Teringat Masa Lalu yang Menyakitkan, Balotelli Belum Move On
Mario Balotelli tentu senang bisa kembali membela Gli Azzurri di tahun 2018 ini setelah absen selama 4 tahun.
Terpilihnya Roberto Mancini sebagai pelatih Timnas Italia membuat Balotelli akhirnya berkesempatan membela Negeri Spaghetty tersebut.
Setelah melewati dua laga perdananya bersama Italia, yakni melawan Arab Saudi dan Prancis, Balotelli pun mencurahkan isi hatinya.
1. Mengingat Masa Lalu yang Menyakitkan
Baru-baru ini, mantan pemain Inter Milan dan AC Milan itu membeberkan isi hatinya, di mana ia mengingat masa-masa yang menyakitkan hatinya ketika membela Timnas Italia.
Apalagi, cukup banyak suporter Timnas Italia yang menghina Balotelli bernada rasis dengan mengatakan dirinya tidak pantas menjadi orang Italia.
“Tidak mudah untuk membahas orang-orang yang tidak suka dengan saya. Tidak semua orang bisa mengerti keadaan, spanduk (tulisan rasis) itu bagian dari yang menyakitkan yang saya alami sejak masih kecil,” tandas Balotelli dilansir Football Italia.
“Saya tidak tahu apakah itu benar-benar rasis atau hanya iri. Itu sangat menyakitkan,” tambahnya.
2. Bela Conte, Kritik Ventura
Meski pada Euro 2016 Balotelli tidak dipanggil ke Timnas Italia yang saat itu dilatih oleh Antonio Conte, ia tidak menjadikan masalah.
Justru Balotelli mendukung keputusan Conte. Sebaliknya, ia malah mengkritik suksesor Conte, yakni Giampiero Ventura yang tidak memanggilnya selama Kualifikasi Piala Dunia 2018 berlangsung.
“Antonio Conte benar tidak memanggil saya pada Euro 2016, karena saat itu fisik saya sedang buruk. Kalau Giampiero Ventura saya tidak tahu alasan kenapa dia tidak panggil saya,” tambahnya.
“Saya punya pikiran buruk kenapa dia tidak memanggil saya, tapi saya tetap menyimpannya sendiri dan menghormati keputusannya,” lanjutnya.
3. Sempat Ingin Dipercaya sebagai Kapten
Balotelli sempat ingin dijadikan kapten oleh Mancini saat melawan Prancis. Namun, hal tersebut batal terjadi karena ia dimainkan di babak kedua dan pilihan jatuh ke Leonardo Bonucci yang dianggap lebih berpengalaman.
Meski demikian, hal tersebut tak dijadikan masalah baginya, karena menurutnya tugasnya untuk mencetak gol sudah cukup.
“Saya mau keberadaan saya menjadi hal yang positif untuk tim. Saya tidak merasa menjadi kapten akan memberikan perbedaan, karena saya di timnas hanya ingin mencetak gol. Tanpa ban kapten saya juga bisa berikan contoh,” tutupnya.