3 Opsi di Lini Depan Timnas Indonesia U-19 Jika Rafli 'Mandul'
INDOSPORT.COM - Rafli Mursalim gagal mencetak gol saat pertandingan Timnas sepak bola Indonesia U-19 vs Chinese Taipei. 3 opsi ini bisa dilakukan di lini depan Timnas U-19.
Timnas Indonesia U-19 memulai perjuangan di kejuaraan sepak bola Piala Asia U-19 2019 dengan meraih kemenangan 3-1 atas Chinese Taipei. Dua gol dibuat oleh Witan Sulaeman, dan satu gol lagi dicetak oleh Egy Maulana Vikri.
Dua pemain tersebut mampu mencetak gol, meski tak menjadi target man di lapangan. Karena posisi ujung tombak sejatinya ditempati oleh M Rafli Mursalim.
Namun, Rafli gagal menunjukkan permainan terbaik dan gagal mencetak gol. Rafli pun digantikan oleh Todd Rivaldo Ferre pada menit ke-73 babak kedua.
Rafli sendiri terakhir kali menyumbang gol bagi Timnas U-19 di laga resmi adalah pada ajang Piala AFF U-19 2018 lalu. Pada pertandingan Indonesia vs Vietnam 7 Juli 2018 lalu, Rafli mencetak satu-satunya gol pada pertandingan itu.
Tetapi setelah itu, Rafli belum kembali menyumbang gol di ajang resmi bagi Timnas Indonesia U-19. Masalah ini harus segera dicari solusinya agar lini depan Timnas U-19 semakin tajam.
Berikut 3 opsi yang bisa dilakukan di lini depan Timnas Indonesia U-19 jika Rafli Mursalim gagal mencetak gol.
1. Memainkan Hanis Saghara
Opsi pertama yang bisa dilakukan jika Rafli Mursalim gagal mencetak gol adalah dengan memainkan Hanis Saghara sebagai ujung tombak. Pada pertandingan melawan Chinese Taipei, Hanis baru dimasukkan saat injury time babak kedua.
Jika saja Hanis Saghara dimainkan lebih awal menggantikan Rafli yang gagal mencetak gol. Bisa saja jumlah gol yang dicetak Timnas Indonesia U-19 akan lebih dari tiga gol.
2. Menduetkan Rafli dan Hanis
Timnas Indonesia U-19 mempunyai pakem 4-3-3 atau 4-2-3-1 dengan satu striker murni sebagai ujung tombak. Formasi dan strategi ini yang sering dijalankan Timnas U-19 di berbagai pertandingan.
Namun, jika ujung tombak yang diturunkan gagal mencetak gol, harus ada opsi lain yang dilakukan. Salah satunya adalah dengan menurunkan satu striker lagi dan menduetkan dua striker tersebut.
Strategi ini sering digunakan oleh Paris Saint-Germain ketika masih ada Ibrahimovic. Ezequiel Lavezzi sering diturunkan untuk menemani Ibra di lini depan.
Hal itu juga dilakukan di musim berikutnya ketika PSG kedatangan target man lain, Edinson Cavani. Cavani dan Ibra bisa bermain dengan baik saat diduetkan di lini depan.
Dengan menurunkan Rafli dan Hanis secara bersamaan, lini belakang juga akan kesulitan untuk mengawal keduanya saat di kotak penalti.
3. Menaruh Egy Sebagai False Nine
Strategi false nine sudah cukup populer di Indonesia. Bahkan Timnas Senior dan Timnas U-23 sering melakukan strategi ini dengan menaruh Stefano Lilipaly sebagai false nine.
Strategi ini juga bisa dilakukan di Timnas U-19, dengan menaruh Egy sebagai false nine. Egy bisa dengan leluasa bergerak di depan, membuka ruang untuk rekan-rekannya yang lain, sekaligus menyelesaikan peluang di depan gawang.
Ikuti terus berita Piala Asia U-19 2018 dan Sepak Bola Indonesia lainnya hanya di INDOSPORT.COM