x

3 Biang Kerok yang Buat Timnas Indonesia Tersingkir dari Piala AFF 2018

Kamis, 22 November 2018 11:29 WIB
Editor: Juni Adi
Timnas Indonesia usai melawan Timor Leste di Piala AFF 2018.

INDOSPORT.COM - Kiprah Timnas Indonesia dipastikan harus tersingkir di ajang Piala AFF 2018, setelah melihat hasil pertandingan tim lain di Grup B yakni Filipina vs Thailand, Rabu (22/11/18).

Dalam laga yang berlangsung di Stadion Panaad itu, Thailand gagal meraih kemenangan atas tuan rumah Filipina. Keduanya harus puas bermain imbang 1-1.

Peluang lolos ke semifinal bisa saja terbuka bagi Timnas Indonesia, andai Thailand mampu mengalahkan Filipina di laga tersebut, dan Filipina kembali kalah di laga terakhir melawan Timnas Indonesia.

Baca Juga

Dengan hasil ini, anak asuh Bima Sakti gagal mengulang prestasi dua tahun lalu atau di Piala AFF 2016, dimana Timnas Indonesia berhasil melaju hingga babak final dan meraih peringkat runner-up, setalah takluk dari Thailand.

"Pertama saya minta maaf kepada PSSI dan pecinta sepak bola Indonesia. Kita semua pasti sedih (atas kegagalan ini)," ucap pelatih Timnas Indonesia, Bima Sakti.

"Tapi saya pesan kepada pemain, perjuangan belum selesai dan kita harus tutup pertandingan hari Minggu (lawan Filipina) dengan kemenangan," tambahnya.

Bukan hanya hasil Thailand vs Filipina yang jadi biang keladi tersingkirnya Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 ini. Setidaknya ada tiga faktor lainnya yang bikin hal tersebut terjadi. Berikut INDOSPORT merangkumnya:


1. Persiapan yang Terganggu

Luis Milla, Bima Sakti, dan jajaran staf pelatih Timnas Indonesia U-23.

Persiapan Timnas Indonesia dalam menyambut Piala AFF 2018 banyak mengalami kendala. Salah satunya adalah pergantian pelatih dalam waktu singkat.

Dua bulan sebelum bergulirnya ajang dua tahunan itu, Luis Milla yang merupakan pelatih utama Timnas Indonesia harus diganti oleh Bima Sakti.

Hal tersebut dikarenakan, PSSI kecewa karena Milla gagal membawa Timnas Indonesia U-23 mencapai target lolos ke semifinal Asian Games 2018 lalu, sehingga kontraknya diputus.

Baca Juga

Meski sempat beredar kabar pria Spanyol itu mencapai kesepakatan kontrak baru dengan PSSI, namun pada akhirnya Milla tidak jadi kembali ke Indonesia karena berbagai alasan.

Posisi pelatih Timnas Indonesia pun diambil alih oleh Bima Sakti, yang selama satu setengah tahun terakhir menjadi asisten Luis Milla.

Meski tak banyak mengubah komposisi pemain warisan Milla, namun ternyata Bima Sakti belum cukup handal dalam meraciknya.

Hasilnya, Timnas Indonesia hanya mampu meraih satu kali kemenangan, dari tiga laga yang sudah dilakoni di Grup B Piala AFF 2018, saat menjamu Timor Leste.

Itupun harus diraih dengan susah payah, karena Timor Leste sempat tampil mengejutkan karena unggul lebih dahulu, meski pada akhirnya Timnas Indonesia menang dengan skor akhir 3-1.


2. Perjudian Bima Sakti

Thailand vs Indonesia

Faktor lainnya yang membuat Timnas Indonesia tersingkir adalah komposisi pemain yang terkesan coba-coba. Di laga perdana melawan Singapura, Bima Sakti memasang Rizki Pora sebagai bek kiri.

Padahal posisi asli pemain Barito Putera tersebut adalah seorang winger kiri. Hasilnya, beberapa kali pemain Singapura mampu mengeksploitasi sektor kiri pertahanan Timnas Indonesia.

Bahkan gol tunggal kemenangan Singapura yang dicetak oleh Hariss Harun, juga berawal dari longgarnya pertahanan sektor bek kiri sebelum mengirim umpan silang.

Baca Juga

Di laga kedua melawan Timor Leste, Bima Sakti merombak susunan pemainnya. Hampir setengah pemain yang sebelumnya jadi cadangan diberi kesempatan untuk tampil sebagai starter.

Seperti Andik Vermansah, Fachrudin Aryanto, Alfath Fathier, Gavin Kwan Adsit, Hargianto dan Septian David Maulana. Namun hanya dua pemain yang tampil cemerlang yakni Andik dan Fathier.

Andik tampil gemilang dengan mencatat satu assist, serta Fathier yang mencetak satu gol dalam kemenangan 3-1 Indonesia atas Timor Leste.

Perombakan susunan pemain lagi-lagi dilakukan oleh Bima Sakti. Di laga krusial melawan Thailand, dirinya mencadangkan Andritany Ardhiyasa yang merupakan kiper utama.

Bima memasang kiper ketiga, Awan Setho sebagai starter. Hasilnya, perjudian Bima harus dibayar mahal. Indonesia takluk dengan skor telak, 4-2. Beberapa kali Awan juga melakukan blunder fatal.


3. Tumpulnya Lini Depan

Ucapana terima kasih pemain Timnas Indonesia untuk para suporter yang hadir SUGBK.

Penyelesaian akhir atau finishing touch lini depan jadi permasalahan serius Bima Sakti selama membesut Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2018 ini.

Dari total lima gol yang sudah dicetak sejauh ini, hanya dua gol yang mampu dibuat oleh seorang bernaluri penyerang yakni Alberto Goncalves dan Stefano Lilipaly masing-masing ke gawang Timor Leste.

Hanya bertumpu pada Beto dan Lilipaly di lini serang, membuat keran gol Timnas Indonesia mampat jika kedua pemain tersebut mendapat penjagaan ketat.

Baca Juga

Salah satu fakta buruknya penyelesaian akhir Timnas Indonesia terjadi di laga melawan Thailand. Dalam statistik pertandingan dilansir dari AFF, Timnas Indonesia sebenarnya mampu mengimbangi permainan Thailand dengan penguasaan bola yang kalah tipis, yakni 49,5 persen berbanding 50,5 persen.

Selain itu, peluang-peluang yang diciptakan pemain Timnas Indonesia juga tak kalah dari Thailand namun karena buruk penyelesaian akhir, membuat Timnas Indonesia hanya bisa mencetak dua gol.

Tercatat, Hansamu Yama cs melepaskan 12 percobaan yang empat di antaranya akurat, berbanding 13 peluang Thailand yang lima di antaranya tepat sasaran.

ThailandSingapuraFilipinaTimnas IndonesiaBima SaktiPiala AFFBola InternasionalPiala AFF 2018TRIVIA

Berita Terkini