Tak Jalankan Prosedur FIFA Jadi Penyebab Sepakbola Indonesia Kerap Ricuh di Stadion
Wajah sepakbola Indonesia harus kembali tercoreng, setelah adanya kericuhan di laga Arema FC kontra Persib Bandung pada Minggu (15/04/18) malam WIB.
Kejadian bermula, ketika ratusan Aremania yang tak puas melihat penampilan tim kesayangannya di laga itu, mencoba merangsek ke lapangan dengan menaiki pagar pembatas.
Upaya tersebut sempat berhasil diredam dan dipukul mundur oleh match steward. Akan tetapi, tak berselang lama penonton lainnya pun ikut turun ke lapangan.
Sontak saja, serbuan suporter dengan jumlah yang semakin banyak membuat steward kwalahan, sehingga kericuhan tak bisa dihindari.
- Arema FC Juga Rugi Besar dalam Marketing Bisnis Atas Kerusuhan Kanjuruhan
- Sanksi Denda Arema Terkait Kerusuhan Penonton Bisa Tembus Setengah Miliar Rupiah
- Insiden Kanjuruhan Mutlak Menjadi Tanggung Jawab Arema FC
- Rusuh Laga Arema vs Persib, Menpora Sindir Kinerja PSSI
- Penuh Haru, Prosesi Pemakaman Suporter yang Tewas Usai Saksikan Laga Arema vs Persib
1. Prosedur FIFA Tak Dijalankan
Menanggapi insiden kericuhan itu, ketua koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali pun mengkritik kinerja Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan di Stadion Kanjuruhan yang gagal menggelar pertandingan dengan aman.
"Insiden ini gambaran prosedur FIFA save and security stadium belum dijalankan dengan benar oleh PSSI," kata Akmal saat dihubungi INDOSPORT melalui pesan singkat Whatsapp.
2. Sikap Pihak Keamanan
Selain tak menjalankan prosedur FIFA, sikap pihak keamanan di suatu pertandingan juga disinyalir jadi penyebab suporter ricuh di dalam Stadion di sepakbola Indonesia.
"Polisi kita masih senang nonton bola. Padahal, polisi dan steward selama pertandingan tugasnya adalah mengawasi penonton," ujarnya.
"Lihat di luar negeri, polisi dan steward selama pertandingan menghadap ke penonton tak sedikitpun menoleh ke lapangan," katanya menambahkan.
3. Terancam Sanksi
Akibat insiden ini, pihak Arema FC pun terancam mendapat sanksi seperti yang terpampang pada poin ketiga regulasi Liga 1, terkait Kemanan dan Kenyamanan.
Hal itu setelah kerusuhan semakin membesar baik di dalam dan luar stadion, setelah semua perangkat pertandingan diamankan ke ruang ganti.
"Klub tuan rumah bertanggung jawab untuk menjamin keamanan dan kenyamanan sebelum, pada saat dan setelah pertandingan berlangsung. Klub tuan rumah dapat dijatuhi sanksi sesuai dengan Kode Disiplin PSSI apabila terjadi segala bentuk insiden dalam pertandingan atau tidak terpenuhinya ketentuan keamanan yang berlaku," bunyi poin ketiga tersebut.