Pemain Kejar Wasit Saat Laga Lawan PSM Makassar, Presiden Borneo FC Santai
Presiden Borneo FC, Nabil Husein, menyatakan masih menunggu laporan pertandingan saat timnya melawan tuan rumah PSM Makassar, Sabtu (19/05/18) lalu di Stadion Andi Mattalata, Makassar. Pasalnya, dalam laga tersebut terjadi sebuah insiden yang menodai sikap fair play, tepatnya setelah peluit panjang dibunyikan tanda pertandingan usai.
Pada akhir laga itu, pemain Borneo FC nampaknya tidak puas dengan kepemimpinan wasit Handri Kristanto. Alhasil mereka lantas mengejar sang pengadil lapangan usai peluit panjang dibunyikan. Bahkan, striker Titus Bonai tertangkap kamera terus melakukan protes yang berlebihan setelah wasit memberikan tendangan bebas untuk PSM Makassar yang akhirnya berbuah gol pada menit 90+4 atau injury time.
1. Pemain Borneo FC Kejar Wasit di Laga Kontra PSM
Selain Tibo yang melakukan protes, terlihat pula Leonard Tupamahu hingga Marlon Da Sila yang mencoba melancarkan protes serupa. Beruntung, pihak keamanan sigap mengamankan Handri dan kedua asisten wasit dari kejaran pemain Borneo FC.
Melihat hal itu, Nabil mengatakan memilih untuk menunggu laporan pertandingan meski ada kemungkinan Borneo mendapat teguran bahkan berujung sanksi dari Komdis PSSI.
"Iya memang terlihat seperti itu dan ini saya masih ada tunggu laporan pertandingannya," ucapnya singkat.
2. Borneo FC Gempur PSM Makassar
Presiden Pesut Etam itu nampak santai dan justru mengapresiasi kerja keras para pemain yang mampu membuat PSM kesulitan sepanjang 90 menit. Nabil mengutip kata-kata salah satu komentator sepakbola yang mengindikasikan jika Borneo melakukan serangan berbahaya, namun belum beruntung.
"Serangan tujuh hari tujuh malam toh," tuturnya seraya tertawa.
3. Wasit Angkat Bicara
Sementara itu, wasit Handri Kristanto yang menerima perlakuan kurang menyenangkan setelah dikejar-kejar oleh pemain Borneo ikut angkat bicara. Menurutnya, para pemain seharusnya lebih bisa menahan diri dan jika tidak puas ada ketentuan yang bisa diajukan.
"Mungkin itu bentuk dari kurang kedewasaan pemain dan ofisial. Karena, kalau mau protes, 'kan sudah ada jalurnya. Bisa disertakan bukti-bukti. Sudah ada ranahnya sendiri," tutup Handri.