Sebelum Kembali ke Serie A, Ini 3 Kisah Pahit yang Dialami Parma
Parma berhasil memastikan diri promosi ke Serie A setelah berhasil mencuri poin penuh pada laga terakhir mereka di kasta kedua Italia. Parma sukses menumbangkan Spezia dengan skor 2-0 pada dini hari tadi.
Kesuksesan itu pun membuat Parma bertengger di posisi kedua klasemen akhir Serie B Italia musim ini. Parma pun mampu unggul jumlah gol dari Frosinone yang sama-sama mengumpulkan 72 poin.
Dengan begitu, klub yang identik dengan warna kuning tersebut berhak mendapatkan satu tempat di Serie A tanpa harus melewati babak play-off.
Keberhasilan ini pun membuat Parma mampu mencatatkan sejarah dalam persepakbolaan Italia. Pasalnya, Parma menjadi satu-satunya klub yang mampu promosi setiap musimnya mulai dari Serie D hingga ke kasta teratas Italia.
Namun sebelum kembali ke Serie A Italia, Parma telah mengalami masa-masa sulit. Masalah krisi finansial pun menjadi salah satu faktor mengapa Parma terdegradasi ke Serie D beberapa musim lalu. Berikut 3 kisah memilukan yang pernah dialami Parma.
1. Tak Bisa Bayar Petugas Keamanan
Parma dikabarkan sempat tidak mampu membayar petugas keamanan stadion pada salah satu laga kandang mereka kontra Udinese pada pertengahan Februari tahun 2015 lalu.
Hal tersebut pun membuat Parma tak bisa menjalani laga tandangnya. Pihak Serie A pun memutuskan untuk mengundur laga tersebut pada April 2015.
2. Kesulitan Bayar Bus Pemain
Tak hanya itu, pihak Parma juga tidak bisa menyewa bus saat menjalani laga kandang. Kala itu, Parma harus berkunjung ke Stadion Luigi Ferraris, markas Genoa pada 1 Maret 2015 lalu.
Situasi tersebut pun memaksa Parma menggunakan enam mobil sewaan agar tetap bisa menjalani laga tersebut.
"Tidak apa-apa, kami sewa lima atau enam mobil. Kami sudah merasa frustrasi saat tidak bisa bermain melawan Udinese. Perasaan kami sangat tak keruan," uajr Alessandro Lucarelli beberapa tahun lalu, dikutip Football Italia.
3. Tak Bisa Beli Air Mineral
Krisis finansial yang dialami Parma nampaknya tidak hanya berdampak pada tim senior. Namun skuat junior klub yang identic dengan warna kuning itu juga mengalami hal yang serupa.
Pelatih tim muda Parma saat itu, Hernan Crespo, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, tim muda Parma tak mampu membeli air minum mineral kemasan dan harus mandi dengan air dingin.
"Situasi ini benar-benar menyakitkan. Untuk membeli air minuman saja kami tak sanggup. Kami pun mandi dengan air dingin karena tidak ada listrik sehingga para pemain harus kesakitan,” ujar Crespo dilansir dari ESPN.