Fakta-fakta Syauqi Soeratno, Teknokrat Sepak Bola Indonesia yang Disebut Setara Joko Driyono
INDOSPORT.COM – Joko Driyono telah ditetapkan sebagai tersangka pelanggaran hukum terkait upaya perusakan barang bukti di lokasi yang telah diberi garis batas polisi.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI langsung bergerak cepat dengan menggelar rapat. Hasilnya, Kongres Luar Biasa (KLB) diputuskan akan segera digelar untuk memilih ketua umum PSSI yang baru.
Publik pecinta sepak bola Indonesia ramai berdiskusi di media sosial mengenai sosok yang layak menggantikan Joko Driyono sebagai orang nomor satu di PSSI.
Nama-nama tenar seperti Erick Thohir menjadi kandidat terfavorit. Menguntit di bawahnya ada nama Waketum Satgas Antimafia Bola Kombes Krishna Murti dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Namun demikian, satu nama (lama) mencuat ke permukaan dan belakangan jarang terdengar gaungnya. Sosok tersebut ialah Syauqi Soeratno.
Syauqi Soeratno disebut sebagai salah seorang teknokrat sepak bola Indonesia yang setara dengan Joko Driyono. Siapakah dia? Berikut portal berita olahraga INDOSPORT merangkum fakta-fakta mengenai Syauqi Soeratno.
1. Jabat CEO BLAI (PT LIB)
Dibandingkan Erick Thohir, Muhaimin Iskandar, atau Kombes Krishna Murti, nama Syauqi Soeratno disebut memiliki perhatian yang mendalam terhadap sepak bola Indonesia.
Beberapa kalangan menganggap Syauqi Soeratno sebagai satu di antara dua teknokrat sepak bola Indonesia selain Joko Driyono. Artinya, ia memiliki kapabilitas yang setara dengan Joko Driyono untuk mengelola sepak bola Tanah Air.
Syauqi Soeratno terkenal luas oleh publik saat menjabat sebagai CEO Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) setelah Iwan Budianto. Ia juga pernah memegang jabatan General Manager PSIM Yogyakarta.
BLAI yang dibentuk sejak tahun 2009 bertugas untuk mengurus tiga divisi terbawah sepak bola Indonesia (selain ISL dan Divisi Utama), termasuk Piala Soeratin U-18 dan Piala Haornas U-15.
Syauqi Soeratno merawat sepak bola Indonesia melalui pengelolaan liga amatir. Ia bekerja di tengah konflik yang melanda tubuh PSSI dalam pusaran dualisme kepengurusan.
2. Bantu Unifikasi Liga Pasca Dualisme
Saat menjabat sebagai Sekretaris BLAI, Syauqi Soeratno, telah memikirkan cara untuk mengakomodasi klub-klub Liga Primer Indonesia (LPI) yang ingin bergabung ke dalam kompetisi nasional (ISL) pasca dualisme.
Ketika telah menjabat CEO BLAI, Syauqi Soeratno tidak ragu mengumpulkan klub-klub amatir dan melakukan kajian untuk unifikasi liga musim 2013. Ia bahkan berani memberikan keputusan terhadap klub yang dilanda dualisme internal.
"Untuk klub yang dilanda dualisme, kami minta mereka menyelesaikan masalah itu secara internal," tegas Syauqi dikutip dari situs berita Antara.
"Termasuk buat klub yang musim lalu berkompetisi di kompetisi yang dikelola BLAI, kendati status keanggotaan mereka valid, tapi kami minta mereka merangkul kepengurusan lainnya. Kami beri waktu hingga 29-30 Mei 2013. Jika tidak selesai, maka BLAI yang mengambil keputusan."
3. 'Hilang' setelah BLAI Bubar
Sayangnya, niat mulia Syauqi Soeratno untuk membangun dan merawat sepak bola Indonesia dari struktur yang paling bawah harus terputus.
PSSI melebur BLAI menjadi satu dengan Badan Liga Indonesia (BLI) dalam menajerial kerja yang terpisah pada tahun 2014. BLI yang telah menjadi satu tersebut saat ini dikenal sebagai PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Sebagai CEO BLAI, Syauqi Soeratno pernah melontarkan pernyataan menusuk kepada pemain sepak bola Indonesia di tengah konflik dualisme.Menurutnya, para pemain sepak bola di Indonesia minim pengetahuan tentang organisasi sehingga mereka kerap terjebak pada kepentingan golongan.
Selain itu, Syauqi Soeratno juga mempertanyakan sikap pemain ISL kala itu yang memenuhi panggilan Timnas oleh PSSI Djohar Arifin. Ia menilai hal tersebut tidak seharusnya dilakukan karena ISL secara organisatoris tidak diakui PSSI dan saat ini masih proses pemulihan.
"Banyak pemain kurang paham cara berorganisasi, mereka seperti tak peduli dengan hal itu. Banyak pemain profesional tetapi masih berpikir secara amatir," kata Syauqi dikutip dari Merdeka.com.
4. Maju Ketum PSSI?
Setelah tidak lagi menjabat sebagai CEO BLAI, Syauqi Soeratno sempat maju sebagai bakal calon wali kota Yogyakarta pada Pilwali 2017. Sayangnya, ia gagal mendapatkan tiket tersebut.
Usahanya untuk kembali ke pengurusan sepak bola Indonesia juga tidak berhenti. Syauqi Soeratno sempat mendaftarkan diri sebagai calon Sekjen PSSI pada masa kepemimpinan Edy Rahmayadi.
Pada saat itu, Syauqi Soeratno harus bersaing dengan nama yang tengah naik daun saat itu, yakni Ratu Tisha Destria, dan mantan Sekjen KOI, Hifni Hasan.
Tagar #SyauqiForPSSI telah muncul ke permukaan. Ia punya kesempatan untuk maju jelang KLB yang belum tahu waktu pastinya. Sanggupkah ia naik ke kursi panas ketua umum PSSI?
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM