3 Alasan PSM Makassar Harus Khawatir dengan Sosok Darije Kalezic
INDOSPORT.COM – Kehadiran pelatih baru asal Bosnia, Darije Kalezic, di kubu klub sepak bola Indonesia, PSM Makassar, bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri.
Kalezic memang terkenal sebagai pelatih berpengalaman di Eropa, terutama kompetisi sepak bola Belanda. Ia bahkan pernah membawa klub De Graafschap juara Eerste Divisie (Liga 2 Belanda) 2009/10.
Pengalamannya di Negeri Kincir Angin dianggap cukup mumpuni untuk menggantikan sosok Robert Rene Alberts. Maklum jika PSM sangat butuh pewaris sang menir yang memiliki filosofi serupa.
Namun demikian, Kalezic punya catatan kurang apik sebelum datang ke PSM Makassar. Selain itu, kedatangannya juga sedikit menuai drama.
Berikut portal berita olahraga INDOSPORT merangkum 3 alasan PSM Makassar harus khawatir dengan sosok Darije Kalezic.
1. Rekor Buruk di Asia
Kalezic sebelum mendarat di Indonesia pernah melatih klub A-League (Australia), Wellington Phoenix. Selama menjadi pelatih, ia menjalani pertandingan sebanyak 21 kali.
Wellington Phoenix hanya mampu mengemas 17 poin dengan catatan 4 kemenangan, 5 imbang, dan 12 kekalahan. The Nix hanya mampu memasukkan 24 gol dengan jumlah kebobolan 42 kemasukan.
Semasa membesut Al-Taawoun di Liga Arab Saudi pada tahun 2016, Kalezic juga hanya menjalani 5 pertandingan. Klubnya mengalami 3 kekalahan, 1 kemenangan, dan 1 imbang.
Catatan itu tentu menjadi nilai minus yang patut diperhatikan. Terlebih, ini merupakan musim perdana Kalezic di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
2. Drama Kedatangan
Sebelum diresmikan sebagai pelatih PSM Makassar, Kalezic sempat dikabarkan menolak untuk melatih Juku Eja. Kabar tersebut bahkan dimuat situs berita sportsport.ba pada 23 Januari 2019 lalu.
Dalam artikel tersebut, tertulis judul "Kalezic Menolak Tawaran dari Indonesia". Kalezic tidak jadi melatih PSM Makassar lantaran masalah komunikasi sehingga akhirnya dan tidak muncul kesepakatan.
"Mantan pesepak bola Velez (Kalezic) jadi kandidat yang paling serius untuk didekati PSM, tetapi seluruh kemungkinan Kalezic ke Indonesia pada akhirnya gagal," bunyi artikel tersebut.
"Kalezic sendiri mengatakan kepada kami bahwa negosiasi terputus dan dia pasti tidak melanjutkan karirnya di Indonesia.”
Drama putus-sambung tersebut terjadi lantaran PSM Makassar sempat hendak menjalin kerja sama lagi dengan Robert Rene Alberts. Hal tersebut membuat komunikasi dengan Kalezic sempat terputus.
Namun demikian, Kalezic akhirnya resmi diperkenalkan pada Sabtu (02/02/19) malam. Ia akan diberi kontrak selama satu musim terlebih dahulu oleh manajemen PSM Makassar.
3. Beban Tinggi
Kalezic datang ke PSM Makassar dengan skuat yang sudah ada. Bisa dibilang kalau Kalezic harus mengerjakan sesuatu yang tidak pernah ia mulai.
Pelatih berusia 49 tahun ini tentu harus pintar-pintar menyusupi timnya dengan filosofi permainan yang selama ini ia anut. Bukan tidak mungkin, hal tersebut membutuhkan waktu.
Sementara itu, PSM Makassar punya agenda penting dalam waktu dekat. Juku Eja akan tampil di AFC Cup dan tidak memiliki cukup waktu untuk kembali belajar filosofi dan pola permainan baru.
Pergantian pelatih tentu akan menjadi adaptasi yang tidak mudah bagi PSM Makassar. Belum lagi, manajemen memberikan target tinggi kepada Kalezic pada (setengah) musim pertamanya.
"Setengah musim harus bisa berada di tiga besar Liga 1 Indonesia lah," ungkap Munafri Arifuddin selaku CEO PSM Makassar kepada awak media sport.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM