Akui Salah, Kepolisian Beberkan Penjelasan Terkait Tembakan Gas Air Mata
Pemaparan alasan terkait kesalahan dalam melepas gas air mata akhirnya dibeberkan pihak kepolisian. Polres Malang Kabupaten secara gamblang menjelaskan alasan dibalik tembakan gas air mata yang ditembakkan pada laga Arema FC kontra Persib Bandung, Minggu lalu.
Kebijakan itu berbuah fatal, setelah tumbangnya ratusan Aremania yang terimbas gas air mata. Mayoritas mereka mengalami sesak nafas dan sakit pada mata.
- Komdis Beberkan Alasan Beri Hukuman untuk Arema FC
- Lupakan Laga "Drama' Lawan Arema, Persib Berhasrat Bungkam Borneo FC
- Aremanita Cantik Bagikan Cerita Saat Dirinya Berada dalam Kerusuhan di Kanjuruhan
- PSSI Bantah Kericuhan di Laga Arema FC vs Persib Gara-gara Kesalahan Wasit
- Sanksi Arema Dinilai Ringan, Pentolan Viking: Kita Ketawa Saja
- Terungkap! Ini Penyebab Oknum Suporter Banjiri Stadion Kanjuruhan
1. Salah Satu Aremania Meninggal
Dari ratusan korban yang sebagian besar sudah pulih itu, satu diantaranya meninggal dunia. Dia adalah Dimas Duha Romli, Aremania asal Kelurahan Kepuh Kota Malang, yang terkena imbas dari kerusuhan di Kanjuruhan.
"Atas timbulnya korban jiwa, kami minta maaf yang setulus-tulusnya kepada Anda, Aremania," kata Wakapolres Malang Kabupaten, Deky Hermansyah dalam forum diskusi di Kantor Arema FC, sore tadi.
2. Terpaksa Menembakkan Gas Air Mata
Sementara tembakan gas air mata dirasa perlu untuk mengatasi kekacauan yang terjadi saat itu. Meski ia mengakui, dampak dari upaya agresif itu adalah jatuhnya korban luka-luka karena terkena imbas dari gas yang pedih di mata.
"Itu masuk tahap kelima dalam hal keamanan. Tembakan gas air mata ke tribun, karena untuk mengurangi massa turun ke lapangan lebih banyak lagi," paparnya.
"Dan kenapa kami menjalankan tahap itu? Karena indikasi gangguan Kamtibmas sudah melewati batas, dengan tidak sanggupnya satuan Dalmas (dengan senjata andalan tameng dan anjing pembubar massa)," imbuh Deky.
3. Siap untuk Dievaluasi
Pihaknya pun siap menjalani evaluasi pada manajemen kepolisian, sebagai bentuk tanggung jawab atas kerusuhan suporter di Kanjuruhan lalu.
"Saya siap disalahkan atas insiden itu. Kami juga siap menjalani evaluasi dalam manajemen," tandasnya.