Ketika PSM Makassar Juara Liga Indonesia dan Membuat Kejutan di Level Asia
INDOSPORT.COM - Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 2018 hanya tinggal menyisakan lima laga lagi. PSM Makassar jadi kandidat terkuat klub yang akan keluar sebagai juaranya.
Sebab, hingga saat ini mereka masih memuncaki klasemen sementara Liga 1 dengan torehan 53 poin atau selisih empat poin dari pesaing terdekatnya, Persib Bandung yang berada di urutan kedua.
Untuk mewujudkan ambisi menggondol gelar juara musim ini, PSM diwajibkan menyapu bersih sisa laga dengan kemenangan.
Adapun calon lawan PSM di laga-laga selanjutnya adalah Persebaya (10/11/18), Persija (16/11/18), Bali United (25/11/18), Bhayangkara FC (03/12/18), PSMS Medan (09/12/18).
"Persaingan papan atas klasemen sangat ketat. Penting bagi PSM untuk mendapatkan poin penuh,” ucap pelatih PSM, Robert Rene Albert dikutip dari laman resmi klub.
“Kita akan maksimalkan semuanya untuk asa juara. Tidak mudah karena banyak tim juga yang akan memaksimalkan pertandingan sisa untuk jadi juara," sambungnya.
1. Mengulang Memori 17 Tahun Silam
Jika konsistensi permainan Ferdinand Sinaga cs mampu terjaga dengan baik hingga lima laga tersisa, bukan tidak mungkin mereka akan mengulang memori indah 18 tahun silam, dimana klub yang didirikan pada 2 November 1915 itu merengkuh gelar juara Liga Indonesia musim 1999/2000.
Kala itu PSM yang banyak diperkuat pemain bintang semisal Kurniawan Dwi Yulianto, Aji Santoso, Carlos De Melo, dan Bima Sakti, berhasil melangkah hingga babak final usai kalahkan Persija dengan skor 1-0 di semifinal.
Pada partai puncak yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 23 Juli tahun 2000, PSM bertemu dengan PKT Bontang yang diperkuat mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini.
Pertandingan sendiri berjalan cukup alot, hingga akhirnya anak asuh Syamsuddin Umar berhasil keluar sebagai juara usai menang dengan skor 3-2.
Masing-masing gol PSM diciptakan oleh Kurniawan (2 gol) dan Rachman Usman. Sedangkan gol balasan PKT dicetak oleh Aris Budi Prasetyo dan Fakhri Husaini.
"Kita belum berpikir mau juara waktu itu. Karena yang kami pikir adalah bermain bagus saja di setiap pertandingan. Hasilnya bisa dilihat, di babak final kita menang dan juara," kata pelatih PSM kala itu, Syamsuddin Umar dikutip dari Tribun Timur.
2. Kiprah di Liga Champions Asia
Usai menjadi juara, PSM dipastikan menjadi wakil Indonesia di ajang kompetisi sepak bola antar klub elite di Asia, yakni Liga Champions Asia musim 2000/21.
Dalam kiprahnya, Pasukan Ramang berhasil membuat kejutan. Di pertandingan putaran pertama, mereka mampu menahan imbang wakil Vietnam, Song Lam Nge Ahn di leg pertama dengan skor 0-0 di Stadion Mattoangin.
Namun PSM berhasil membalikan keadaan di kandang Song Lam Nge Ahn dengan skor 4-1 di leg kedua. Hasil tersebut sudah cukup membuat PSM melaju ke babak selanjutnya.
Di putaran kedua, laju PSM kembali tak terbendung. Bertemu dengan jawara Liga Thailand, Royal Thai Air Force. PSM sukses melumat lawannya dengan aggregat skor 11-1.
Leg pertama di Stadion Mattoangin mereka menang dengan skor 6-1. Sedangkan di leg kedua yang digelar di Thailand, PSM menang dengan skor 5-0.
Hasil tersebut membuat PSM melaju ke perempatfinal. Di babak ini, PSM tergabung dengan klub-klub elite Asia seperti Jubilo Iwata (Jepang), Suwon Samsung Bluewings (Korea Selatan) dan Shandong Luneng Taishan (China).
PSM Makassar gagal mempertahankan magis. Dari tiga pertandingan melawan klub-klub di atas, mereka tidak sekalipun meraih kemenangan. PSM Terpuruk di dasar klasemen, tanpa satupun poin.
"Walau begitu, sudah lolos ke Liga Champions Asia sudah merupakan kebanggaan tersendiri. Maka menurut saya, selain konsistensi, juga harus ada rasa bangga memiliki dan membela tim ini," kenang Syamsuddin Umar.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT.