Viking Clap, Ketenarannya di Indonesia, Hingga Petisi untuk Menghapuskannya
INDOSPORT.COM - Fenomena Viking Clap semakin menjangkiti sepak bola Indonesia. Kini muncul petisi untuk menghilangkan tradisi Viking Clap usai laga di Indonesia.
Islandia dan Indonesia, adalah dua negara yang tak hanya jauh letaknya secara geografis, namun juga memiliki budaya dan adat istiadat berbeda. Namun, beberapa tahun belakangan pengaruh Islandia di Indonesia semakin terasa, terutama dalam hal sepak bola.
Pengaruh tersebut dimulai ketika Islandia tampil di EURO 2016. Saat itu, Timnas Islandia mempopulerkan Viking Clap dengan melakukannya bersama suporter usai pertandingan berakhir.
Kala itu, Timnas Islandia berhasil mengalahkan Inggris dengan skor 2-1 dan berhak melaju ke babak perempafinal. Setelah kemenangan itu, Timnas Islandia bersama dengan para suporternya melakukan Viking Clap sebagai bentuk selebrasi.
Masih di ajang yang sama, aksi Viking Clap juga dilakukan oleh Gareth Bale dan rekan-rekannya di Timnas Wales saat mengalahkan Belgia di perempatfinal. Tuan rumah Prancis pun juga ikut melakukan Viking Clap usai mengalahkan Jerman di semifinal.
Timnas Islandia juga melakukan aksi Viking Clap saat memastikan diri melaju ke Piala Dunia 2018. Dan semakin lama, Viking Clap semakin populer di dunia, hingga ke Indonesia.
1. Sejarah Viking Clap
Meski bernama 'Viking Clap', sejatinya Viking Clap bukanlah tradisi bangsa Viking (Islandia). Viking Clap sendiri pertama kali diadaptasi oleh klub Islandia, Stjarnan.
Saat Stjarnan bertandang ke markas klub Skotlandia, Motherwell, suporter tuan rumah mempertontonkan aksi tepuk tangan yang khas. Atraksi tersebut lalu diikuti oleh suporter Stjarnan.
Lama kelamaan, Viking Clap menjadi bagian dari selebrasi suporter klub di Islandia termasuk saat Timnas Islandia berlaga.
2. Laga Indonesia vs Islandia
Bulan Januari 2018 lalu, Timnas Indonesia berkesempatan untuk melawan salah satu peserta Piala Dunia 2018, Islandia. Pada pertandingan persahabatan itu, banyak hal bermanfaat yang terjadi dan membekas bagi sepak bola Indonesia.
Selain mendapat manfaat karena melawan tim kuat asal Eropa yang berlaga di Piala Dunia, laga yang juga sebagai pertandingan pertama di Stadion Gelora Bung Karno setelah renovasi itu juga menjadikan Viking Clap semakin populer dan terus menerus dilakukan suporter di Indonesia, dan hingga kini menjadi tradisi yang dilakukan usai laga Timnas Indonesia di berbagai kelompok umur.
Usai laga yang dimenangkan Islandia dengan skor 4-1 itu, para pemain Islandia tak langsung meninggalkan lapangan. Albert Gudmundsson dkk kemudian membawa drum dan berkumpul di tengah lapangan.
Dan selanjutnya, para penggawa Timnas Islandia melakukan aksi Viking Clap bersama para penonton yang hadir di SUGBK pada malam itu.
Selain Islandia, Timnas Kirgyzstan juga pernah melakukan Viking Clap usai mengalahkan Timnas Indonesia pada ajang Aceh World Solidarity Cup 2017 (Tsunami Cup) di Stadion Harapan Bangsa.
3. Viking Clap, Viking dan Persib Bandung
Salah satu klub di sepak bola Indonesia yang identik dengan atraksi Viking Club adalah juara paruh musim Liga 1 2018, Persib Bandung. Memiliki kelompok suporter fanatik yang bernama 'Viking', Persib Bandung semakin erat dengan tradisi Viking Clap usai laga.
Salah satu aksi Viking Clap dilakukan usai Persib menjamu PSM Makassar pada putaran pertama Liga 1 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Setelah laga yang dimenangkan Maung Bandung dengan skor 3-0 tersebut, para pemain Persib dipimpin oleh sang kapten Supardi, melakukan aksi Viking Clap bersama puluhan ribu suporter.
4. Viking Clap di Laga Timnas Indonesia
Semakin populernya Viking Clap di Indonesia kembali terasa dalam dua bulan ke belakang ini. Tepatnya di ajang Piala AFF U-19 2018, dan Piala AFF U-16 2018.
Usai laga Timnas Indonesia, suporter di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, selalu melakukan atraksi Viking Clap atau yang disebut oleh presenter Valentino 'Jebret' Simanjuntak sebagai 'Garuda Clap' bersama para penggawa Garuda Jaya dan Garuda Asia.
5. Petisi untuk Menghapus Viking Clap
Meskipun aksi Viking Clap sangat populer, menakjubkan, dan membuat merinding jika menyaksikan atau mendengarkannya langsung, tetapi ada penggemar sepak bola nasional yang menginginkan tradisi Viking Clap usai laga Timnas Indonesia dihilangkan.
Salah satunya dilakukan seorang seorang suporter bernama Eko Prasetyo. Eko Prasetyo bahkan sudah membuat sebuah petisi di situs Change.org dengan tajuk "Ganti 'Viking Clap' dengan menyanyikan 'Tanah Airku Tidak Ku Lupakan'".
Melalui petisi tersebut, Eko Prasetyo mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk merubah kebiasaan melakukan Viking Clap usai laga Timnas Indonesia.
"Bukan karena Viking Clap buruk namun karena Viking Clap tidak ada sejarahnya bagi bangsa kita. Tunjukkan pada dunia kalau Indonesia bukan bangsa yang doyan menjiplak persis apa yang orang lain punya," tulis Eko sebagai salah satu alasan untuk menghapus aksi Viking Clap.
"Saya memiliki usul untuk setiap akhir pertandingan untuk menyanyikan lagu Tanah Airku Tidak Ku Lupakan. Karena lagu nasional akan lebih dihayati para pemain dan para penonton apa lagi jika timnas berlaga di luar negeri sana," lanjutnya sebagai pengganti Viking Clap.
Dari pantauan INDOSPORT, petisi yang dibuat pada 4 Agustus 2018 itu menyasar 1000 tanda tangan. Dan hingga tulisan ini diterbitkan, sudah ada 784 orang yang memberikan tanda tangan pada petisi ini.
Pembagian Grup Asian Games 2018 Cabang Sepakbola Putra
Terus Ikuti Berita Sepak Bola dan Olahraga Lain Serta Serba-serbi Asian Games 2018 di INDOSPORT