Kesal Terus Disalahkan, Sergio Ramos Balik Serang Pengkritiknya
Final Liga Champions yang berlangsung antara Real Madrid melawan Liverpool masih menyisakan drama bagi Sergio Ramos. Pasalnya, sang kapten terus-terusan disalahkan sebagai biang keladi yang membuat bintang Liverpool, Mohamed Salah, cedera.
Pemain internasional Spanyol itu mulai gerah dengan kritikan yang menuduh apa yang dilakukan di final bulan lalu sebagai pelanggaran ilegal. Ia pun akhirnya harus meluruskan tuduhan yang selama ini mengarah kepadanya karena sudah kelewat batas.
1. Mengecam Para Kritikus
Kekesalan Ramos terhadap para kritikus memicunya melontarkan sindiran pedas bahwa semua yang dia lakukan bisa saja melukai pemain lain saat pertandingan.
“Sekarang tinggal menunggu (Roberto) Firmino terkena flu cuma karena tetesan keringat saya,” sindirnya dengan pedas seperti dilansir Sportsmole.
2. Ramos Anggap Kritikan untuknya Keterlaluan
Ramos mulai merasa bahwa apa yang dituduhkan orang-orang atas apa yang dia lakukan sehingga membuat Salah dan Karius cedera berat sudah mulai dibesar-besarkan.
“Sial, semuanya telah meledak di luar batas,” kata Ramos. “Saya tidak ingin berbicara tetapi semuanya menjadi (masalah) besar,” lanjutnya.
Pada kasus Salah, Ramos pun sudah memberikan penjelasan bahwa bentrokan itu terjadi saat Salah menarik lengannya lebih dulu, namun yang dituduhkan justru sebaliknya.
“(Salah) menarik lenganku lebih dulu, dan aku terjatuh ke samping. Kemudian saat lengannya terluka, mereka mengatakan aku telah melakukan gerakan judo kepadanya. Lalu kiper (Karius) mengatakan dia gegar otak setelah bentrokan denganku.”
3. Bentrokan dengan Dua Pemain
Bentrokan Ramos dengan Salah di final menyebabkan penyerang The Reds itu menderita cedera bahu yang serius sehingga hampir terancam absen di Piala Dunia. Belum lagi dua blunder fatal yang dilakukan Loris Karius yang awalnya disalahkan karena performanya ternyata akibat gegar otak usai kena sikutan dari bek Los Blanco situ.
Final tersebut akhirnya dimenangkan oleh Real Madrid dengan skor 3-1 untuk mengantongi Liga Champions ketiga secara beruntun.