Akankah Tuah Kebangkitan Parma Tertular ke Klub Liga 3 Indonesia, Parma FC?
Akhir pekan ini publik sepakbola dunia dihebohkan dengan kabar kembalinya klub legendaris, Parma ke kasta tertinggi kompetisi sepakbola Italia, Serie A.
Pencapaian manis itu diraih setelah Parma menang 2-0 melawan Spezia pada Sabtu (19/05/18) dini hari WIB. Pada saat yang bersamaan, Frosinone menjamu Foggia bermain imbang 2-2.
Sehingga tambahan tiga poin membuat Parma menempati posisi runner-up, dan berhak lolos otomatis ke Serie A musim depan.
Parama adalah tim kedua yang memastikan diri promosi setelah sebelumnya Empoli lebih dulu karena menjuarai Serie B musim ini. Sedangkan satu tiket lagi akan diperebutkan enam tim yakni Frosinone, Palermo, Venezia, Bari, Cittadella, dan Perugia melalui babak play-off.
1. Perjalanan Promosi Parma
Ini bukanlah kali pertama Parma kembali bermain di Serie A. Pada musim 2013/14, mereka juga sudah merasakan bermain di kasta tertinggi Liga Italia itu.
Sekembalinya ke Serie A, Parma tampil cukup baik karena di akhir musim, tim berjuluk Crociati itu bertengger di peringkat keenam dengan koleksi 58 poin.
Namun sayang, di musim berikutnya yakni 2014/15 Parma mendapat masalah finansial sehingga terseok-seok mengarungi kompetisi, dan terdampar di posisi dasar klasemen di akhir musim, dengan 19 poin.
Kondisi semakin parah ketika Parma dinyatakan pailit pada tahun 2015. Sehingga mereka terdegradasi ke kasta terbawah, yakni Serie D.
2. Bangkit Dalam 3 Tahun
Setelah dinyatakan bangkrut 2015 dan terlempar ke Serie D, tak butuh waktu lama untuk Parma segera bangkit. Hanya dalam tiga tahun, mereka berhasil merasakan tiga kali promosi yakni ke Serie C, Serie B dan Serie A dengan skuat seadaanya.
Menariknya, Parma mendapat dua kali keberuntungan yang mengantarkan mereka meraih tiket promosi, yakni saat naik ke Serie B dan Serie A.
Pada musim 2016/17 saat bermain di Serie C, Parma nyaris gagal promosi karena terpaut 12 poin dari tim asuhan Filippo Inzaghi, Venezia yang memuncaki klasemen.
Beruntung Parma bernasib baik di play-off dengan mengalahkan Alessandria. Hasilnya, mereka menyusul tiga klub lainnya yang sudah lebih dulu promosi ke Serie B, yakni Cremonese, Venezia, dan Foggia.
Satu keberuntungan lagi yaitu saat mereka berhasil menempati peringkat kedua Seri B, setelah mengalahkan Spezia. Di saat bersamaan Frosinone yang jadi pesaing terdekatnya di klasemen, hanya bisa bermain imbang 2-2 lawan Foggia.
Parma unggul selisih gol dan berhak promosi setelah menempati peringkat kedua, meski poinnya sama dengan Frosinone yakni 72.
3. Akankah Tertular ke Parma FC di Indonesia?
Kisah kebangkitan Parma yang harus mengawali kesuksesan dari kompetisi kasta terbawah, bisa jadi inspirasi bagi tim klub Liga 3 Indonesia yang juga memiliki nama sama, yakni Parma FC.
Parma FC sendiri adalah klub asal Jawa Barat, yang baru saja disahkan dan menjadi anggota PSSI di Kongres Luar Biasa PSSI pada Januari 2018 lalu.
"Saya sahkan tapi akan ada perbaikan. Tim Komite Eksekutif juga akan mengecek kebenaran klub tersebut. Kami sahkan atas persetujuan kongres, tapi harus ada catatan," ujar Edy Rahmayadi.
Mirip dengan Parma di Italia, Parma FC saat ini bermain di kasta terbawah Liga Indonesia, Liga 3 dan tengah berjuang untuk bisa menembus Liga 1.
Parma FC tergabung di grup B wilayah Jawa Barat, dan masih terjerembab di dasar klasemen dengan torehan 0 poin, karena belum pernah meraih kemenangan dari tiga kali bertanding.