Striker Legendaris Timnas Pertanyakan Komitmen PSSI Melalui Filanesia
INDOSPORT.COM - Pengembangan sepak bola nasional terus digalakkan PSSI dalam beberapa tahun terakhir. Melalui program Filanesia (Filosofi Sepak Bola Indonesia), induk federasi sepak bola tanah air itu ingin menyetarakan pengembangan sepak bola usia dini melalui kurikulum yang sudah disusun.
Sayangnya, kurikulum yang mulai dijalankan itu tidak menyentuh seluruh bagian tanah air. Hal itu yang didapati oleh Rochy Putiray, kala menjadi mentor pada program Soccer Experience yang digelar di Malang pada 2 sampai 4 Februari ini.
"Yang saya lihat sendiri memang seperti itu. Anak-anak yang berada di pelosok Jawa Timur ini contohnya, tidak menerima (paparan kurikulum) Filanesia," ungkap Rochy Putiray kepada INDOSPORT dan rekan jurnalis lainnya di Malang.
Striker legendaris Timnas Indonesia di era 1990-2000-an itu pun kembali mempertanyakan komitmen PSSI atas program tersebut. Pasalnya, sosialisasi yang dikembangkan ternyata hanya didapatkan oleh Sekolah Sepak Bola (SSB) yang berada di pusat kota.
"Seperti yang dari Surabaya dapat (pemahaman kurikulum Filanesia), tapi daerah lainnya belum. Seperti anak yang dari Kediri itu tidak tahu soal itu," ungkap Rochy.
Hal itulah yang membuatnya miris dalam menyikapi fenomena tersebut. Padahal, susunan kurikulum sudah dibentuk rapi sejak masa kepelatihan Luis Milla dengan bertujuan untuk memandu program pengembangan usia dini mulai usia 6 hingga 17 tahun itu.
"Pertanyaannya, lalu bagaimana sosialisasi yang dilakukan PSSI atas programnya? Apakah hanya menyentuh ke kota, lalu daerah lainnya tidak diberikan?" tanya kakak kandung Charles Putiray, bek legendaris Persela Lamongan tersebut.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT