5 Pesepak Bola Top yang Bangkit dari Kemiskinan
INDOSPORT.COM - Hidup itu ibarat roda yang berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Seperti itulah kira-kira pepatah yang sering kita dengar dalam perjalanan hidup sehari-hari. Tak berbeda halnya apabila melihat para pesepak bola dunia yang merangkak dari kehidupan yang miskin dan bangkit hingga menjadi pemain top dunia.
Mereka yang awalnya miskin, kini punya kehidupan yang berbalik 180 derajat. Terlebih pemain sepak bola di liga-liga top Eropa dikenal memiliki kehidupan glamor yang penuh dengan gelimang harta dan mampu membeli apa saja yang mereka inginkan, seperti mobil mahal atau mansion mewah.
Namu siapa sangka,di antara para bintang lapangan hijau tersebut ternyata ada yang lahir dari keluarga miskin. Masa kecil mereka hidup susah sampai harus bekerja membantu perekonomian keluarga. Mereka lantas memilih sepak bola sebagai jalan keluar dari kemiskinan.
Di samping permainan si kulit bundar tersebut banyak digemari oleh seluruh masyarakat dunia, sepak bola juga kini sudah beralih menjadi sebuah industri. Saat ini terbukti kerja keras dan bakat dari lahir mereka sanggup mengubah nasib hingga dikenal banyak orang seperti sekarang.
Berikut INDOSPORT merangkum lima pesepak bola top yang bangkit dari kemiskinan.
1. 1. Cristiano Ronaldo
Ronaldo tinggal di Pulau Madeira, Portugal. Ayah Ronaldo, Jose Dinis Aveiro hanya berprofesi sebagai pengurus kebun di salah satu instansi pemerintah Portugal. Selain itu sang ayah juga gemar mabuk-mabukkan sampai Ronaldo kecil pun menjadi korbannya.
Sementara ibunya, Dolores mengungkapkan bahwa dia pernah berpikiran untuk menggugurkan Ronaldo saat masih berada dalam kandungan. Beruntung ibunya urung melakukan hal tersebut.
Akan tetapi, Ronaldo memiliki tekad kuat untuk menjadi pesepakbola sukses. Di usia 12 tahun, Ronaldo meninggalkan Madeira guna menimba ilmu di Akademi Sporting Lisbon. Namun semuanya tidak berjalan mudah, mengingat Ronaldo sempat menjadi bahan cemoohan teman-temannya.
Bahkan, sang guru pun sempat mengejek Ronaldo. Pernah suatu ketika, saking kesalnya, Ronaldo hingga melempar kursi ke arah sang guru. Akan tetapi, kesabaran dan tekad besar yang dimiliki membuat Ronaldo tumbuh menjadi pesepakbola top dunia. Saat ini, ayah empat anak tersebut tercatat telah meraih lima trofi Ballon dOr.
2. Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic dibesarkan di distrik Rosengard, Malmo, Swedia. Wilayah tersebut terkenal sering merampas kehidupan anak-anak dibanding menghasilkan pesepak bola brilian. Ibrahimovic kecil terkenal sebagai anak yang nakal dan gemar mencuri, serta mabuk-mabukkan.
Beruntung, skill bola luar biasa yang dimiliki membuat Ibrahimovic dapat masuk tim senior Malmo ketika usianya baru 15 tahun. Hingga akhirnya saat berusia 18 tahun, Ibra benar-benar melihat potensi dirinya sendiri sebagai pesepak bola.
Walaupun telah mendapatkan penghasilan yang lumayan, Ibrahimovic berpikiran sepak bola bukanlah pilihan hidupnya.
Akhirnya, ia pun sempat bekerja di pelabuhan, sebelum sang pelatih membujuknya untuk kembali menjadi pesepak bola.
Keputusan yang terhitung tepat, Ibrahimovic tumbuh menjadi legenda Swedia dan sempat berstatus sebagai salah satu penyerang terbaik dunia.
3. Angel Di Maria
Di Argentina, Angel Di Maria kecil bisa dibilang sangat sederhana. Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai penambang batu bara membuatnya berjuang untuk membantu. Saat itu Di Maria tidak sendirian, melainkan juga ditemani dua saudara perempuannya, Vanesa dan Evelyn.
Di sela-sela meringankan beban keluarga, Di Maria sering memamerkan kemampuan olah bolanya. Padahal, ketika itu Di Maria baru berusia empat tahun.
Pertemuan pertama pemain Paris Saint-Germain dengan sepak bola terjadi pada berusia 6 tahun. Dia bermain untuk klub lojak, El Torito. Kariernya perlahan menanjak dan dia akhirnya dibawa terbang ke Benfica dan meniti kariernya di Eropa.
2. 4. Franck Ribery
Franck Ribery remaja terkenal sebagai pria yang tangguh. Di sela-sela kesibukannya bermain sepakbola, Ribery tidak segan untuk membantu sang ayah bekerja sebagai pekerja bangunan.
Bahkan saat bekerja sebagai tukang bangunan, Ribery saat itu sudah terikat kontrak dengan klub asal Prancis, Brest. Baru ketika memutuskan bergabung dengan Metz pada musim panas 2004, perekonomian Ribery terdongkrak.
Sejak saat itu, Ribery pun meminta sang ayah untuk berhenti bekerja lantaran ia sudah mampu menghidupi keluarganya.
5. Alexis Sanchez
Alexis Sanchez lahir dari keluarga yang serba kekurangan. Ketika kecil, Sanchez sudah ditinggal sang ayah, sehingga sang ibu yang menghidupi kehidupan sehari-hari mereka. Saat itu, sang ibu bekerja sebagai petugas kebersihan di tempat Sanchez bersekolah.
Di Chile sana, Alexis merupakan tulang punggung keluarganya sejak kecil karena tidak tega melihat ibunya bekerja sendirian. Awalnya, Sanchez saat kecil bekerja sebagai pencuci mobil. Ia juga bekerja sebagai freestyler jalanan dan sering bertarung tinju demi mendapatkan pemasukan tambahan.
Kerja keras yang tidak sia-sia, Sanchez diizinkan untuk tetap bermain bola di sela-sela mencuci mobil. Dari sanalah kehidupan sang pemain terwujud hingga mimpi terbang ke Eropa untuk bergabung bersama Udinese dan puncaknya direkrut Barcelona serta Arsenal menjadi kenyataan.
Sanchez kini telah tumbuh menjadi pesepakbola top yang memiliki gaji 390 ribu pounds atau setara Rp7,2 miliar per minggu.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Internasional Lainnya Hanya di INDOSPORT
Penulis: Neneng Astrianti.