10 Klub yang 'Terusir' dari Negaranya
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang digandrungi banyak orang di planet bumi ini. Tak sekadar menjadi cabang olahraga, sepakbola telah terbentuk sebagai hiburan masyarakat di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Mayoritas masyarakat tanpa pandang bulu atau SARA (Suku, Ras, Antar Golongan) sangat menyukai sepakbola.
Berbicara tentang sepakbola dunia, tentu orang akan mengacu pada Eropa dan Amerika Selatan. Maklum saja, karena banyak pemain-pemain kelas dunia berasal dari negara-negara Latin dan Benua Biru. Jika Argentina dan Brasil selama ini selalu menjadi kekuatan sepakbola dunia dari Amerika Selatan, Eropa sudah ada Spanyol, Jerman, Italia, Prancis, dan Jerman yang kerap merasakan tinta emas di kejuaraan dunia bal-balan.
Bahkan Eropa bisa dikatakan bak kiblat sepakbola saat ini. Para pemain terbaik dunia berbondong-bondong ke Benua Biru untuk mengejar gengsi, uang, dan pengalaman menimba ilmu dalam kompetisi yang ketat.
Berbicara soal klub, ada beberapa tim sepakbola yang harus berkompetisi di negara lain demi mencari suasana yang kompetitif. Alasan lain bisa jadi karena luas wilayah negara tempat klub tersebut berada terlalu kecil, sehingga klub-klub saingan mereka pun sedikit.
Berikut INDOSPORT mengulas 10 klub yang mengikuti liga atau kompetisi di luar negaranya.
- Irfan Jaya Ungkap Sosok yang Buat Dirinya Bisa Cetak Gol Perdana di Liga 1
- Link Live Streaming Sriwijaya FC vs Bhayangkara FC
- Hanya 2 Pemain yang Akan Didatangkan Guardiola Musim Depan
- Tak Cetak Gol Lawan Home United, Simic Tergusur dari Daftar Top Skor Piala AFC 2018
- Tak Mau Dipecundangi MU, Teco Beri Wejangan Khusus untuk Lini Belakang Persija
1. 1. Wellington Phoenix
Wellington Phoenix merupakan klub asal Selandia Baru yang berdiri pada 19 Maret 2007. Klub yang berbasis di Wellington, Selandia Baru, ini berkompetisi di A-League (liga kasta tertinggi Austaralia) sejak musim 2007/2008 menggantikan klub Selandia Baru sebelumnya yakni, New Zealand Knights yang dicoret dari Liga Australia karena mengalami masalah finansial.
2. 2. Albirex Niigata
Niigata adalah satu-satunya kota besar di Laut Jepang, dan dikenal sebagai salah satu klub yang memiliki suporter terbaik di Jepang. Tidak seperti kebanyakan tim J-League, Albirex diawali sebagai klub amatir, Niigata 11, pada 1955.
Albirex adalah klub yang unik di antara klub lainnya, dengan memiliki hubungan dengan klub luar negeri. Albirax Niigata Singapore didiri bermain di kompetisi negara tersebut, S-League, dan mampu memenangkan Liga Singapura (S-League) 2016 dan 2017. Di tahun 2013, Albirex Niigata Barcelona mulai bermain di divisi empat Liga Catalunya.
3. 3. Super Reds
Super Reds didirikan pada tahun 2007 oleh komunitas warga Korea Selatan di Singapura. Pengurus awal pembentukan klub ini datang dari Asosiasi Korea-Singapura, komunitas bisnis Korea, dan kedutaan Korea di Singapura. Sebelum dinamakan Super Reds, klub ini bernama Korea Super Reds FC.
Sama seperti Albirex Niigata, Super Reds bermain di kompetisi S-League dari tahun 2007 sampai 2009. Pencapaian terbaik mereka adalah runner-up pada Liga Singapura tahun 2008.
Usai musim 2009, Super Reds berganti nama menjadi Yishun Super Reds FC. Akan tetapi perubahan nama tersebut ditolak otoritas sepakbola Singapura sehingga klub yang mayoritas pemain dari Korea Selatan itu gagal berkompetisi di S-League 2010.
4. 4. Lions XII
Dikenal juga dengan nama Singapore LIONSXII adalah klub sepak bola Singapura yang berbasis di Kallang, Singapura. LionsXII didirikan pada tahun 2011 dan mereka bermain di Liga Super Malaysia.
LionsXII dikelola oleh Asosiasi Sepakbola Singapura, skuat LionsXII menandai kembalinya Singapura ke kancah sepakbola Malaysia setelah meninggalkan Piala Malaysia pada tahun 1994.
Pada tahun 2011, Asosiasi Sepakbola Singapura dan Asosiasi Sepakbola Malaysia mencapai kesepakatan yang lebih besar dengan kerjasama antara kedua Negara ini.
Salah satu maksudnya adalah melihat Timnas U-23 Singapura bermain di Liga Super Malaysia dan Malaysia Cup dari 2012 dan seterusnya. Dalam kesepakatan ini, tidak ada pemain asing diizinkan untuk menjadi bagian dari tim Singapura ini. Sayang, klub yang melahirkan nama-nama seperti Shahril Ishak dan Baihakki Khaizan ini harus bubar pada tahun 2015.
5. 5. Brunei DPMM
Duli Pengiran Muda Mahkota Football Club atau yang lebih dikenal dengan nama DPMM FC adalah sebuah klub sepakbola yang berbasis di Bandar Seri Begawan, Brunei. Klub ini bermain di Liga Primer Brunei pada awal 2000-an.
DPMM FC kemudian memutuskan untuk bermain di Malaysia, dan bergabung dengan Liga Primer Malaysia sebagai tim asing untuk musim 2005-2006. Mereka berhasil memenangkan promosi ke Liga Super Malaysia pada akhir musim pertama mereka di kompetisi Malaysia.
Pada tahun 2009, DPMM FC meninggalkan Liga Malaysia dan bergabung dengan Liga Singapura. Sempat memenangkan Piala Liga Singapura tahun 2009, DPMM FC dipaksa untuk menarik diri dari kompetisi Liga Singapura atau lima pertandingan sebelum akhir musim berakhir setelah FIFA menghukum Asosiasi Sepakbola Brunei Darussalam akibat ikut campur pemerintah Brunei dalam urusan sepakbola.
Setelah lepas dari sanksi FIFA, DPMM juga berhasil merengkuh gelar juara S-League pada tahun 2015. Sempat ada wacana DPMM tertarik berkompetisi di Indonesia, namun klub yang kini dilatih Rene Weber itu memilih bertahan di Liga Singapura musim 2018.
6. 6. Etoile FC
Etoile FC bermaterikan warga Eropa yang kebanyakan warga asal Prancis. Klub yang berdiri pada tahun 2010 ini tampil fenomenal di Liga Singapura. Disebut fenomenal karena klub ini hanya berdiri dua tahun, yaitu pada tahun 2010 hingga 2012. Namun, pada musim pertama mereka sukses menjuarai S-League pada tahun 2011.
Pada tahun 2012, Etoile FC mengundurkan diri dari S-League karena pihak klub ingin lebih fokus ke pengembangan usia muda.
7. 7. Toronto FC
Seperti di kompetisi bola basket NBA, beberapa wakil Kanada di sepakbola juga memilih untuk berkompetisi di Major League Soccer (MLS). Salah satunya adalah Toronto FC. Klub yang berdiri pada tahun 2005 ini sudah memenangkan MLS Cup pada tahun 2007.
Bisa dipahami mengapa Toronto FC lebih memilih berkompetisi di Amerika Serikat karena Canadian Soccer League sendiri hanya berstatus semi-profesional.
8. 8. Cardiff City
Cardiff City klub asal Wales yang didirikan pada tahun 1899 sebagai Riverside AFC, klub ini dinamai Cardiff City pada tahun 1908 dan bergabung dengan sistem liga sepakbola Inggris pada tahun 1910, berlaga di Football League Selatan sebelum bergabung dengan Football League pada tahun 1920. Mereka adalah satu-satunya klub dari luar Inggris yang telah memenangkan Piala FA, melakukannya pada tahun 1927.
Kompetisi sepakbola Wales, Welsh Football League, sendiri baru terbentuk pertama kali pada tahun 1991. Sehingga sudah sangat terlambat untuk Wales 'memulangkan' Cardiff City untuk berkompetisi di negara asal. Klub yang baru promosi ke Liga Primer Inggris musim 2018/19 itu sudah telanjur berkompetisi di Liga Inggris dan bahkan membangun reputasi di negara tetangga mereka itu.
9. 9. Swansea City
Sama seperti Cardiff City, klub asal Wales lainnya yakni Swansea City juga sudah 'nyaman' dengan kompetisi sepakbola Inggris. Bahkan klub yang berbasis di Swansea, Wales, ini mewakili Inggris ketika bermain di kompetisi Eropa musim 2013/14, meskipun mereka pernah mewakili Wales di kompetisi Eropa pada tahun 1961 sampai 1992.
10. 10. AS Monaco
Inilah klub tersukses yang berkompetisi di negara lain. Pada awal masa berdirinya, AS Monaco memang dibentuk khusus oleh warga Prancis dan para penggila sepakbola di negara kecil di kawasan French Riviera tersebut.
AS Monaco didirikan pada tahun 1924 dan bermain di Ligue 1, liga tertinggi di sepakbola Prancis. AS Monaco sudah memenangkan trofi Ligue 1 Prancis sebanyak delapan kali, klub yang berdiri pada 23 Agustus 1924 tersebut menjadi tempat menimba ilmu beberapa pemain legendaris Prancis, antara lain Thierry Henry, Eric Abidal, serta bocah ajaib, Kylian Mbappe.