3 Sekolah Olahraga Penghasil Atlet Ternama di Indonesia
Dunia pendidikan Indonesia saat ini tengah memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018, di sejumlah wilayah di Tanah Air.
Muhadjir Effendy selaku Menteri Pedidikan, mengusung tema "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan" pada Hardiknas tahun ini.
Namun, tak melulu dunia pendidikan dituntut untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan, melaninkan juga dunia olahraga.
Hal itu dikarenakan, terdapat beberapa sekolah khusus atlet yang sudah dibangun oleh pemerintah, untuk melahirkan atlet-atlet profesional, dan juga menyalurkan bakat dari sang anak.
Selain itu, dunia pendidikan Indonesia rupanya juga berperan penting dalam memajukan olahraga Indonesia, melalui sekolah-sekolah atlet yang sudah ada.
Berikut INDOSPORT coba merangkum tiga sekolah khusus olahragawan yang banyak melahirkan atlet khususnya pesepakbola ternama di Tanah Air:
1. SKO Ragunan
Sekolah khusus olahragawan (SKO) Ragunan adalah sekolah atlet yang cukup terkenal di Indonesia. Dibangun pada 1976 dan diresmikan pada 15 Januari 1977, sekolah ini sudah melahirkan banyak atlet ternama di Indonesia.
Terbaru, nama pesepakbola muda berbakat Indonesia yang akan berkarier di Eropa bersama Lechia Gdanks, Egy Maulana Vikri adalah lulusan dari SKO Ragunan.
Selain Egy, sejumlah nama lainnya juga sudah lebih dulu malang leintang di sepakbola Indonesia hasil didikan SKO Ragunan, seperti Andritany Ardhyasa, Ruben Sanadi, Ramdani Lestaluhu, Kurnia Meiga, Muhammad Hargianto, hingga legenda sepakbola Indonesia, Sudirman.
2. Diklat Salatiga
Selain SKO Ragunan, salah satu sekolah atlet yang cukup terkenal adalah Diklat Salatiga di Semarang. Namun, Diklat ini lebih dikenal sebagai pengahasil atlet sepakbola. Kurniawan Dwi Yulianto dan Bambang Pamungkas adalah dua nama alumni Diklat Salatiga.
Selain itu, para pemain hasil jebolan Diklat Salatiga juga banyak yang memperkuat Timnas Indonesia, dan melegenda di sepakbola Tanah Air.
Oyong Liza, Risdianto, Iswadi Idris, Sartono Anwar, sampai Anjas Asmara adalah nama-nama legenda yang merupakan jeblan diklat tersebut.
Namun sayang, kini Diklat Salatiga tak terawat. Rumput liar tumbuh di halaman, debu menebal di dalam ruang tamu. Hanya lapangan sepakbola saja yang terawat.
3. Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) Papua
Seiiring berjalannya waktu, diklat saat ini lebih dikenal dengan sebutan Pusat Pembinaan dan Latihan (PPLP). Perubahan tersebut langsung membuahkan hasil, karena banyak bibit-bibit muda lulusan PPLP dibeberapa daerah, berhasil muncul menjadi bintang muda berbakat di sepakbola Indonesia.
PPLP Papua misalnya, belum lama berdiri, namanya langsung mencuat. Hal tersebut dikarenakan Papua berhasil menjuarai PON XIII cabang sepakbola, yang diperkuat Chris Yarangga, Aples Tecuari, sampai Izaac Fatari.
Kini Diklat Salatiga dan SKO Ragunan masih eksis, juga berbagai PPLP dan PPLD. Berawal dari sepakbola, pusat-pusat pendidikan dan latihan itu kini juga mendidik atlet-atlet cabang olahraga yang lain.