Garuda Select: Versi Modern Primavera yang Jadi Program Gagal Masa Lalu?
INDOSPORT.COM – Sejumlah pesepak bola muda Indonesia yang dipilih untuk masuk ke dalam skuat Garuda Select telah terbang ke Inggris untuk mengemban ilmu. Itu sudah mereka jalankan sejak pertengahan Januari lalu. Namun, benarkah Garuda Select merupakan versi modern dari program Primavera beberapa tahun lalu?
Garuda Select telah menjalankan pertandingan uji coba melawan klub-klub ternama Inggris. Dari dua pertandingan terakhir, mereka sukses mengalahkan Queens Park Rangers U-18 dan Blackburn U-18 dengan skor telak 4-0.
Tim yang mayoritas diisi oleh skuat Timnas Indonesia U-16 asuhan Fakhri Husaini tersebut mendapatkan program latihan rutin, fasilitas terbaik, dan melakoni pertandingan uji coba menghadapi klub profesional Inggris usia muda di akhir pekan.
Namun bagi sebagian pecinta sepak bola nasional, agenda ini sedikit mengingatkan mereka pada program PSSI Primavera dan Baretti yang dijalankan pada 1993-1996 silam.
Alhasil, beberapa pemain Indonesia seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti hingga Kurnia Sandy terpilih diizinkan untuk berkompetisi di Liga Primavera Italia 1993/94.
Bukan hanya Primavera, PSSI juga membentuk Sociedad Anonima Deportiva (SAD) Indonesia untuk menimba ilmu di kompetisi usia muda Uruguay, yakni Liga Quinta Division U-17.
Sekedar informasi, salah satu pemain SAD Indonesia yang sampai saat ini masih aktif bermain adalah penggawa Persija Jakarta Novri Setiawan dan kapten Tira Persikabo, Manahati Lestusen.
Kini giliran Bagus Kahfi dan kawan-kawan yang akan mengikuti jejak Kurniawan Dwi Yulianto hingga Novri Setiawan. Harapannya adalah semua pemain Garuda Select bisa tetap konsisten meski usianya mulai menua.
1. Primavera dan SAD Uruguay Program Gagal
Meski sempat mendapatkan banyak ilmu di negara maju, namun nyatanya PSSI Primavera dan SAD Uruguay dianggap sebuah program gagal. Itu diungkapkan langsung oleh mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini.
Dirinya menyebutkan jika PSSI seharusnya fokus untuk memantau talenta di daerah-daerah yang tak terjangkau, daripada harus menerbangkan beberapa pemain ke luar negeri. Ia pun meminta kepada PSSI untuk tidak mengulanginya.
"Kita jangan lagi ulangi kesalahan masa lalu, bikin program ke luar negeri tapi selalu gagal," ujar Fakhri Husaini beberapa waktu lalu.
"Kita belajar dari program-program gagal; Primavera, Baretti bahkan SAD Uruguay. Itu akan jadi pertimbangan kita, apakah model program seperti ini bisa kita pakai lagi?" tutup Fakhri.
Ungkapan Fakhri itu nampaknya ada benarnya. Karena pemain-pemain yang ikut dalam program PSSI tersebut tak mampu menampilkan konsistensinya. Hanya beberapa pemain yang bisa memperlihatkan itu. Artinya, itu tak terlalu efektif untuk sebuah tim.
2. Perbedaan Primavera dengan Garuda Select
Program yang dijalani Garuda Select saat ini nyatanya berbeda dengan PSSI Primavera. Pelatih Timnas Indonesia U-19 Bima Sakti menyebutkan jika Garuda Select berkesinambungan membentuk bakat-bakat belia Indonesia.
Artinya, Garuda Select tidak hanya mengikuti kompetisi saja. Para pemain tersebut akan mendapatkan ilmu, baik secara tim dan individu, dan itu bisa mereka implementasikan ketika pulang ke Indonesia.
"Saya pikir ini adalah hal baru bagi kita untuk membentuk tim yang solid. Mungkin ini hampir sama dengan program sebelumnya, ketika Primavera. Namun, bedanya dulu kami hanya kompetisi," ujar Bima beberapa waktu lalu.
Semoga Garuda Select ini bisa menjadikan persepakbolaan Indonesia lebih berkembang, dan tidak ada pihak yang menganggapnya program tersebut gagal.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya di INDOSPORT