden memalukan tersebut.