3 Gonjang-ganjing Pejabat PSSI yang Lepas Jabatannya di Klub Liga 1
INDOSPORT.COM – Keputusan mundurnya Edy Rahmayadi dari kursi ketua umum federasi sepak bola Indonesia, PSSI menimbulkan efek domino. Beberapa pejabat PSSI yang merangkap jabatan di klub bola Indonesia ikut menanggalkan seragamnya di klub.
Teriakan Edy out bergema ketika prestasi Timnas Indonesia dan kompetisi sepak bola Indonesia berada di titik nadir. Edy Rahmayadi lantas benar-benar turun dari tahtanya yang telah ia duduki selama kurang lebih dua tahun.
Edy bukannya tidak bertanggung jawab. Gubernur Sumatera Utara itu justru merasa punya tanggung jawab untuk memastikan masa depan induk sepak bola Indonesia tidak bemuram durja.
Ia memberikan contoh kepada bawahannya dengan mundur secara terhormat. Ia menanggalkan jabatannya dengan tenang dan meminta siapa pun di federasi tidak mengkhianati pengorbanannya.
Belum lama setelah Edy mundur, sejumlah pejabat PSSI ikut melakukan hal serupa. Mereka memilih satu sisi agar terlepas dari tudingan bermain dua kaki dengan mengemban jabatan di PSSI dan klub.
Namun demikian, ada yang berjalan lancar, ada yang menemui hambatan. Tidak semua keputusan mereka sanggup diterima pihak klub.
Maka dari itu, berikut portal berita olahraga INDOSPORT menghadirkan 3 gonjang-ganjing pejabat PSSI yang lepas jabatannya di klub Liga 1.
1. Iwan Budianto
Iwan Budianto memutuskan untuk meninggalkan jabatannya sebagai CEO Arema FC setelah resmi menjadi Wakil Ketua Umum PSSI. Langkah itu diambil karena ia ingin fokus membenahi PSSI.
Keputusan tersebut diambil sebagai bentuk tanggung jawab moralnya atas kode etik yang tercantum. Pada statuta PSSI, seorang pejabat di lingkup PSSI tidak diperkenankan untuk merangkap jabatan di sebuah klub.
"Iya, benar (saya mundur sebagai CEO Arema FC). Segera nanti kita gelar RUPS," tutur Iwan Budianto menjawab pertanyaan awak jurnalis di Malang.
Setelah Iwan mundur, PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS secara resmi menyepakati Ir.R. Agoes Soerjanto sebagai CEO baru Arema FC.
Mundurnya Iwan dari jabatan CEO bukan berarti membuatnya akan jauh dari tim. Iwan tetap memegang peranan penting pada sejumlah kebijakan yang akan dilakukan Arema FC.
Iwan tetap menjadi pemegang saham mayoritas dengan komposisi 70 persen di PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), bersama Agoes Soerjanto dengan 30 persen, yang kemudian terpilih sebagai CEO tim yang baru.
Seperti diketahui, PT AABBI adalah lembaga hukum yang memayungi klub Arema FC. Selain dua nama tersebut, juga ada sosok Tatang Dwi Arifianto dan Ruddy Widodo pada tubuh PT AABBI.
"Kebijakan pada RUPS akan dilakukan mereka bertiga. Pak Iwan sebagai Direktur Utama, Pak Agoes adalah Komisaris Utama dan Pak Tatang sebagai Komisaris," ungkap Ruddy Widodo yang di PT AABBI menjabat sebagai Direktur.
2. Yoyok Sukawi
AS Sukawijaya atau lebih dikenal sebagai Yoyok Sukawi sempat diisukan mundur dari jabatan CEO PSIS Semarang. Namun demikian, rumor tersebut akhirnya menemui titik terang.
Yoyok dipastikan tetap menjabat sebagai CEO PSIS Semarang. Hal itu ditegaskan Komisaris Utama PT Mahesa Jenar Semarang, Sukawi Sutarip.
Kepastian tersebut merupakan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilaksanakan di Semarang, Selasa (25/12/18) silam.
"Tidak ada perubahan apapun pada posisi Yoyok Sukawi. Dia masih mengurusi PSIS Semarang. Ini juga keputusan pemegang saham dalam RUPS lalu," ungkap Sukawi kepada awak media berita sport, Rabu (23/01/19).
Menurut Sukawi, dalam RUPS akhir tahun lalu, Yoyok memang meminta pendapat untuk mundur dari posisi CEO kepada pemegang saham dan jajaran direksi. Namun demikian, mengingat kapasitas Yoyok yang sudah terlihat di tim Laskar Mahesa Jenar maka para pemegang saham masih menginginkan Yoyok tetap sebagai CEO PSIS Semarang.
"Saya juga mohon ini jangan dipolitisasi supaya tidak ada pemikiran negatif. Apalagi dalam aturan memang tidak masalah (jadi anggota PSSI dan pengelola klub)," tegasnya.
Yoyok Sukawi diketahui menjabat sebagai anggota Exco PSSI periode 2016-2020. Di Exco PSSI, ia membidangi bagian media.
3. Glenn Sugita
Berbeda dari Iwan Budianto dan Yoyok Sukawi, Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Glenn Sugita, memilih untuk fokus di klub. Ia telah sejak 2 Oktober 2018 lalu mundur sebagai Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) karena ingin fokus mengurus Persib Bandung.
"Saya kan diminta waktu itu untuk cariin sponsor, kemudian membuat liga lebih baik, segala macam. Saya kira tugasnya sudah cukup lah, jadi saya lebih konsentrasi ke Persib saja," kata Glenn.
Namun demikian, keputusan mundur Glenn masih belum disetujui oleh PT LIB. Keputusan tersebut baru akan dibahas pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tahun Januari 2019 mendatang atau setelah Kongres tahunan PSSI.
Kendati demikian, Glenn tidak menampik untuk kembali ke posisi komisaris jika dalam RUPS ia kembali dicalonkan. Ia menjelaskan bahwa tawaran bisa saja diterima apabila diminta oleh manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar.
"Ya tergantung siapa yang tawarin. Kalau Pak Umuh (Muchtar) yang menyuruh, saya mesti ikut," pungkasnya.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM