Sani Rizki Fauzi: Buka-bukaan soal Hadiah Hingga Bangun Rumah untuk Sang Ibu
INDOSPORT.COM - Bukan perjalanan singkat, Sani Rizki Fauzi sudah mulai merakit mimpinya sejak mengenal sepak bola sedari masa taman kanak-kanak. Selain menjadi Polisi, bermain di lapangan hijau sebagai atlet sepak bola Indonesia merupakan cita-cita terbesarnya.
Usaha mempelajari sepak bola pun telah Ia mulai sejak usia 9 tahun. Dan kini, pemuda asal Cicurug, Sukabumi ini pun mulai menuai hasilnya.
Namanya mulai melambung dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia ketika Ia dipanggil pelatih Indra Sjafri untuk bergabung dengan Timnas Indonesia U-22.
Kesempatan itu pun tidak Ia sia-siakan. Mulai dari proses seleksi hingga kompetisi Piala AFC 2019 dimulai, Sani terus menunjukkan skill terbaiknya di lapangan.
Hingga puncaknya, Ia berhasil menjadi pemain yang mempunyai kontribusi besar dengan membobol gawang Thailand untuk pertama kalinya.
Untuk itu, secara khusus kepada INDOSPORT Sani menceritakan perjalanan karier, suka duka, dan berkah yang Ia dapatkan usai mencetak gol di babak final Piala AFF 2019 yang berhasil membawa Indonesia untuk pertama kalinya menjadi juara.
Berikut kisah perjalanan panjang yang dituturkan Sani Rizki Fauzi kepada INDOSPORT.
1. Cerita Tentang Gol di Final Piala AFF 2019
INDOSPORT: Sani, bagaimana kabarnya? Wah, sekarang sibuk ya kelihatannya.
Sani: Alhamdulillah baik, nggak sibuk biasa saja. Cuma memang selain latihan, sekarang sedang banyak acara dengan beberapa pihak, alhamdulillah.
INDOSPORT: Sani, bisa diceritakan bagaimana perasaan ketika berhasil mencetak gol pertama untuk Indonesia di laga final kemarin?
Sani: Wah, nggak nyangka banget bisa mencetak gol, apalagi itu babak final. Memang, saya selalu bertekad untuk melakukan yang terbaik ketika di lapangan. Tapi tetap kaget, saya sempat bengong dan habis itu semalaman gak bisa tidur saking senangnya.
INDOSPORT: Tapi sebenarnya memang ada target untuk mencetak gol tidak di kompetisi AFF kemarin?
Sani: Berkat doa ibu sih ya, sebelum berangkat saya minta doa Ibu dan Ibu bilang 'Semoga bisa cetak gol ya'. Alhamdulillah, doa Ibu dikabulkan.
INDOSPORT: Rasanya bagaimana San, mimpi untuk menjadi pemain Timnas dan bermain di ribuan pendukung Indonesia ketika di Kamboja kemarin?
Sani: Saya sampai nggak bisa mengungkapkan, rasanya takjub dan merinding. Ramai sekali kan waktu itu, ditonton sama Pak Imam Nahrawi pula. Senang banget lah.
INDOSPORT: Gol kemarin memang sengaja dipersembahkan untuk Ibu ya?
Sani: Iya betul, yang pertama untuk Ibu.
INDOSPORT: Sempat dengar cerita dari Ibu, kata beliau saking senangnya dan gak sabar mau mempersembahkan kado gol untuk Ibu, sampai salah tanggal ulang tahun Ibu ya?
Sani: Hahaha iya itu saking kaget dan gak sadarnya. Harusnya 27 Maret, tapi waktu 27 Februari itu saya udah bilang kasih gol sebagai kado ultah Ibu lewat videocall. Lupa sih nggak, saya selalu jadi orang pertama yang ngucapin. Lagi nggak fokus aja saking senangnya.
2. Bonus dan Berkah yang Datang Usai Kompetisi Berakhir
INDOSPORT: Dengan banyaknya apresiasi yang dikasih ke Sani, Sani ada mau mengucapkan sesuatu?
Sani: Oh iya, pertama tentu bersyukur kepada Allah SWT atas rezeki yang diberikan, lalu kepada Pak Presiden Joko Widodo, Pak Kapolri Tito Karnavian beserta jajaran, Pak Imam Nahrawi dan seluruh pihak yang mengapresiasi saya dan tim. Jujur, itu memberikan motivasi bagi diri saya pribadi. Dan juga, untuk masyarakat Indonesia atas doa dan dukungannya.
INDOSPORT: Kalau boleh tahu, bonus yang diterima apa aja sih?
Sani: Waduh, hahaha harus dikasih tahu kah, pribadi sekali ini.
INDOSPORT: Kalau boleh saja San, biar masyarakat juga tau apresiasi apa saja yang didapatkan pemain Timnas seperti kamu.
Sani: Oke, pertama dari Pak Jokowi bonus Rp200 juta, lalu dari Pak Imam Nahrawi Rp65 juta, dari Pak Kapolri kenaikan tingkat luar biasa, dari Kapolda Rp50 juta, dari RCTI 1 unit motor, dari Dankor Brimob 1 unit motor, dari Tissot Indonesia 1 buah jam seharga Rp16 juta, dan dari Kapolres Sukabumi Rp5 juta untuk jajan katanya, alhamdulillah.
INDOSPORT: Keren, bonus tersebut digunakan untuk apa saja San? Dulu, punya mimpi bangun rumah untuk orang tua berarti diwujudkan sekarang?
Sani: Betul sekali, tapi yang paling pertama sedekah pastinya, baru bangun rumah untuk orang tua. Ibu juga sampai sekarang masih bekerja jadi Office Boy, saya pribadi sudah menyarankan untuk Ibu berhenti agar istirahat dan buka usaha saja di rumah, tapi kembali ke Ibunya lagi saja.
3. Perjalanan Panjang Karier Sani Rizki Fauzi
INDOSPORT: San, untuk menjadi pemain Timnas kan pasti tidak mudah ya. Boleh diceritakan perjalanan kariernya dari awal?
Sani: Ya boleh, saya dikenalkan dengan sepak bola dari TK. Lalu, saat kelas 3 SD, Ibu masukkan saya ke PSPB Caringin, lanjut ke kelas 3 SMP saya bergabung dengan klub sepak bola Jakarta Timur, Urakan FC dan berhasil menjuarai Piala Soeratin DKI Jakarta.
INDOSPORT: Di tingkat SMA sempat pindah sekolah ya San?
Sani: Iya, tadinya sempat sekolah di SMAN 1 Cicurug, terus karena sepak bola inilah saya dapat beasiswa di SMA Olahraga Ragunan. Dari sana, saya dapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di SPN Lido selama 7 bulan dan akhirnya menjadi polisi.
INDOSPORT: Lalu, awal gabung dengan Bhayangkara FC U-19 hingga ke Bhayangkara FC senior itu bagaimana?
Sani: Iya setelah jadi polisi, saya akhirnya ikut seleksi Bhayangkara FC U-19. Dari sekitar 100 orang lah akhirnya saya termasuk jadi yang terpilih dan ikut memperkuat Bhayangkara U-19 di Liga U-19. Setelah selesai, pada awal tahun 2018, saya ditelfon Coach Yeyen Tumena untuk ikut TC di Sawangan dan akhirnya gabung dengan tim senior.
INDOSPORT: Kalau cerita dipanggil Coach Indra Sjafri gimana?
Sani: Iya awal tahun, 4 Januari 2019 Saya ditelfon untuk ikut seleksi Timnas. Sebelumnya saya nggak pernah nyangka akan dipilih, jadi kado juga untuk ultah saya tanggal 8 Januari.
INDOSPORT: Kalau tentang idola nih San, Idola kamu dalam bermain sepak bola siapa sih?
Sani: Evan Dimas dong! Kalau lokal itu ya, kalau untuk pemain asing, saya suka Luka Modric.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Timnas U-23 Lainnya Hanya di INDOSPORT