Jadi Pahlawan, Bale Bocorkan Alasan Niat Tinggalkan Real Madrid
Gareth Bale menjadi pahlawan kemenangan Real Madrid kala menumbangkan Liverpool 3-1 di final Liga Champions Eropa.
Masuk dari bangku cadangan untuk menggantikan Isco, Bale langsung memberikan dampak pada jalannya laga dengan mencatatkan namanya di papan skor.
Dua kali, pemain Wales ini mencatatkan namanya di papan skor. Tapi bukan dengan gol-gol biasa, melainkan dua gol spektakuler.
Pada gol pertamanya, ia mencetak gol salto yang menghujam sudut kanan atas gawang kiper Loris Karius.
Untuk gol kedua, Bale lagi-lagi menaklukkan Karius, kali ini menggunakan sepakan jarak jauh.
Kedua gol tersebut, ditambah gol Karim Benzema, mampu mengamankan titel Eropa ketiga beruntun Los Blancos.
Tapi Bale mengungkapkan kabar di masa yang seharusnya menjadi perayaan bagi suporter Real Madrid -- secara kasarnya, ia mengatakan bahwa ia ingin meninggalkan Real Madrid.
1. Kecewa Dicadangkan
"Tentu saja saya sangat kecewa untuk tidak memulai pertandingan saya rasa saya pantas untuk itu [menjadi starter] tapi pelatih membuat keputusan," ujar Bale dikutip dari TalkSport.
"Yang terbaik yang saya lakukan adalah masuk dan memberikan dampak, yang pastinya saya lakukan."
"Saya perlu bermain dari minggu ke minggu dan hal tersebut tidak terjadi musim ini," bebernya.
"Saya mengalami cedera di lima, enam pekan memasuki musim tapi saya telah pulih setelah itu. Saya harus berbicara pada agen saya di musim panas dan mendiskusikannya."
2. Musim yang Baik
"Ini adalah permainan tim tapi ketika anda adalah seorang pemain pengganti, itu adalah permainan untuk lebih dari 11 pemain. Saya memberikan dampak."
"Kami tahu apa yang telah kami capai dan sebaik apa kami."
"Liga [Spanyol] memang mengecewakan tapi kami memenangkan Liga Champions. Ini berubah menjadi satu musim yang baik."
"Kami membiarkan semua orang lain berbicara. Kami tahu bagaimana laparnya kami di ruang ganti, sesiap dan semotivasi apa kami."
3. Perbandingan dengan Gol Legendaris Zidane
Bukan hanya itu, diminta membandingkan gol saltonya dan gol sang pelatih Zinedine Zidane di tahun 2002 lalu, mantan pemain Tottenham Hotspur ini mengklaim bahwa golnya lebih unggul.
"Itu seharusnya menjadi gol terbaik di sebuah final Liga Champions, tidak ada panggung yang lebih besar. Saya hanya bagia bahwa kami mendapatkan kemenangan."