Arema Didenda Rp300 Juta karena Suporter Rusuh, PSSI Merespon
Federasi sepakbola Indonesia, PSSI akhirnya angkat bicara terkait kericuhqan yang terjadi di laga Areama vs Persib Bandung, Minggu (15/04/18) lalu. Plt (pelaksana tugas sementara) ketua umum PSSI, Joko Driyono mengatakan kejadian itu merupakan bagian dari panasnya tensi dan persaingan serta kerap terjadi di awal dan akhir kompetisi.
Karenanya, ia meminta agar masalah di laga akhir pekan lalu itu dimaknai dengan hal yang positif. Pasalnya, kejadian seperti itu memang tidak terduga dan kerap terjadi sehingga harus dijadikan pelajaran untuk membangun sepakbola yang sehat.
1. Respon PSSI Terhadap Sanksi Arema FC
"Ya pasti dikaitkan dengan beberapa kejadian terakhir. Kami punya record atau siklus bahwa kompetisi di awal dan akhir pasti selalu punya grafik yang tinggi. Dan ini juga dalam konteks yang positif, harus dimaknai sebagai ketatnya kompetisi," ujarnya.
Buntut dari kejadian itu, Komdis PSSI pun memberikan dua hukuman sekaligus kepada Arema FC. Sanksi tersebut berupa denda yang cukup besar dan penutupan tribun yang berlaku dalam dua laga kandang ke depan, yakni saat menghadapi Persipura Jayapura (27 April 2018) dan PSM Makassar (31 Mei 2018).
2. PSSI Sebut Sanksi yang Diberikan ke Arema Sudah Ideal
Dalam surat pertama bernomor 022/L1/SK/KD-PSSI/IV/2018 tentang kerusuhan suporter, Komdis memberikan denda sebesar Rp 250 juta kepada Arema. Sementara dalam surat kedua bernomor 023/L1/SK/KD-PSSI/IV/2018 tentang tingkah laku buruk panitia pelaksana pertandingan, Arema dijatuhi denda Rp50 juta sekaligus harus menutup tribun stadion bagian timur. Artinya, secara total Arema akan menerima denda Rp 300 juta.
Terkait hal itu, Plt ketua umum PSSI, Joko Driyono, menjelaskan jika pihaknya sudah mendalami kasus tersebut. Menurutnya sanksi dan denda yang diberikan Komdis PSSI sudah berdasarkan peraturan dan pertimbangan yang ideal.
"PSSI bersama liga mendalami ini dengan sangat serius. Komisi Disiplin adalah instrumen PSSI yang diberikan kewenangan independen untuk memutuskan penegakan kompetisi di negeri ini," urai Jokdri terkait hukuman yang diberikan.
3. Pesan Sekjen PSSI untuk Suporter
Ke depan, PSSI berharap suporter dan klub bisa bersama-sama membangun suasana yang kondusif saat berkompetisi. Sekjen PSSI, Ratu Tisha memberikan empat pesan dan keinginan untuk persepakbolaan Indonesia. Ia berharap kejadian seperti di laga Arema vs Persib tidak terulang kembali.
"Pekerjaan rumah besar bagi sepak bola Indonesia untuk memahami nilai sepak bola itu sendiri, yakni respek, disiplin, fairplay, dan unity," tutup Tisha.