Dua Penggawa Persib Kutuk Teror Bom Surabaya
Kapten tim Persib Bandung, Supardi Nasir merasa berduka dan prihatin dengan kejadian teror bom yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo yang mengkibatkan banyak korban terluka bahkan sampai meninggal dunia.
1. Tak Ada Ajaran Bom dalam Agama
Menurut pemain yang menggunakan nomor punggung 22 ini, aksi teror tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan agama. Pasalnya orang beragama tidak akan melakukan hal dapat merugikan orang lain.
"Ya ini kejadian semua sangat menyayangkan kejadian ini, ya prihatin dengan kejadian ini. Secara enggak langsung dalam agama kita itu tercela, enggak boleh. Kita beragama panutan kita tidak mengajarkan, namanya dalam Islam tidak ada bom bunuh diri," tegas Supardi, Selasa (15/05/18).
2. Prihatin
Pemain asal Pekanbaru ini belum menjalin komunikasi dengan pemain Persebaya yang tinggal di Surabaya. Meski begitu, ia menegaskan sangat mengutuk keras aksi teror bom tersebut. Menurutnya, aksi teror tersebut tidak ada dalam ajaran agama dan dilarang.
"Belum ada kontak, cuma ya itu prihatin saja, saya sempat lihat videonya, semua terkait dengan muslim, tapi sebenarnya muslim tidak seperti itu, mudah dan simple itu muslim. Jalankan apa yang diperintahkan jauhi larangan-Nya, simple," jelasnya.
3. Khawatirkan Keluarga
Sementara itu, gelandang Persib yang berasal dari Sidoarjo, Hariono, merasa kaget saat mendengar Surabaya dan kota asalnya menjadi target serangan teror bom. Apalagi, anak dan istrinya saat ini tinggal di Sidoarjo.
"Terus terang saya takut dan khawatir dengan teror bom yang belakangan terjadi di Sidoarjo. Karena istri-anak saya tinggal di Sidoarjo. Gerakan dan eksesnya sangat berbahaya. Setiap kali aksi teroris terjadi, selalu ada korban meninggal," ucap Hariono
"Makanya, saya selalu khawatir setiap kali ada teror bom. Seperti polisi, saya masih siaga 1 juga," tegas pemain yang menggunakan nomor punggung 24 ini.