Untuk Kalahkan Liverpool, Roma Anggap Salah seperti Messi
AS Roma akan berhadapan dengan wakil Inggris Liverpool dalam babak semifinal Liga Champions 2017/18, Rabu (25/04/18).
Akan melakoni laga tandang terlebih dahulu, pertemuan Serigala Roma dengan The Reds juga akan menjadi laga reuni mereka dengan mantan pemainnya, Mohammed Salah.
1. Pendekatan yang Sama Dengan Messi
Akan menghadapi pemain terbaik Liga Inggris 2017/18, AS Roma mengaku tak sedikitpun gentar. Seperti yang diutarakan oleh pelatih mereka Eusebio Di Francesco dan bek kiri Aleksandar Kolarov.
Kolarov yang akan berhadapan langsung dengan Salah diatas lapangan mengaku tidak ada rencana khusus untuk menghadapi pemain asal Mesir tersebut.
Dirinya hanya akan menerapkan hal yang sama seperti ketika menghadapi megabintang Barcelona Lionel Messi di babak sebelumnya.
"Melawan Barcelona kami bermain sebagai tim yang tidak hanya fokus pada Messi tetapi semua pemain, dan dengan cara main tersebut, kami dapat mencapai hal-hal hebat," kata Kolarov, dinukil dari Dailystar.
“Tidak, kita harus fokus tidak hanya pada Salah, ini bukan tentang menghentikan satu pemain. Liverpool bukan hanya Salah, mereka memiliki sejumlah pemain bagus," tambahnya.
2. Diamini Di Francesco
Dalam konferensi pers sebelum pertandingan, Eusebio Di Francesco mengutarakan hal yang serupa dengan yang diungkapkan Kolarov.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami tidak mempersiapkan pertandingan hanya berdasarkan (Mohamed) Salah," kata Di Francesco.
3. Roma Parkir Bus
Akan bertanding di Anfield yang terkenal dengan atmosfer luar biasa, banyak orang yang berasumsi bahwa Roma akan bertahan toal dan melakukan 'parkir bus', namun hal itu juga ditampik Di Francesco.
"Anda ingin kami bermain bertahan? Sungguh?" manajer 48 tahun tersebut kembali bertanya.
"Mereka mungkin akan menekan kami, namun itu (parkir bus) bukan sebuah ide (yang akan dilakukan)," tambahnya.
4. Filosofi Roma
Menurut Di Francesco, menjalani laga besar yang sangat menentukan nanti, yang paling penting adalah menerapkan filosofi bermain sendiri, bukan mengikuti gaya bermain lawan yang akan dihadapi.
“Yang paling penting adalah filosofi, terutama membuat tim bertahan sebisa mungkin melawan tim yang memiliki kekuatan dalam serangan balik."
"Kami akan memainkan sepakbola kami dan mencoba memaksakan gaya kami untuk memanfaatkan kelemahan Liverpool," tukas pria asli Italia itu.