Sempat Berjaya di Masa Lampau, Apa Kabar 3 Strategi Sepak Bola Ini Sekarang?
INDOSPORT.COM - Seiring berjalannya waktu, berbagai elemen di dunia ini terus mengalami perkembangan. Teknologi, pemikiran, dan ilmu pengetahuan terus melangkah maju mengikuti perubahan zaman yang ada.
Perkembangan dan kemajuan juga tak luput dari jagat sepak bola. Teknik bermain, teknologi, serta strategi yang dipakai pelatih, terus mengalami perkembangan dan semakin memajukan olahraga mengolah si kulit bundar ini.
Khusus soal strategi, ada beragam inovasi yang telah dilakukan. Pelatih-pelatih ternama terus berusaha mengembangkan pola permainan baru demi membawa kejayaan bagi timnya.
Namun, di balik semua perkembangan yang ada, ternyata ada tiga strategi klasik yang dahulu begitu populer. Ketiga strategi tersebut pun sempat menapaki kejayaannya masing-masing, dan sudah jarang terdengar di era sepak bola modern sekarang ini.
Lalu, apa saja strategi klasik yang dimaksudkan tersebut? Berikut ulasan INDOSPORT. com
1. Kick and Rush
Membahas Kick and Rush, tentu akan selalu berkaitan dengan persepakbolaan Inggris. Kick and Rush sendiri pertama kali dikemukakan oleh seorang veteran tentara Inggris yang kemudian beralih profesi menjadi pengamat sepakbola, Charles Reep, pada tahun 1950 silam.
16 tahun berselang, strategi ini langsung menghantarkan tim nasional Inggris menjuarai gelaran Piala Dunia. Bahkan, saat memasuki medio 80-an, Kick and Rush semakin meroket dengan kedigdayaan Liverpool menguasai kompetisi domestik, maupun Eropa.
Penerapan strategi ini, sebenernya sudah bisa ditebak bila menilik pengertian dari kata per katanya, Kick berarti menendang, dan Rush adalah terburu-buru. Ya, dalam kick and rush, sebuah klub akan berusaha mengalirkan bola secepat-cepatnya ke daerah pertahanan lawan, dan berharap terjadi kemelut yang berujung gol.
Namun, seiring berkembangnya zaman, strategi legendaris ini nampak kesulitan beradaptasi dengan gaya sepak bola modern. Klub-klub sukses di Liga Inggris pun, kini mulai melupakan segala keampuhan yang dimiliki oleh Kick and Rush. Jadi, apakah Kick and Rush bisa tetap bertahan dan menghiasi dunia sepakbola?
2. Cattenacio
Strategi ini sebenarnya pertama kali diciptakan oleh pelatih berkebangsaan Austria, Karl Rappan, bersama tim nasional Swiss pada kisaran tahun 1937 silam. Namun, kala memasuki medio 60-an, Helenio Herrera tiba-tiba membawa Cattenacio ke Inter Milan dan berhasil meraih banyak gelar. Sejak itu pula, Cattenacio perlahan-lahan mulai identik dengan persepakbolaan Italia.
Penerapan strategi ini sendiri, mengharuskan sebuah klub untuk membentuk pertahanan yang sangat kuat dan berlapis. Biarkan lawan terus menyerang, hingga tiba saatnya mereka lengah, dan segera lakukan serangan balik mematikan.
Berbeda dengan Kick and Rush yang sudah mulai luntur, Cattenacio tetap bisa bertahan di era sepakbola modern. Sampai sekarang, beberapa pelatih ternama, seperti Jose Mourinho, masih kerap memakai dan mengembangkan pola Cattenacio sebagai jurus andalannya.
3. Total Football
Belanda juga punya strategi ampuh yang cukup mendunia, yaitu Total Football. Rinus Michels merupakan sosok pelatih yang pertama kali mempopulerkan strategi ini. Berkat Tottal Football, Michels sukses membawa Ajax Amsterdam menjuarai gelaran Liga Champions dalam tiga tahun berturut, 1971 sampai 1973.
Belum berhenti sampai di situ, Michels kembali membawa Total Football saat dirinya menangani tim nasional Belanda. Ia pun kembali membuktikan kedigdayaan strategi ini dengan membawa Belanda menjadi finalis Piala Dunia 1974.
Setelah Michels lengser, giliran anak didiknya, Johan Cruyff, yang melanjutkan tradisi Total Football. Cruyff bahkan menularkan strategi ini sampai ke tanah Spanyol bersama Barcelona, baik saat masih menjadi pemain, ataupun sebagai pelatih.
Dalam segi penerapan Total Football, sebuah klub wajib melakukan permainan fleksibel dengan umpan-umpan pendek. Para pemainnya pun juga dituntut untuk memiliki tingkat stamina yang tinggi. Sebab, dalam Total Football, para pemain harus terus bergerak, entah untuk membuka ruang dan menyerang, atupun berlari membantu pertahanan.
Kini, Total Football telah dikembangkan menjadi sistem baru bernama Tiki-Taka. Pep Guardiola dan Barcelona berhasil meraih banyak gelar berkat evolusi dari strategi Total Football tersebut.