Ini yang Diucapkan 'Buffonnya' Parma Pasca Promosi ke Serie A Italia
Parma berhasil memastikan diri promosi ke Serie A setelah berhasil mencuri poin penuh pada laga terakhir mereka di kasta kedua Italia. Parma sukses menumbangkan Spezia dengan skor 2-0 pada dini hari tadi.
Kemenangan itu pun membuat Parma bertengger di posisi kedua klasemen akhir Serie B Italia musim ini. Parma pun mampu unggul torehan gol dari Frosinone yang sama-sama menumpulkan 72 poin.
1. Parma Cetak Sejarah Baru
Keberhasilan ini pun membuat Parma mampu mencatatkan sejarah dalam persepakbolaan Italia. Pasalnya, Parma menjadi satu-satunya klub yang mampu promosi setiap musimnya mulai dari Serie D hingga ke kasta teratas Italia.
Pada akhir musim 2014/15 Parma harus terdegradasi ke Serie D karena mengalami kebangkrutan. Pada akhir musim 2015/16 mereka langsung berhasil promosi ke Serie C. Parma pun melanjutkan tradisi promosi setiap musimnya hingga memastikan tempat di Serie A.
2. Komentar âBuffonnyaâ Parma
Alessandro Lucarelli pun berhasil menepati janjinya untuk membantu Parma kembali ke Serie A. Pemain yang dijuluki Buffonnya Parma tersebut bahkan tak menyangka bisa melakukan hal tersebut diusianya yang sudah tak lagi muda.
“Saya sudah berjanji. Saya katakan saya akan membawa Parma kembali ke Serie A. Saya menepati janjiku,” ujarnya sambil menangis, dikutip dari Sky Sport Italia.
“Ini adalah perjalanan yang kami mulai tiga tahun lalu di depan para penggemar yang luar biasa. Kami mengalami saat-saat yang sulit, (tapi) kami selalu bangkit kembali. Mereka tidak pernah menyerah dan saya bangga menjadi kapten mereka,” lanjutnya.
3. Alasan Dijuluki Buffon
Lucarelli pun memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya dijuluki Buffonnya Parma. Hal itu tak terlepas dari kesetiaannya membela klubnya. Tentunya ini sama persis dengan apa yang dialami Buffon beberapa musim lalu yang senantiasa menemani Juventus di Serie B.
Setelah didatangkan dari Genoa pada 2008 silam, Lucarelli memilih untuk setia saat timnya diharuskan bersaing di kasta keempat Italia. Padahal kebanyakan pemain Parma memilih untuk hengkang pada saat itu.