Mengenal Lebih Jauh 3 Tim dengan Nama Unik di Piala Indonesia
INDOSPORT.COM - Sebagai kompetisi, Piala Indonesia menjadi kesempatan bagi-bagi tim dengan kasta bawah untuk bisa berjumpa dengan klub-klub papan atas dari Liga 1.
Bukan hanya itu, di Piala Indonesia ini beberapa klub secara langsung juga bisa memperkenalkan namanya ke suporter sepak bola tanah air secara lebih luas.
Tak mengherankan kemudian jika muncul nama-nama tim yang terdengar asing di telinga masyarakat sepak bola Indonesia secara umum.
Misalnya saja klub yang di babak 32 besar Piala Indonesia bertemu dengan juara Liga 1 2018 Persija Jakarta, 757 Kepri Jaya FC.
Termasuk nama 757 Kepri Jaya FC, ada pula beberapa klub yang namanya masih asing bahkan terkesan unik yang juga terlibat dalam babak utama Piala indonesia 2018/19 ini.
Siapa saja mereka, berikut INDOSPORT menjelaskan tiga di antaranya.
1. Kepri Jaya 757
Belum dikenalnya nama 757 Kepri Jaya FC bukan hal yang mengherankan karena klub asal Batam, Kepulauan Riau ini memang klub yang baru berdiri pada tahun 2017 lalu.
Berdirinya 757 Kepri Jaya FC sendiri merupakan hasil merger dari dua klub. Klub asal Sumatera Utara Bintang Jaya Asahan dan klub lokal Riau YSK (Yayasan Sepakbola Karimun) 757.
Tak mengherankan jika kemudian ada angka 757 di depan nama klub yang bermarkas di Stadion Gelora Citramas, Batam ini.
Angka 757 sendiri merupakan angka yang identik dengan mantan Bupati Tanjung Balai Karimun (asal klub YSK) yang kini jadi Gubernur Provinsi Kepulauan Riau sejak tahun 2016, Nurdin Basirun.
"Angka tujuh angka yang paling saya suka,” ujar gubernur saat melantik tujuh anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kepri di Gedung Daerah, Kamis (08/03). Menurutnya manusia tak lepas dari angka tujuh dan lima.
“Kita hidup tak jauh dari angka tujuh. Tujuh hari dalam seminggu, shalat lima waktu dalam sehari. Jadinya tujuh lima tujuh,” terang Nurdin, seperti dilansir kominfo.kepriprov.go.id.
“Tanjung itu tujuh huruf, Balai itu lima huruf, dan Karimun tujuh huruf. Jadi tujuh lima tujuh. Tapi itu cerita dulu,” tambah Nurdin.
2. Keluarga USU
Dibandingan klub-klub sepak bola lainnya di Indonesia, nama Keluarga USU jelas terkesan berbeda. Nama USU yang diambil dari Universitas Sumatera Utara itu secara jelas menunjukkan dari mana klub itu terbentuk. Namun kata Keluarga yang ada di depannya itu yang membuatnya sedikit berbeda.
Meski belum diketahui perihal ada tidaknya filosofi di balik nama Keluarga itu, yang jelas nama Keluarga ini menjadikan klub ini berbeda dibandingkan klub sepak bola lainnya yang ada di lingkup Universitas Sumatera Utara (USU).
Karena selain adannya keluarga USU yang memakai pemain-pemain profesional, di USU juga ada klub PS Mahasiswa USU yang pemainnya direkrut dari Unit Kegiatan Kemahasiswaaan (UKM) dan bersattus mahasiswa aktif USU.
Keluarga USU sendiri memulai aksinya pada gelaran Piala Soeratin nasional tahun 2017 dan setahun berselang juga ikut berkompetisi di Liga 3 Indonesia.
3. Nabil FC
Jika menyebut nama Nabil, pecinta sepak bola tanah air sebagian besar mungkin akan mengarah ke nama pemilik klub Borneo FC Nabil Husein. Namun di Piala Indonesia kali ini muncul nama lain, Nabil FC.
Buat masyarakat sepak bola Riau atau khususnya Kabupaten Pelalawan, nama Nabil FC mungkin sudah sangat familiar dengan mereka.
Karena Nabil FC merupakan salah satu klub yang cukup sering menjadi juara sepak bola antarkampung (tarkam) yang sering diadakan di daerah tersebut. Bahkan pada tahun 2014 lalu, dari 14 turnamen yang ada di Riau, 11 di antaranya berhasil dijuarai oleh Nabil FC.
Di tahun 2014 itu pula menjadi titik balik Nabil FC di kancah sepak bola nasional. Karena pada tahun 2014 itu Nabil FC secara resmi tercatat sebagai anggota Federasi Sepak Bola Indonesia, PSSI dan memiliki hak suara di kongres.
Namun sayangnya di Piala Indonesia tahun ini, klub Liga 3 yang pernah menjadi juara di Liga Nusantara Zona Riau itu harus tersingkir di babak kedua. Setelah kalah di kandang sendiri dari klub promosi Liga 1 2019, Semen Padang dengan skor 0-2.