Selain Krisna Adi, 3 Pemain Liga Indonesia Ini Juga Dilarang Tampil Seumur Hidup
INDOSPORT.COM - Nasib sial harus dialami oleh klub Liga 2, PS Mojokerto Putra musim ini. Setelah gagal tembus semifinal, kini eksistensi mereka harus berakhir di kompetisi kasta kedua Liga Indonesia.
Klub berjuluk Laskar Mojopahit itu dilarangan ikut kompetisi musim depan, oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Hukuman tersebut diberikan setelah PSMP terbukti melakukan kecurangan (match fixing) melawan Aceh United, Senin (19/11/18).
Dalam laga terakhir babak 8 besar Liga 2 2018 itu, kedua tim bermain janggal. Puncaknya, saat penalti kontroversial pemain PSMP, Krisna Adi Darma di menit ke-87.
PSMP yang tertinggal 2-3 saat itu, punya peluang mengakhiri laga dengan skor imbang dan lolos ke babak semifinal. Namun, eksekusi Krisna Adi malah melenceng jauh dari gawang.
Sontak insiden itu pun langsung viral, dan sejumlah pihak menuding kegagalan penalti itu merupakan sesuatu yang disengaja sebagai bagian dari pengaturan skor, untuk memuluskan langkah Kalteng Putra lolos.
Akibatnya, pemain berusia 23 tahun itu juga mendapat hukuman yakni dilarang tampil di sepak bola Indonesia seumur hidup. Usut punya usut, Krisna Adi rupanya bukan pesepakbola pertama yang pernah terlibat match fixing di Indonesia.
Tercatat, ada tiga orang lainnya yang juga pernah terlibat dan mendapat hukuman larangan tampil seumur hidup di Liga Indonesia. Berikut INDOSPORT mengulasnya:
1. Aldo Claudio
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pernah memberikan hukuman larangan bermain seumur hidup, kepada pemain Persiwa Wamena, Aldo Claudio.
Dalam laman resmi PSSI, Komdis menyatakan bahwa Aldo terbukti melakukan tindak kekerasan terhadap wasit, Abdul Razak saat Persiwa melawan Persegres Gresik United, September 2018 lalu, di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik.
Dalam rekaman video, terlihat jika pemain tersebut emosi lantaran keputusan sang pengadil lapangan memberikan hukuman penalti yang dianggap merugikan timnya.
2. Stanley Mamuaya
Wasit lagi-lagi jadi sasaran empuk, para pelaku sepak bola ketika mereka merasa tidak puas dengan hasil pertandingan, salah satunya ada di laga Persibom Bolaang Mongondow melawan PSIR Rembang, tahun 2008 lalu.
Kala itu para pemain PSIR tak terima dengan kepemimpinan wasit Muzair Usman. Sejumlah pemain pun melakukan pengeroyokan seperti dihujani bogem mentah, dan juga diinjak-injak.
Komdis PSSI pun melakukan tindakan tegas terhadap insiden barbar tersebut. Seluruh pemain PSIR mendapat sanksi, dan hukuman paling berat diterima oleh Stanley Mamuaya.
Mantan bintang Arema itu dihukum larangan berkecimpung di dunia sepak boal Indonesia, seumur hidup. Karena terbukti melakukan kekesaran terhadap wasit.
3. Pieter Rumaropen
Aldo Claudio bukanlah satu-satunya pemain Persiwa, yang pernah mendapat sanski larangan tampil seumur hidup. Sebelumnya, nama Pieter Rumaropen sudah merasakannya.
Saat Persiwa bertanding melawan tuan rumah Bandung Raya dalam gelaran ISL pada tahun 2013 lalu, Rumaropen tertangkap kamera melakukan pemukulan kepada wasit pemimpin pertandingan, Muhaimin.
Kejadian bermula ketika dirinya tidak terima dengan keputusan wasit yang memberikan penalti untuk Bandung Raya. Rumaropen kemudian mendapatkan sanksi tegas dari PSSI.
Dia mendapatkan sanksi larangan bermain di kancah sepakbola nasional sumur hidup dan denda sebesar 100 juta rupiah. Sementara itu Muhaimin, harus mendapat beberapa jahitan usai mendapat bogem mentah.