3 Alasan Liverpool Sia-sia Pecahkan Rekor Transfer demi Alisson
INDOSPORT.COM - Memecahkan rekor transfer dunia untuk penjaga gawang, tentu saja nama kiper baru Liverpool, Alisson Becker langsung menjadi buah bibir.
Kiper yang musim lalu membela AS Roma ini sempat menjadi incaran klub-klub seperti Chelsea dan Real Madrid, sebelum akhirnya memutuskan untuk merumput di Anfield.
Jika mengingat inkonsistensi penampilan dua kiper Liverpool musim lalu, Loris Karius dan Simon Mignolet, tentu saja pembelian Alisson tampak seperti kemajuan besar.
Bagaimanapun, untuk melakukan transfer sebesar ini, terdapat beberapa sisi negatif yang berpotensi menjadi penyesalan di masa yang akan datang.
1. Perbedaan Gaya Bermain Liverpool dan Roma
Yang pertama adalah perbedaan gaya permainan Liverpool dan AS Roma, di mana Alisson menghabiskan musim lalu.
Roma memiliki penguasaan bola lebih banyak dari tim manapun di Serie A Italia musim lalu. Dengan kata lain, Alisson lebih banyak menghabiskan waktunya berdiam diri sementara rekan-rekannya mengalirkan bola.
Berbeda dengan Liverpool yang lebih menggunakan serangan balasan dengan gaya 'gegenpressing' ala Jurgen Klopp. Liverpool akan lebih sering menekan di daerah pertahanan lawan, menyisakan sedikit perlindungan bagi kiper.
Di Roma, Alisson, meskipun memiliki persentase penyelamatan yang begitu baik, tidak selalu menghadapi peluang-peluang berbahaya.
Sedangkan di Liverpool, ketika tekanan garis tinggi yang dimainkan oleh Mohamed Salah dkk gagal, Alisson akan kerap berada di situasi satu lawan satu dengan penyerang lawan.
Pertanyaanya, apakah Alisson mampu beradaptasi dengan dua gaya permainan yang begitu kontras ini?
2. Publik Anfield Trauma terhadap 'Blunder'
Permasalahan lainnya karakteristik Alisson yang gemar 'berpetualang'.
Salah satu kebiasaan Alisson adalah untuk maju menyambut bola, meninggalkan garis gawangnya.
Tentu saja, tidak ada yang salah dengan kiper-kiper bertipe 'sweeper-keeper' seperti yang dilakukan oleh Manuel Neuer di Bayern Munchen dan Timnas Jerman.
Bagaimanapun, dengan pengalaman para penggemar Liverpool terhadap Karius dan Mignolet -- bisa dipastikan kesalahan seorang kiper yang berakhir menjadi gol akan begitu mendapatkan perhatian.
Satu blunder dan Alisson berpotensi menjadi bulan-bulanan para pendukung dan membuatnya kehilangan kepercayaan diri yang dimilikinya saat ini.
3. Alisson, 'Anak Baru' Sepakbola Eropa
Satu lagi yang akan menjadi risiko bagi Liverpool adalah pengalaman Alisson.
Untuk seorang penjaga gawang, usia 25 tahun adalah usia yang muda dan Alisson masih membutuhkan waktu untuk benar-benar mengumpulkan pengalaman.
Masa mantan penjaga gawang Internacional ini di sepakbola elite Eropa masih terbilang seumur jagung.
Ia bergabung dengan Roma pada 2016 lalu, dan pada musim pertamanya, ia menjadi pelpais bagi Wojciech Szczesny
Baru pada musim lalu, setelah Szczensny hengkang ke Juventus lah, Alisson mendapatkan kepercayaan untuk menjadi figur utama di bawah mistar gawang Tim Serigala Ibu Kota.
Baru pada musim 2017/18 lah Alisson mendapatkan debutnya di pekan pembuka, dalam kemenangan 1-0 melawan Atalanta.
Akan selalu ada risiko status 'one season wonder' yang menjadi senjata kritik, setidaknya hingga Alisson membuktikan sebaliknya.