Sebut GBK Jelek, Inilah 3 Fakta Mengenai Markas Satu-satunya Timor Leste
INDOSPORT.COM - Menjelang pertandingan kedua Grup B Piala AFF 2018 yang mempertemukan Timnas Indonesia melawan Timor Leste, Selasa (13/11/18), Norio Tsukitate, selaku pelatih utama Timnas Timor Leste mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan pada sesi konferensi pers.
Menurutnya, kualitas lapangan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) tempat di helatnya laga tersebut, sangatlah buruk. Dirinya berdalih, terdapat beberapa lubang di setiap sudut-sudut lapangan.
"Kondisi rumput sangat buruk. Ada beberapa bagian di pinggir berlubang," tuturnya.
Tak cukup sampai di situ, pelatih berkebangsaan Jepang ini pun turut membandingkan kualitas stadion kebanggaan Indonesia ini dengan stadion-stadion di Thailand yang menurutnya sudah layak untuk menggelar pertandingan internasional.
"Kondisi rumput di sini ini berbeda saat kita bermain di Thailand sangat bagus. Kita juga dapat tempat latihan yang bagus," lanjut Norio.
Pernyataan pelatih Timor Leste ini pun menuai banyak kecaman. Terutama dari masyarakat Indonesia, tak sedikit yang mempertanyakan kualitas stadion di Timor Leste sendiri.
Menanggapi hal tersebut, INDOSPORT pun coba mencari tahu kondisi stadion Timor Leste. Setelah ditelisik lebih jauh, negara pecahan Indonesia ini ternyata menyimpan beberapa fakta-fakta yang menarik.
Maka dari itu INDOSPORT telah merangkum 3 fakta menarik mengenai stadion kebanggaan Timor Leste, Stadion Nasional Timor Leste.
1. Mempunyai Nama Portugis
Seperti yang sudah diketahui, Timor Leste sebelum bergabung dengan Indonesia dan merdeka pada tahun 2002, negara yang berada di pulau yang sama dengan Kupang, sempat dijajah oleh bangsa Portugis selama beberapa tahun.
Tak ayal, jejak-jejak penjajahan pun masih membekas di tanah Timor Leste. Salah satu bukti nyatanya, ialah bahasa Portugis yang dianut sebagai bahasa nasional. Tentu saja, dengan dijadikannya sebagai bahasa utama, Stadion Nasional Timor Leste pun memiliki nama Portugis, yakni Estadio Municipal de Dili.
Standar Internasional
Butuh sembilan tahun lamanya untuk Stadion Nasional Timor Leste ini mendapatkan kesempatannya untuk direnovasi. Ya, sejak pertama kali didirikan pada tahun 2002, stadion ini hanya memiliki standar apa adanya, seperti kapasitas penonton yang hanya bisa menampung 5.000 orang saja.
Barulah di tahun 2011, Estadio Municipal de Dili ini pun direnovasi besar-besaran oleh pemerintahnya. Salah satu perubahan yang mencolok, ialah kapasitas yang kini bisa menampung 13 ribu penonton.
Tentu saja hal tersebut sangat menganggumkan, terlebih lagi stadion ini konon katanya telah memiliki standar internasional AFC. Artinya, stadion ini layak untuk menggelar pertandingan-pertandingan internasional antarnegara.
Bila sudah mengantongi standar internasional AFC, kenapa laga kandang Timor Leste harus diselenggarakan di Malaysia dan Thailand?
2. Satu-satunya Stadion untuk Kompetisi Resmi
Sejak tahun 2016 lalu, Timor Leste akhirnya meresmikan liga sepak bola profesional pertamanya yang bernama Liga Futebol Amadora. Kala itu, kompetisi yang memiliki dua liga ini hanya bermain di Estadio Municipal de Dili saja.
Barulah di tahun berikutnya, Liga Futebol Amadora berhasil menyelenggarakan pertandingan-pertandingan di tiga stadium yang berbeda. Akan tetapi, untuk Stadion Nasional Timor Leste hanya diperuntukkan bagi pertandingan-pertandingan Divisi Segunda, alias kasta kedua.
Penulis: Ridi Fadhilah Khan
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Piala AFF 2018 dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT