Cerita di Balik Trofi Piala Presiden: dari Terbuat Kayu Hingga Sang Pencipta Ogah Nonton Bola
INDOSPORT.COM – Genderang perang Piala Presiden 2019 akhirnya akan segera ditabuhkan pada Sabtu (02/03/19) hari ini. Namun sebelum menyaksikan serangkaian pertandingan yang menarik dari Piala Presiden 2019, ada baiknya untuk mengetahui cerita di balik trofi Piala Presiden 2019.
Piala Presiden 2019 sendiri akan diikuti oleh 20 klub sepak bola terbaik di Indonesia untuk memperebutkan trofi juara. Kedua puluh tim yang akan berpartisipasi itu akan terbagi dalam 5 grup di mana Persib, Bhayangkara FC, PSIS Semarang, PSS Sleman, Arema FC akan menjadi tuan rumah.
Nantinya juara di masing-masing grup akan mendapatkan tiket lolos langsung ke babak perempat final. Sedangkan tiga tim lainnya akan dipilih dari peringkat kedua terbaik di masing-masing grup Piala Presiden 2019.
Trofi Piala Presiden 2019 yang akan diperebutkan 20 tim itu sendiri ternyata menyimpan cerita tersendiri dalam proses pembuatannya. Berikut INDOSPORT ulas lebih lanjut dalam cerita di balik trofi Piala Presiden 2019.
1. Sang Pencipta Ogah Nonton Bola Hingga Trofi Terbuat dari Kayu
Para pecinta sepak bola Indonesia harus berterima kasih kepada seorang seniman kawakan dari Bali bernama Ida Bagus Lasem. Pasalnya kakek berusia 77 tahun itulah yang membuat trofi Piala Presiden pada tahun 2015.
Ternyata tak seperti trofi ajang bergengsi lainnya yang berbalut emas, perak, ataupun perunggu. Bahan dasar dari trofi Piala Presiden terbuat dari kayu jati asal Bojonegoro yang dipahat oleh Ida Bagus Lasem.
Pemahat asal Gianyar ini dipilih oleh Dinas Kebudayaan Bali untuk melanjutkan proses pengerjaan trofi Piala Presiden yang sebelumnya telah dipahat pertama kali oleh Presiden Joko Widodo. Dalam proses pembuatannya, ternyata Ida Bagus Lasem mengalami kesulitan.
Pasalnya ia hanya dibekali gambar logo depan Piala Presiden saja sehingga membutuhkan waktu hingga 3 hari baginya untuk menemukan desain yang tepat. Proses pengerjaan sendiri dilakukan lebih dari sebulan.
Dari sisi desain trofi Piala Presiden 2019, ada bentuk bola yang dilambangkan sebagai kebulatan tekad untuk menyatukan perpecahan di sepak bola nasional.
“Mari kita tetap teguh untuk berbulat dan bersatu sama seperti bola. Diinjak, disanjung, ditendang dan di apapun, dipuji, tetap kita bulatkan tekad kita untuk menyatukan generasi-generasi penerus kita,” ujar Ida Bagus Lasem dalam acara NET SPORT pada tahun 2015 lalu.
Selain menciptakan trofi Piala Presiden, Ida Bagus Lasem tenyata juga pernah diketahui menolak undangan untuk menonton pertandingan final Piala Presiden 2018. Namun bukan tanpa alasan, saat itu Ida Bagus Lasem tidak datang karena faktor usia yang tak memungkinkannya ke Jakarta.
Terus Ikuti Perkembangan Seputar Piala Presiden dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM.