Christopher Wreh, Pahlawan Arsenal yang Sempat 'Terdampar' di Perseman Manokwari
Keputusan yang diambil Arsene Wenger untuk mengakhiri kariernya sebagai pelatih kepala Arsenal setelah menduduki posisi itu sejak tahun 1996 merupakan kejadian yang menghebohkan dunia sepakbola.
Kepergian Arsene Wenger dari Arsenal meninggalkan rekam jejak, mengingat 22 tahun bukan rentang waktu pendek bagi seorang manajer berada dalam satu klub yang sama.
Bicara soal kebijakan transfer, ada beberapa keputusan Arsene Wenger dalam hal mendatangkan pemain yang terbukti menuai kesuksesan. Sebut saja Thierry Henry, Dennis Bergkamp, Robert Pires, hingga Robin van Persie.
1. Pahlawan Arsenal di Liga Primer Inggris Musim 1997/1998
Di antara banyaknya pemain, ada satu sosok yang pernah dibawa Arsene Wenger ke London Utara di awal kepelatihannya bersama Arsenal. Pemain itu adalah Christopher Wreh. Pemain asal Liberia itu tampil cemerlang di awal kariernya bersama AS Monaco dari tahun 1993 sampai 1997.
Wenger yang pernah menjadi bosnya saat di AS Monaco merekrutnya untuk bisa bergabung dengan Arsenal pada musim panas 1997/1998. Di awal musimnya bersama The Gunners, Wreh bersaing dengan penyerang-penyerang beken lainnya, seperti Ian Wright, Dennis Bergkamp dan Nicolas Anelka. Meski begitu, Wreh mampu memberikan kontribusi akan kesuksesan Arsenal meraih double winner.
Satu golnya ke gawang Wimbledon sangat berperan penting dalam penentuan juara Liga Primer Inggris musim 1997/98. Wreh membantu Wenger menjuarai Liga Inggris di musim keduanya bersama Arsenal saat itu.
"Yang aneh adalah ketika kami menang di Wimbledon, laga yang akhirnya sempat dihentikan karena masalah penerangan. Itu adalah malam di mana kami tidak bermain bagus, namun masih bisa menang 1-0. Christopher Wreh mencetak gol dan saya berpikir 'Kami menang, kami tidak tertinggal jauh dari Manchester sekarang," tutur Arsene Wenger dikutip dari laman resmi Arsenal.
Wreh juga turut serta ketika Arsenal mengalahkan Newcastle dengan skor 2-0 di final Piala FA 1998. Meski gagal mencetak gol, penampilannya di lapangan cukup mengesankan.
2. Mulai Kehilangan Tempat Seiring Kehadiran Thierry Henry
Namun pada musim berikutnya, kehadiran Thierry Henry dan Davor Suker membuat kesempatannya bermain sebagai pilihan utama semakin kecil dan kemudian dipinjamkan ke Birmingham City, AEK Athens dan Den Bosch.
Menyadari kesempatan bermain di tim reguler semakin kecil, sepupu dari legenda AC Milan, George Weah itu pun akhirnya hijrah ke klub Arab Saudi, Al Hilal. Bersama The Gunners, Wreh bermain sebanyak 28 pertandingan di Liga Primer dan membukukan tiga gol.
3. Gabung Perseman Manokwari dan Masuk Daftar Pemain Bermasalah Liga Indonesia
Usai berpetualang di klub Eropa dan Asia Barat, Wreh mencoba peruntungannya bermain di Liga Indonesia. Dalam buku Antony Sutton yang berjudul "Sepakbola: The Indonesian Way of Life", Christopher Wreh pernah singgah di klub Perseman Manokwari.
Pria yang lahir di Monrovia, Liberia 14 Mei 1975 bergabung dengan klub asal Papua itu pada tahun 2007. Selama berseragam Perseman, Wreh pernah masuk dalam daftar pemain asing bermasalah berdasarkan penilaian yang dirilis badan sepakbola PSSI.
Seperti laporan dari Antara, Wreh masuk pelanggaran kategori I karena tidak memenuhi syarat untuk tampil di Liga Super atau divisi utama karena stratanya tidak sesuai dengan Manual Liga Indonesia 2008.
Berdasarkan manual liga saat itu, pemain asing yang bermain di Indonesia harus memenuhi syarat minimal sebelumnya bermain di kompetisi Strata II (divisi satu) negara lain di luar Asia Tenggara. Jika pemain tersebut sebelumnya bermain untuk klub di negara Asia Tenggara maka pemain itu harus datang dari klub divisi utama.
Wreh sendiri sebelum memperkuat Perseman tercatat bermain untuk klub amatir Inggris, Buckingham Town F.C, sehingga dirinya masuk 'daftar hitam' PSSI kala itu. Oleh karenanya, Wreh dihukum tidak boleh tampil bersama Perseman hingga akhir kompetisi divisi utama Liga Indonesia 2008.
"Berdasarkan Manual Liga, pemain asing yang masuk ke Indonesia harus pernah memperkuat klub di negara lain itu selama minimal satu musim kompetisi. Selain itu, mereka juga minimal harus bermain dalam 75 persen dari pertandingan yang dilakoni klubnya," ujar Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI) saat itu, Joko Driyono dilansir dari Antara (11/03/08).
Tak banyak catatan soal kiprah Wreh bersama Perseman yang diperkuatnya selama tiga tahun sampai 2010. Usai membela Perseman, Wreh memutuskan untuk gantung sepatu dari dunia sepakbola. Kabarnya, Wreh menjadi pelatih tim junior di kampung halamannya, Liberia.