Arungi Liga 1 2019, Bhayangkara Resmi Gaet Sponsor Asal Italia

INDOSPORT.COM - Bhayangkara FC secara resmi memperkenalkan sponsor baru untuk apparel jersey musim 2019. The Guardian menggandeng appareal asal Italia, Lotto dengan durasi kontrak dua tahun ke depan.

Manajer Bhayangkara, Sumardji mengatakan bergabungnya sponsor baru ini diharapkan bisa memberikan keberuntungan di Liga 1 2019. Ia ingin Indra Khafi dan kawan-kawan mengulang kesuksesan, seperti halnya di musim 2017 lalu.

"Hari ini kita ada bergabungnya sponsor baru untuk musim 2019, ini satu bentuk kerja sama yang mengarah ke lebih baik. Ini nanti akan jadi bagian pendapatan klub," katanya.

"Harapan saya tidak hanya di tahun ini, tapi berlanjut dan mudah mudahan dengan Lotto menambah hoki, siapa tahu jadi juara lagi," imbuhnya.

1. Desain Khusus

Sementara itu, Dirk Boerna selaku CEO Lotto Indonesia, mengatakan mereka memilih Bhayangkara lantaran ini membantu tim tersebut lebih berprestasi. 

"Kita dari Lotto sponsorin Bhayangkara karena tahun kemarin nomor tiga di liga, 2017 juara, dan tahun ini semoga nomor satu lagi. Kita mau long time kerja sama, kita mau bantu sepak bola di Jakarta, kemarin ada Persija juara semoga tahun ini Bhayangkara juara," ucapnya.

Lotto menyiapkan tiga desain jersey untuk Bhayangkara di musim 2019. Warna kuning tetap digunakan di jersey pertama kemudian jersey away berwarna hijau dan jersey ketiga berwarna kuning. 

Brand manager Lotto, Iwan Saktiawan menjelaskan desain untuk Bhayangkara diproduksi secara khusus dan berbeda dengan tim lainnya meski menggunakan apparel yang sama. Selain itu, jersey Bhayangkara juga menggunakan teknologi dry fit untuk menjaga kelembaban.

"Kita desain khusus, beda dengan tim lainnya. Ada teknologi deep dry untuk menjaga kelembapan saat basah jadi jersey pemain cepat kering, lalu ada tanda original," jelasnya.

"Kita support secara keseluruhan tim dari apparel, dari sisi pemain juga kami kerja sama dan nantinya kalau Piala Presiden akan kita coba support tapi bukan model sama untuk Liga 1,  kami tidak mau samakan modelnya kompetisi dan turnamen," tutup Iwan.