5 Kelemahan Real Madrid yang Bisa Dimanfaatkan Liverpool di Liga Champions
Real Madrid telah memastikan satu tempat di partai final Liga Champions 2017/18 yang akan berlangsung di Kiev pada 27 Mei 2018 mendatang.
Akan menghadapi lawan dari Inggris, Liverpool, klub asuhan Zinedine Zidane masih dibayangi beberapa masalah besar yang jika tidak segera ditanggulangi bisa berdampak buruk bagi mereka di partai final nanti. Apa saja masalahnya berikut INDOSPORT menjabarkan.
- Legenda Real Madrid, Raul Gonzales Gabung Tottenham Hotspur
- 3 Hal Penting tentang Final Liga Champions Real Madrid vs Liverpool
- Courtois Gabung ke Real Madrid Secara Gratis?
- Hadapi Liverpool, Real Madrid Bisa Alami Hal Serupa dengan AC Milan
- Lolos ke Final, Liverpool Akan Jadi Mimpi Buruk Real Madrid?
1. 1. Real Madrid Tidak Bisa Mengkontrol Pertandingan
Unggul atas Bayern Munchen di semifinal, namun Los Blancos dua kali harus mengakui keunggulan Tim asal Jerman itu dalam segi penguasaan bola. Dalam leg pertama yang berlangsung di kandang Munchen, Madrid kalah dari The Bavarians yang menguasai 55,6 persen penguasaan bola.
Lebih buruk lagi ketika leg kedua di Stadion Santiago Bernabeu. Main di kandang sendiri, Madrid kalah hingga 60 persen penguasaan bola dari tamunya tersebut.
2. 2. Konsentrasi di Menit Awal
Konsentrasi di menit awal juga menjadi hal mencolok yang tidak dimiliki Madrid. Itu jelas terlihat saat mereka berhadapan dengan Juventus di perempatfinal dan Munchen di semifinal. Dua tim tersebut sama-sama mampu membobol gawang Madrid saat bermain di Santiago Bernabeu.
3. 3. Penurunan Kualitas Ronaldo
Cristiano Ronaldo memang masih memimpin daftar topskor sementara Liga Champions 2017/18 dengan torehan 15 gol. Namun jika melihat dua laga terakhir menghadapi Munchen, kemampuan Ronaldo seakan sirna tak berbekas.
Bukan hanya gagal mencetak gol, bahkan di pertemuan leg kedua di kandang sendiri, Ronaldo hanya berhasil menciptakan satu peluang. Peluang yang masih dengan mudah bisa diamankan Sven Ulreich.
4. 4. Rapuhnya Lini Belakang
Selain masalah konsentrasi di menit awal, lini belakang Los Blancos juga disoroti karena sering membiarkan para lawan mereka bebas mengkreasikan serangan.
Saat menghadapi Munchen misalnya, jika tanpa penampilan gemilang Keylor Navas di bawah mistar, besar kemungkinan James Rodriguez dan kawan-kawan yang begitu leluasa melancarkan serangan, bisa mencetak lebih dari dua gol ke gawang mereka.
Kelemahan Madrid dalam bertahan umumnya terlihat saat Casemiro yang bisa menjadi penghalang pertama pemain lawan di lini tengah, tidak dimainkan oleh Zinedine Zidane.
5. 5. Cenderung Bertahan
Baik di babak perempatfinal maupun semifinal, Real Madrid terlihat lebih banyak membiarkan lawannya menyerang dan mereka hanya mengandalkan serangan balik. Mungkin itu adalah strategi yang diinginkan Zidane, namun dalam dua pertandingan tersebut, apa yang mereka lakukan jelas menjadi bumerang.
Saat menghadapi Juventus, gaya permainan tersebut membuat Si Nyonya Tua berhasil unggul tiga gol saat bermain di Stadion Santiago Bernabeu.
Lawan Munchen yang sudah unggul 2-1 di awal babak kedua, nyaris saja El Real harus angkat koper dari Liga Champions, andai saja Munchen bisa menceploskan lebih dari satu gol di paruh kedua tersebut. Beruntung, penjaga gawang mereka, Keylor Navas bisa tampil apik menggagalkan banyak peluang The Bavarians.