Panen Lagi, Komdis PSSI Denda PSM Makassar Ratusan Juta

INDOSPORT.COM - Kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 2018 telah resmi berakhir. Namun pertandingan terakhir yang dilakoni PSM Makassar vs PSMS Medan berujung sanksi denda dari Komisi Disiplin PSSI. 

Tak tanggung-tanggung tidak PSM Makassar wajib membayar Rp300 juta rupiah akibat ulah beberapa oknum suporter yang menyalakan flare saat pertandingan masih berjalan. Ya, saat itu wasit memang sempat menghentikan pertandingan selama beberapa menit. 

Sekretaris Klub PSM Makassar, Andi Widya Syadzwina membenarkan hal tersebut. Meski demikian pihaknya sangat menyayangkan denda yang harus dibayarkan pihak manajemen dengan jumlah yang begitu besar.

"Kami telah menerima SK Komdis PSSI terkait hukuman yang diberikan kepada PSM akibat tingkah laku buruk suporter" ujar Wina, Senin (17/12/18).

"Sangat disayangkan disaat seperti ini kita harus membayar denda yang sangat besar yaitu 300 juta rupiah dalam satu pertandingan saja," lanjutnya.

Dalam SK Komdis tertanggal 13 Desember itu disebutkan bahwa suporter PSM Makassar terbukti masuk kedalam lapangan serta menyalakan flare di dalam stadion yang mengakibatkan pertandingan terhenti. Sesuai aturan aksi itu memang berkenaan dengan pelanggaran disiplin.

"Kami sangat mengerti kekecewaan suporter terhadap kondisi sepa kbola Indonesia saat ini. Tetapi kekecewaan itu jangan sampai malah merugikan tim sendiri.

"Sebelumnya PSM juga telah mendapatkan hukuman sanksi dan denda dibeberapa pertandingan sebelumnya yang nilainya juga cukup besar. Dan ini tentunya merupakan kerugian besar bagi PSM," bebernya.

Wina pun berharap agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Sebab, manajemen dalam hal ini klub PSM Makassar terkena imbasnya.

"Kami berharap ini yang terakhir dan tidak ada lagi hukuman maupun denda-denda lainnya di masa yang akan datang. Mari kita sama-sama menjaga PSM demi kebaikan bersama. 

"Kalau memang cinta PSM, harusnya bisa membantu dan mendukung tim tercinta kita dengan tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran yang berujung hukuman berat termasuk denda uang yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah," tutup Wina.