3 Keuntungan Persija Jakarta Jika Dilatih Alfred Riedl Musim Depan
INDOSPORT.COM - Nama mantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl disebut masuk sebagai kandidat calon pelatih Persija Jakarta musim depan. Lantas apa saja keuntungan yang akan didapat Macan Kemayoran jika mereka memang mengontrak pelatih asal Austria tersebut?
Seperti diketahui sebelumnya jika Stefano Cugurra Teco resmi mengundurkan diri dari jabatan pelatih Persija Jakarta, dan terhitung hari ini tim Macan Kemayoran belum mempunyai juru taktik baru.
Pasca kepergian Teco, dua nama telah disiapkan manajemen di antaranya adalah Ivan Kolev dan Alfred Riedl yang memang sampai saat ini belum mempunyai pekerjaan sebagai pelatih klub maupun Timnas.
Andai salah satu dari kedua pelatih tersebut benar-benar menjadi juru taktik anyar Persija, terdapat sejumlah keuntungan yang bakal dirasakan tim ibu kota.
Pada sosok Alfred Riedl misalnya, jika Persija serius ingin merekrut pelatih berusia 69 tahun tersebut maka kemungkinan besar akan banyak mantan alumni Piala AFF 2010 dan 2016 tertarik datang ke Persija.
Sebab Alfred Riedl dikenal memiliki metode pelatihan khusus yang mampu membuat para pemainnya tampil maksimal, apalagi Persija saat ini sedang kehilangan banyak pemain vital macam Renan da Silva dan Jaimerson.
Dengan karisma yang dimilikinya, kemungkinan bakal membuat para alumnus Timnas Indonesia yang sempat ia latih mudah untuk didatangkan seperti duo Bali United yakni Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly, atau bahkan Boaz Solossa.
Tak hanya keunggulan tersebut, masih ada beberapa kelebihan secara teknis yang bakal dirasakan Persija andai Alfred Riedl resmi menukangi tim tersebut, dan berikut INDOSPORT coba rangkum 3 keuntungan Persija jika dilatih Alfred Riedl musim depan.
1. Hafal Karakter Pemain Indonesia dan Tegas
Dengan pengalaman dua kali menangani Timnas Indonesia, akan sangat mudah bagi Alfred Riedl menentukan formasi dan cara bermain yang pas bagi skuat Persija di Liga 1 musim depan.
Alfred Riedl pun bakal mudah menangani pemain yang kerap dianggap bermasalah, lantaran dirinya telah paham betul ego dan karakteristik pemain-pemain Indonesia bahkan mungkin dapat mengubah sikap beberapa pemain yang dicap bengal menjadi lebih disiplin.
Tak hanya hafal, pelatih asal Austria ini pun dinilai sangat tegas dalam mengambil keputusan termasuk mencoret pemain yang dianggap tak mentaati pertauran tim.
Sebagai contoh pada era Timnas 2010, di mana dirinya berani mencoret bintang sekaligus ujung tombak Boaz Solossa akibat sang pemain sering terlambat dalam memenuhi batas waktu pemanggilan mengikuti pelatnas Timnas senior.
Imbasnya pada gelaran Piala AFF 2016, saat Alfred Riedl kembali melatih Timnas, Boaz Solossa terlihat lebih dewasa dan mampu menjadi pemimpin bagi rekan-rekannya hingga membawa Garuda melangkah ke final.
2. Kiprah Mentereng di Asia
Selain hafal pola tingkah sekaligus permainan para pemain-pemain Indonesia, catatan impresif Alfred Riedl di level Internasional khususnya di Asia pun menjadi nilai lebih bahkan mungkin keuntungan bagi Persija.
Tercatat, Alfred Riedl pernah meraih sejumlah gelar di kompetisi Piala AFF dan SEA Games, dengan rincian masing-masing 3 gelar runner-up (AFF dan SEA Games).
Dengan pencapaian impresif di level Asia tersebut, menjadi angin segar bagi Persija yang bakal tampil di kompetisi Liga Champions Asia 2019, andai pun mereka gagal lolos ke babak kualifikasi grup mereka masih dapat tampiil di AFC Cup.
Dalam gelaran AFC Cup sendiri, Persija akan sangat terbantu dengan kemampuan Alfred Riedl. Pasalnya beberapa tim yang bakal tampil di ajang tersebut berasal dari klub Asia Tenggara.
3. Gemar Mengorbitkan Pemain Muda
Kelebihan lain pelatih Alfred Riedl saat menangani sebuah tim adalah kebiasaannya memainkan pemain muda, dan hal itu terlihat dalam dua kesempatan dirinya kala menukangi skuat Garuda.
Pada gelaran Piala AFF 2010 misalnya, ia berani memainkan Oktovianus Maniani yang saat itu masih berusia 20 tahun dan keputusan tersebut terbukti benar saat pemain Papua itu sukses menjadi sosok vital dalam tim.
Tak hanya di tahun 2010, pada gelaran 2016 kebiasaan memasang dan memainkan bakat muda Tanah Air kembali diperlihatkan Alfred Riedl dan kali ini menimpa Hansamu Yama.
Pemain bertahan yang saat itu masih berusia 20 tahun tersebut langsung menjadi starter dan mengawal barisan pertahanan skuat Garuda, bahkan mampu mencetak gol ke gawang Vietnam dan membuat Timnas melangkah ke Final.
Dengan segudang pemain berbakat yang berada di tim akademi Persija Jakarta, akan sangat menguntungkan jika Alfred Riedl benar-benar datang. Karena bisa jadi akan lahir Bambang Pamungkas baru ataupun Ismed Sofyan lain dari tangan dinginnya.
Ikuti Terus Update Informasi Seputar Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM.