Legenda PSMS: Djanur Melupakan Pemain Lokalnya
Legenda PSMS Medan, Tumsila atau si 'Kepala Emas' turut kecewa atas kekalahan memalukan skuat Ayam Kinantan dari Persela Lamongan dengan skor telak 4-1 di Stasiun Surajaya, Minggu (29/04/18).
Dirinya menganggap kekalahan anak asuh Djajang Nurdjaman tak lain karena ketidaksiapan pemain di menit awal. Ia juga mengkritisi sikap sang pelatih yang terlalu menaruh kepercayaan kepada pemain asing dan melupakan keberadaan pemain lokal.
"Mereka tidak siap di menit awal. Dua laga tandang saat hadapi PSIS dan Persela, PSMS langsung teringgal di menit awal. Dua gol saja, sudah buat lawan main enjoy dan sulit untuk dikejar. Selain itu, Djanur terlalu mempercayakan pemain asingnya dan melupakan pemain lokalnya," sebut legenda PSMS di era 80-an ini, saat dihubungi INDOSPORT, Senin (30/04/18).
1. Pemain Lokal Lebih Baik
Pemain yang pernah bersinar bersama Timnas Indonesia dan kerap mencetak gol dengan kepala ini bahkan menilai pemain asing PSMS tak lebih baik dari pemain lokalnya.
"Pemain asing PSMS enggak ada apa-apanya. Lebih bagus lagi pemain lokal kita. Lihat saja bagaimana main mereka di Liga 2 lalu. Tapi karena labelnya asing, mungkin Djanur lebih memilih pemain asing," ucapnya dengan nada kecewa.
"Lihat saja pemain asing jangkung itu (Dilshod Sharofetdinov) gerakannya kan lambat tapi selalu dia yang diturunkan. Mending Legimin, walau lebih tua dan senior tapi lebih lincah dan cepat," sambung Tumsila.
2. Asal Beli Pemain
Di akhir, Tumsila menilai pembelian pemain baik lokal dan asing terkesan asal dan lebih mendengar bujukan orang lain ketimbang melihat prestasi si pemain.
"Kesannya apa yang dibisikkan orang dia (Djanur) mau saja. Lihatlah rata-rata pemain yang enggak dipakai klub lamanya, kita beli. Begitu juga pemain asing, enggak ada prestasi menonjolnya kita lihat, tapi tetap dibeli," ucapnya.
3. Pencari Bakat
Tumsila sendiri merupakan pemandu bakat pemain yang dipercaya PSMS untuk menemukan bakat pemain, termasuk saat mengarungi kompetisi Liga 2 lalu.
Rekomendasi Tumsila tak jarang menjadi penentu bagi pelatih untuk mendapatkan pemain yang bertalenta.