Ini Alasan Sikap ‘Bengis’ Lovren ke Pussy Riot
Final Piala Dunia 2018, Minggu (15/07/18) malam, di Stadion Luzhniki, sempat diganggu oleh grup punk rock, Pussy Riot, yang tiba-tiba masuk ke dalam lapangan saat pertandingan tengah berlangsung.
Kroasia kala itu sedang tertinggal 2-1 di menit ke-52. Salah satu penggawa Kroasia, Dejan Lovren, ikut mengusir anggota pria Pussy Riot yang hendak menyampaikan aksi protes terhadap Vladimir Putin.
TOP 5 NEWS INDOSPORT: RONALDO GABUNG JUVENTUS, 12 PESEPAKBOLA TERJEBAK DI GUA
Dilansir dari Daily Mail, Lovren mengaku marah dengan protes yang dilakukan oleh Pussy Riot sebab dilakukan pada saat yang tidak tepat.
Kroasia butuh gol untuk menyamakan kedudukan, namun aksi tersebut membuyarkan konsentrasinya.
“Saya sangat marah karena kami masih bertanding dan tengah dalam momen yang baik,” ujar bek berusia 29 tahun tersebut.
“Kami sedang menguasai pertandingan, tetapi kemudian beberapa pengganggu datang. Saya tidak habis pikir. Saya langsung menarik salah satu pria dari mereka dan berharap dapat melemparnya ke luar stadion.”
Sementara itu, hal berbeda ditunjukkan oleh Kylian Mbappe. Pemain muda Prancis tersebut justru memberi dua kali sambutan kepada salah seorang personil wanita Pussy Riot.
Empat anggota Pussy Riot mengacau masuk ke dalam lapangan dengan mengenakkan pakaian sekuriti. Mereka memprotes keras kepemimpinan Putin yang sewenang-wenang.
Pussy Riot juga pernah mengadakan aksi protes di Gereja Moskow. Akibatnya, salah satu anggota mereka, Nadezhda Tolokonnikova, harus mendekam di penjara pada 2012.
Mungkinkah Ronaldo Akan Menjadi Pemilik Nomor 7 Tersukses di Juventus?