Edy Rahmayadi, Guardiola, PSSI dan Surat Teguran FIFA
INDOSPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi baru saja dilantik oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, sebagai Gubernur Sumatra Utara, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (05/08/18) kemarin.
Seiring pelantikan gubernur terpilih di berbagai daerah selesai, komentar-komentar yang meminta Edy untuk segera meninggalkan jabatannya sebagai Ketum PSSI pun membanjiri semua platform sosial media.
Para netizen yang meminta Edy Rahmayadi untuk mundur dari PSSI mengatakan bahwa sepak bola Indonesia memerlukan ketum yang tidak rangkap jabatan. Bahkan, tidak sedikit dari mereka, langsung mention ke akun resmi FIFA di sosial media.
Netizen meminta FIFA untuk memberikan teguran kepada PSSI agar mendesak Edy mencopot jabatannya sebagai ketum. Banyak yang menyebut ada statuta FIFA yang melarang ketum federasi sepak bola sebuah negara merangkap jabatan yang berkaitan dengan politik.
Namun, di sini INDOSPORT tidak ingin membahas statuta tersebut. Kami ingin Edy Rahmayadi berkaca pada kasus yang menimpa Pep Guardiola pada awal tahun 2018 ini. Kasus seperti apa?
1. Guardiola, Catalan dan Sepak Bola
Pada pertengahan Februari lalu, Guardiola secara terang-terangan menunjukkan dukungannya pada kemerdekaan Catalan di pinggir lapangan ketika membimbing Manchester City berlaga di Liga Primer Inggris.
Pita kuning dikenakannya di bagian dada kanannya yang merupakan simbol kemerdekaan Catalan dari Spanyol. Tidak lama setelah aksinya tersebut, Guardiola pun diberikan teguran keras oleh federasi sepak bola Inggris (FA).
"Anda tak bisa memakainya dan kami tak ingin perlengkapan sepakbola menampilkan simbol-simbol politik. Sangat jelas, pita kuningnya adalah sebuah simbol politik, itu adalah simbol kemerdekaan Catalan," kata chief executive FA, Martin Glenn, dilansir dari BBC.
Karena eks gelandang Barcelona itu bersikeras, tiga surat dakwaan dilayangkan FA kepada Guardiola saat itu. Ternyata FA juga terdesak, pasalnya, mereka juga mendapat surat peringatan dari induk organisasi sepak bola dunia (FIFA) yang tidak senang dengan aksi Guardiola tersebut.
"FA meminta Guardiola mencopot pita kuning itu karena tindakan itu aksi berbau politik. FA juga telah mendapat teguran keras dari FIFA, yang menganggap pita kuning itu simbol politik, yaitu kemerdekaan Catalan," tulis sebuah laporan dari Telegraph, 23 Februari 2018.
2. Menanti Teguran FIFA ke PSSI
Seperti yang sudah diberitakan usai pelantikan Gubernur, Rabu kemarin, Edy Rahmayadi ternyata sudah menegaskan bahwa dirinya tidak akan melepaskan jabatan Ketum PSSI dan merasa mampu untuk merangkap jabatan.
"Saya tidak akan mundur, saya sudah membuat programnya. Sudah kami siapkan rancangan program untuk PSSI sampai 2034.
"Di dalamya ada tiga buku petunjuk, petunjuk administrasi PSSI, petunjuk teknis PSSI, dan petunjuk pembinaan tim muda dari usia 15 tahun hingga senior," ujar Edy kepada pewarta di Istana Negara.
Jika sudah begini, seperti Guardiola yang awalnya bersikeras memakai pita kuning tersebut, hingga tiga kali teguran dari FA yang akhirnya juga ditegur FIFA, PSSI juga tinggal menunggu teguran keras dari FIFA.
Memang, jika membaca ulasan dari regulasi dan statuta FIFA, para pelaku sepak bola tidak diperbolehkan ikut serta atau menunjukkan sedikit pun sikap politik, bahkan ikut serta dalam politik.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT