PSSI-nya Jerman Kritik Keras Foto Dua Bintangnya Bersama Presiden Turki
Bintang Jerman Mesut Ozil dan Ilkay Gundogan mendapatkan kritikan tajam dari pihak Federasi Sepakbola Jerman (DFB) setelah keduanya kedapatan berfoto bersama dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Erdogan tengah menjalani lawatan ke Eropa sebagai bagian dari rangkaian kampanye menjelang pemilihan umum pada bulan Juni nanti.
Dua pemain kelahiran Jerman itu memiliki darah Turki, dengan Mesut Ozil bermain untuk Arsenal dan Gundogan membela Manchester City.
Mereka turut menyambut Erdogan dan memberi presiden fenomenal itu jersey bertandatangan di sebuah acara di London pada hari Minggu (13/05/18). Di jersey tersebut, Gundogan menuliskan, “Untuk Presiden saya yang terhormat, dengan penuh hormat.”
1. Meragukan Nasionalisme Pemain
Kedua pemain itu sedang mempersiapkan diri untuk Piala Dunia 2018 bulan depan di Rusia, dimana Jerman difavoritkan untuk juara. Sementara Turki tidak lolos dari babak kualifikasi Piala Dunia.
Foto tersebut tampaknya memunculkan kritikan dari banyak politisi Jerman, dimana mereka mempertanyakan kesetiaan Ozil dan Gundogan pada nilai-nilai demokrasi Jerman.
"Sepak bola dan DFB mempertahankan nilai-nilai yang tidak cukup dihormati oleh Mr Erdogan,” kata Presiden DFB Reinhard Grindel dilansir BBC.
2. Bukan untuk Aji Mumpung
"Itulah sebabnya tidak patut bagi pemain kami membiarkan diri dimanipulasi untuk kampanye pemilihan presiden Erdogan. Saat melakukan itu, para pemain kami pasti tidak ada integrasi dengan DFB,” lanjut Grindel.
Sementara itu, direktur DFB Oliver Bierhoff juga menambahkan, “Tidak satu pun dari mereka menyadari nilai simbolis dari foto itu, tetapi ini jelas tidak dibenarkan dan kami akan membicarakan hal itu kepada mereka.”
3. Erdogan Mantan Pesepakbola
Di masa mudanya, Erdogan juga seorang pesepakbola semi-profesional untuk tim Istanbul, Kasimpasa. Ia kemudian memasuki dunia politik di tahun 1990-an dan telah berkuasa selama 15 tahun terakhir. Erdogan akan kembali berkuasa jika ia terpilih di pemilihan presiden tanggal 24 Juni mendatang.
Namun tampaknya ia harus melalui jalan terjal dengan Partai AK menentang keras niatnya. Partai yang bernafas Islamis itu pernah melakukan upaya kudeta pada bulan Juli 2016 bersama dengan para perwira militer. Sayangnya, kudeta itu berhasil digagalkan, para pelaku kudeta ditangkap dan Erdogan membersihkan seluruh jajaran militer, polisi dan pengadilan dari oposisi.