Muhammad Tahir, Pemain 'Amber' yang Menambatkan Hatinya untuk Persipura
INDOSPORT.COM - Muhammad Tahir menjadi salah satu pemuda beruntung dari sekian banyak pemuda lainnya yang berhasil mewujudkan mimpi dengan memperkuat klub sepak bola asal Papua yang memiliki sejarah kesuksesan panjang di persepakbolaan Indonesia, Persipura Jayapura.
Meski bukan berasal dari keluarga yang punya latar belakang olahragawan, namun dukungan yang mengalir dari keluarga besarnya telah membuahkan hasil dalam mewujudkan impiannya sebagai pemain sepak bola profesional.
Kendati begitu, perjalanan karier sepak bola M. Tahir untuk bisa menembus skuat tim Mutiara Hitam tidak diraih dengan cara yang mudah.
Tahir harus merajut mimpinya dengan pahit getir saat mengawali kariernya di ranah sepak bola amatir di Kota Jayapura.
1. Sempat Gagal Seleksi
Sejak berusia 14 tahun, Tahir muda mengawali karier di Sekolah Sepak bola (SSB) Tunas Muda Hamadi, sebuah SSB dan tim sepak bola lokal di Jayapura yang namanya tersohor berkat kesuksesannya dalam mencetak nama-nama pesepakbola handal produk asli Tanah Papua seperti Elie Aiboy, Oktovianus Maniani hingga Osvaldo Haay.
"Saya mengawali karir saya di SSB Tunas Muda Hamadi waktu berusia 14 tahun, karena dukungan dari keluarga."
"Saya memilih berlatih di SSB Tunas Muda karena jarak rumah saya juga dekat dengan lapangan, dan kebetulan di Tunas Muda banyak senior-senior yang sangat saya idolakan, mulai dari kakak Ricardo (Salampessy) dan Okto Maniani," ungkap Tahir kepada awak portal berita olahraga INDOSPORT, Sabtu (12/01/19).
Selama beberapa tahun ditempa dari turnamen-turnamen tarkam, bakat Tahir kian berkembang dan kariernya pun menanjak ketika penampilan apiknya berhasil membawanya ke dalam skuat Persipura U-21 bersama Osvaldo Haay, lalu kemudian ia terpilih untuk memperkuat tim PON Papua di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat tahun 2016 silam.
"Waktu itu saya ada ikut seleksi Persipura U-21, dan alhamdulillah nama saya lolos untuk memperkuat Persipura U-21. Saya juga sempat dipercaya untuk bermain bersama tim PON Papua," tuturnya.
Meski terbilang mulus, bukan berarti perjalanan Tahir semudah membalikkan telapak tangan untuk bisa mewujudkan impiannya bermain di klub senior Persipura bersama para mega bintang seperti Boaz Solossa, Imanuel Wanggai, Ricardo Salampessy dan lainnya.
Tahir bahkan sempat gagal di seleksi pertama untuk menembus skuat Persipura senior. Namun karena kegigihannya dan tekad yang besar juga dukungan dari orang tuanya, Tahir pun lolos dalam seleksi kedua dan namanya pun masuk dalam skuat Persipura di tahun 2016 silam.
"Waktu saya bermain di Persipura U-21, coach Jacksen Tiago masih di Persipura, dia yang panggil saya untuk ikut latihan dan seleksi di Persipura. Saya sempat gagal, tapi tekad dan kerja keras serta dukungan dari keluarga terutama kedua orang tua akhirnya saya bisa masuk di Persipura senior, setelah saya ikut seleksi untuk kedua kalinya," kenangnya.
2. Tetap Cinta Persipura
Karier Tahir di Persipura senior memang bak seumur jagung jika dibandingkan dengan para seniornya yang telah bermandikan kesuksesan.
Namun keberhasilan Tahir menembus skuat Persipura senior menjadi hal yang tidak biasa bagi pesepakbola "amber" yang dalam bahasa Biak berarti bukan orang asli Papua atau kaum pendatang.
Bahkan, Tahir menjadi pesepakbola pertama berdarah Bugis kelahiran Papua yang pernah mengenakan seragam kebesaran Persipura.
Karier cemerlang Tahir itu ternyata tak membuat orang tuanya larut dalam jemawa. Mereka hanya menitipkan sebuah wejangan agar Tahir tetap membumi.
"Orang tua saya bilang ke saya agar jangan pernah sia-siakan kesempatan yang di berikan oleh Tuhan, karena kesempatan itu tidak datang untuk kedua kali," ujarnya.
Meski Tahir sadar betul dengan takdirnya sebagai seorang "amber" namun anak dari pasangan Haji Ambo dan Hajjah Rauna ini enggan disebut pendatang.
Dengan tegas dia mengaku tetap menaruh hatinya untuk Papua. Tanah tempat dimana ia lahir dan dibesarkan. Tahir ingin menikmati dan menghabiskan kariernya hanya di Persipura.
"Orang tua saya asli suku Bugis, tapi saya lahir di Papua dan tali pusar saya tertanam di Jayapura, biarpun saya pendatang tapi hati saya tetap Papua. Saya ingin selamanya bersama Persipura, karena saya tetap cinta sama Persipura," ungkapnya.
Keberhasilan Tahir sebagai putra pendatang 'amber' yang sukses menembus skuat tim peraih empat bintang, Persipura, bukanlah menjadi yang pertama. Nama-nama legenda seperti almarhum Ritham Madubun hingga Ivakdalam bersaudara merupakan pemain sepak bola berdarah pendatang yang lahir dan besar di Papua dan telah menjadi bagian dari sejarah panjang Persipura.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT.COM