5 Hal yang Bisa Buat Barcelona Juara Liga Champions Musim 2018/19
INDOSPORT.COM - Musim Liga Champions 2018/2019 akan segera bergulir. 32 klub terbaik dari seluruh benua Eropa siap bertempur agar dinobatkan sebagai klub terbaik di Eropa pada Mei tahun 2019 nanti.
Setiap klub yang hadir memiliki tujuan berbeda di ajang bergengsi ini. Sebagian besar hanya mencari sensasi. Sementara sebagian lagi memiliki tujuan jelas untuk memenangkan turnamen.
Barcelona adalah salah satu tim elit dalam kompetisi yang akan berusaha mati-matian mengangkat trofi Liga Champions. Menjadi salah satu klub paling sukses dan memiliki beberapa pemain terbaik menjadikan mereka salah satu pesaing berat.
Sayangnya, Blaugrana mengalami kesulitan dan gagal menembus perempatfinal dalam tiga musim terakhir. Situasi ini semakin mengerikan bagi Barcelona karena trofi justru jatuh ke tangan rival abadi mereka, Real Madrid.
Terakhir kali Barcelona memenangkan trofi Liga Champions pada tahun 2015. Saat itu, mereka juga menjadi klub pertama yang memenangkan treble sebanyak dua kali.
Meskipun mereka bukan favorit juara kali ini, Barcelona masih menjadi salah satu tim terbaik di Eropa. Berikut ini adalah lima hal yang harus dilakukan Barcelona untuk memenangkan trofi Liga Champions musim ini seperti dilansir dari Sports Keeda.
1. Maksimalkan Coutinho
Setelah spekulasi transfer berkepanjangan, Philippe Coutinho akhirnya mencapai keinginan masa kecilnya ketika resmi bergabung dengan Barcelona pada Januari lalu.
Pemain asal Brasil ini menjadi pemain termahal Blaugrana, dan dibeli untuk menjadi pengganti Andres Iniesta yang kini telah hengkang.
Meskipun demikian, cukup sulit bagi Counthino untuk mereplikasi kemampuan gemilang Iniesta. Jika Iniesta adalah pemain yang lebih tenang dan penuh perhitungan, Coutinho justru sebaliknya.
Ia tidak takut untuk membuat serangan cepat, menggabungkan teknik yang bermain yang baik dengan bakatnya sehingga menawarkan gaya yang unik namun bebas ke lini tengah Barcelona.
Coutinho juga dikenal sebagai pemain yang cepat, lincah dan memiliki tembakan akurat, sehingga mampu membuat banyak peluang gol bagi Barcelona.
2. Berikan Dembele Lebih Banyak Kesempatan
Dembele mulai tampil mengesankan musim ini. Pemain yang didatangkan dari Borussia Dortmund pada musim panas 2017 itu ditargetkan sebagai pengganti Neymar.
Namun, cedera hamstring yang menimpanya pada awal kedatangannya membuat Dembele harus absen selama tiga bulan. Ia bahkan jarang dimainkan setelah itu.
Kedatangan Malcom dan Coutinho membuat spekulasi tentang masa depan Dembele di Barcelona semakin tak menentu. Namun, Ernesto Valverde menaruh kepercayaan padanya, karena penampilannya di Dortmund yang luar biasa.
Ternyata, keyakinan Valverde tak salah karena Dembele telah menjadi pemain paling efektif di Barcelona sejauh ini. Ia telah mencetak penentu kemenangan dalam tiga pertandingan, termasuk Piala Super Spanyol melawan Sevilla.
Dembele adalah salah satu pemain muda berbakat, dan keahliannya menawarkan sesuatu yang unik untuk gaya permainan Barcelona. Karena itu, sangat bijaksana bila Valverde memanfaatkan Dembele secara efektif di Liga Champions.
3. Temukan Pencetak Gol Alternatif untuk Suarez
Luis Suarez adalah salah satu striker terhebat dalam sejarah. Ia bahkan memenangkan Golden Boot di tiga Liga Eropa yang berbeda yaitu Eredivisie Belanda, La Liga Spanyol, dan Liga Primer Inggris.
Barcelona mengontraknya pada tahun 2014 dari Liverpool di tengah kontroversi gigitannya kepada Giorgio Chiellini di Piala Dunia. Namun, Suarez membalas kepercayaan itu dan membantu klun meraih treble di musim pertamanya.
Bersama dengan Neymar dan Lionel Messi, mereka menjadi trio mematikan yang menjadi malapetaka bagi klub besar Eropa. Sayangnya, dengan kepergian Neymar, sebagian besar tanggung jawab mencetak gol jatuh pada Messi dan Suarez.
Itu menjadikan beban besar dan Suarez telah berjuang keras. Dia mengalami kekeringan gol musim lalu, termasuk 5 pertandingan tanpa gol beruntun di La Liga.
Kehadiran Messi di samping, memang bisa menutupi kekurangan Suarez di depan gawang. Namun, Messi juga rentan kehilangan performa terbaiknya Liga Champions.
Jika itu terjadi lagi musim ini, maka Barcelona harus mulai mencari opsi seorang pencetak gol alternatif, karena Suarez kini mungkin bukan pilihan yang efisien.
4. Pola Permainan Mulai Monoton
Selama satu dekade terakhir, Barcelona mendapat reputasi sebagai pemilik gaya permainan yang memprioritaskan ketrampilan penguasaan bola di atas keahlian lain dan dikenal sebagai tiki taka.
Meskipun telah lama berada di Barca pola bermain ini menjadi terkenal ketika tim dilatih oleh Pep Guardiola. Ia berhasil membuat Barca memasuki periode paling sukses dalam sejarah klub karena memenangkan 16 piala dalam empat musim.
Sayangnya dalam beberapa musim terakhir, perkembangan permaian membuat tiki-taka menjadi tidak efektif. Terlebih dua pemain yakni Xavi dan Iniesta telah meninggalkan klub.
Tersingkir dari Liga Champions ketika melawan AS Roma, Juventus, dan Atletico Madrid menjadi catatan penting. Barcelona sangat lihai menguasai bola namun gagal untuk menciptakan ancaman nyata di gawang lawan.
Jika klub ingin bergerak maju, mereka harus mencari cara untuk mengubah pola permainan mereka seperti yang dilakukan Guardiola. Jika tidak, musim ini akan menjadi musim yang menyakitkan lagi bagi Blaugrana.
5. Lepaskan Lionel Messi
Messi adalah salah satu pemain paling bersinar di Barcelona selama satu dekade terakhir dan tak perlu lagi diragukan ketajamannya mencetak gol di lapangan hijau.
Kembali pada tahun 2009 dan 2012, Messi menjadi pemain paling ditakuti karena ia berhasil mencetak ratusan gol. Namun, di beberapa musim terakhur, dia telah berjuang keras.
Messi bahkan didepak dari tiga kandidat teratas penghargaan FIFA untuk pertama kalinya sejak 2007. Ia bahkan belum memenangkan Ballon d'Or sejak 2015.
Belum cukup, Messi juga memiliki Piala Dunia yang mengecewakan bersama Argentina, di mana La Albiceleste tersingkir di babak 16 besar.
Namun, Messi saat ini adalah Singa yang terluka yang berusaha untuk mendapatkan kembali harga dirinya. Barcelona bisa memanfaatkannya dengan baik bila ia diberi kebebasan untuk melepaskan amarahnya.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Champions Lainnya Hanya di INDOSPORT