Marcelo Ungkap 2 Hal yang Bakal Terjadi Usai Final Liga Champions
Liverpool akan bertarung mati-matian untuk mengagalkan mimpi Real Madrid membawa pulang gelar Liga Champions selama tiga tahun berturut-turut dalam laga final di Kiev, Minggu (27/05/18). Madrid juga pasti tak ingin kalah apalagi tak ada satu gelar domestik pun yang berhasil mereka bawa pulang musim ini.
Dilansir dari Marca, bek kiri Real Madrid, Marcelo, bersemangat menunggu hasil pertandingan dan respons bagi timnya setelah peluit akhir dibunyikan.
- Ancaman Teror Hantui Final Liga Champions
- 5 Pemain Juara Liga Champions yang Harus Terdegradasi di Musim 2018/19
- 2 Posisi Starter untuk Liga Champions Masih Kosong, Zidane Galau
- Final Liga Champions, Bek Muda Liverpool Tak Mau Hormati Ronaldo
- Kerajaan Inggris Rayakan Pernikahan, Tanda Liverpool Juarai Liga Champions?
1. Dua Respons
Bagi Marcelo, setiap tim yang bertanding pasti akan menghadapi dua respons berbeda dari media tergantung hasil yang mereka dapatkan.
"Kita akan melihat apa yang terjadi setelah final, apakah media akan membunuh kita atau memuji kita," jelasnya
"Saya tidak berpikir musim ini kami mengalami bencana. Itu hanyalah presepsi media dan bagi para pemain kami bertanding untuk menang bagi klub, fans dan keluarga kami,” pungkas pemain asal Brasil ini.
2. Liverpool Tak Hanya Salah
Penyerang Liverpool, Mohamed Salah, yang berhasil membukukan 44 gol di semua kompetisi musim ini, telah menjadi idola baru. Pemain asal Mesir ini tengah berada dalam kondisi terbaik dan akan membuka peluang sukses. Namun menurut Marcelo, Madrid tak boleh mencurahkan segenap perhatiannya pada Salah.
"Salah bukanlah satu-satunya pemain mereka. Dia sangat berbakat tetapi jangan lupa mereka juga punya Firmino dan pemain hebat lainnya. Liverpool adalah tim yang hebat.” Tegas Marcelo.
3. Bela Sang Pelatih
Meskipun Zinedine Zidane banyak disalahkan karena Los Blancos gagal bersinar di ajang domesik, namun bagi Marcelo ia adalah salah satu pelatih terbaik di dunia.
"Zidane adalah salah satu pelatih terbaik yang pernah saya jumpai. Yang lebih menguntungkan, dia pernah bermain sepakbola dan itu membuat perbedaan saat melatih tim. Apa yang ada dalam pikirannya sampai kepada pemain dengan sangat baik,” pungkasnya