3 Kerugian yang Timbul Jika Persib Berkandang di Luar Jawa
INDOSPORT.COM - Kematian suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila, berbuah sanksi berat yang secara resmi dikeluarkan oleh Komisi Disiplin PSSI pada Selasa (02/10/18).
Haringga tewas dalam pengeroyokan yang dilakukan oleh sejumlah orang terduga pendukung Persib Bandung beberapa pekan lalu di area luar Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Persib dinilai telah melanggar sembilan poin yang telah ditetapkan oleh Komdis PSSI sebelumnya. Pelanggaran itu dilakukan tak hanya oleh pihak Persib saja, namun juga secara perseorangan.
Persib harus menjalani sanksi pertandingan home di luar Pulau Jawa (Kalimantan) tanpa penonton sampai akhir musim kompetisi 2018 dan pertandingan home tanpa penonton di Bandung sampai setengah musim kompetisi tahun 2019.
Sanksi pun dikenakan kepada suporter berupa larangan untuk menyaksikan pertandingan Persib Bandung pada saat home maupun away serta pertandingan Liga 1 lainnya sejak putusan tersebut ditetapkan sampai pada setengah musim kompetisi 2019.
Atas sanksi ini, Persib pun dibayangi kerugian besar mulai dari materil sampai ancaman peluang juara. Berikut ini INDOSPORT rangkum tiga kerugian yang bisa timbul jika sanksi untuk Persib ini jadi diberlakukan.
1. Peluang Juara Terancam
Sanksi bermain di luar Bandung merupakan hukuman terberat bagi Persib mengingat tim Maung Bandung sangat kuat jika bermain di kandang.
Berdasarkan statistik, sejak awal musim 2018, dari total 11 laga kandang, Persib mampu memenangkan 9 di antaranya.
Sementara jika dibandingkan dengan laga tandang, dari 12 pertandingan, skuat asuhan Mario Gomez hanya mampu memenangi 4 di antaranya. Sisahnya, Persib meraih 4 kali imbang dan 4 kali kalah.
Statistik menunjukkan bahwa Persib kuat di laga kandang. Lalu bagaimana jika laga 'kandang' Persib nanti diselenggarakan di Kalimantan?
Sampai sisa musim 2018, Persib masih memiliki 6 laga kandang dari total 11 pertandingan tersisa. Peluang juara Persib pun tentunya terancam apabila poin yang diperoleh tak sesuai target.
2. Kerugian Materil Lebih dari Rp20 miliar
Setiap laga kandang yang dijalani Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) selalu menyumbang pendapatan besar bagi kas klub.
Sebagai klub yang memiliki basis suporter besar dan stadion yang juga besar, maka pendapatan yang diperoleh Persib pun bisa fantastis untuk ukuran klub Indonesia.
Berdasarkan perhitungan kasar, apabila rata-rata suporter yang datang ke GBLA adalah sebanyak 30 ribu orang (dari total kapasitas 38 ribu) Persib bisa menerima pendapatan kotor Rp1,5- Rp1,7 miliar.
Laga kandang Persib sendiri seperti yang kita ketahui hampir selalu dipenuhi penonton.
Jika menghitung laga kandang sisa di musim 2018 (6 laga) dan paruh musim 2019 (8 laga), maka total akan ada 14 laga kandang Persib yang tidak dihadiri suporter.
Jika mengalikan (setidaknya) Rp1,5 miliar dengan total 14 laga, maka Persib bisa merugi sampai dengan Rp21 miliar! Jumlah ini tentu saja amatlah besar.
Selain itu, Pemerintah Kota Bandung juga secara tak langsung ikut merugi jika Persib terusir. Setiap laga kandang yang dilakoni Persib di GBLA turut berperan menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.
Pemasukan tersebut didapat dari penarikan pajak sebesar 10 persen yang berasal dari pendapatan tiket. Jika suporter yang datang memenuhi seluruh kapasitas GBLA, Pemkot Bandung bisa menerima hingga Rp200.
3. Liga 1 Kehilangan Daya Tarik
Seperti yang kita ketahui, suporter merupakan salah satu elemen terpenting dalam sepak bola Indonesia. Banyaknya basis suporter di Indonesia dan antusiasme yang besar dari suporter memberikan gairah tersendiri bagi Liga 1.
Bobotoh secara umum merupakan salah satu kelompok suporter besar yang selalu memberikan warna tersendiri bagi Liga 1, mulai dari aksi-aksi koreo hingga menambah semarak laga yang disuguhkan di layar kaca.
Dengan absennya Bobotoh menyaksikan laga Persib yang main tanpa penonton di Kalimantan, maka Liga 1 dikhawatirkan sedikit banyak akan kehilangan daya tariknya.