3 Alasan Kenapa Matthijs de Ligt Wajib Gabung Manchester United Musim Depan
INDOSPORT.COM - Teka-teki masa depan Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United akhirnya terjawab sudah. Juru taktik asal Norwegia itu resmi dipermanenkan statusnya oleh pihak klub, pada Kamis (28/03/19) kemarin.
Sebelumnya, Solskjaer direkrut sebagai caretaker manager menggantikan Jose Mourinho, yang dipecat pada Desember 2018 lalu.
Manchester United tertarik mengontrak Solskjaer selama tiga musim, setelah mampu memberikan performa positif dalam beberapa laga, terutama dalam 11 pertandingan awal dimana Manchester United tak terkalahkan di Liga Primer Inggris.
Dengan statusnya yang sudah jelas, membuat Solskjaer tak ragu lagi mempersiapkan tim untuk menyongsong musim baru, seperti bergeliat di bursa transfer pemain pada musim panas nanti.
Salah satu pemain yang santer dikabarkan merapat ke Old Trafford adalah bek milik Ajax Amsterdam, Matthijs de Ligt. Bahkan mantan pemain The Red Devils, Dimitar Berbatov berharap transfer tersebut terwujud.
Namun, Berbatov juga sadar kalau Manchester United tidak sendiri dalam berburu tanda tangan De Ligt. Sebab, ia banyak diincar klub top Eropa lain, karena memiliki statistik mencengangkan musim ini.
Dirinya memiliki tingkat keberhasilan operan sebesar 90,7% dan ia juga jarang kehilangan bola. Hampir setiap tekel yang dilakukannya terhadap lawan selalu sukses.
"Satu pemain yang ingin saya lihat berkarier di Old Trafford adalah bek Ajax, Matthijs de Ligt. Meski saya tahu semua klub besar Eropa mengincarnya,” kata Berbatov kepada Betfair.
“Saya menyaksikan aksinya melawan Real Madrid dan dia terlihat sangat percaya diri dan meyakinkan di usia mudanya seperti 'The Real Deal'," sambungnya.
Berikut 3 alasan mengapa Matthijs de Ligt layak gabung Manchester United:
1. Akan Bermain di Liga Terbaik di Dunia
Matthijs de Ligt merupakan salah satu bek muda terbaik di Eropa saat ini, yang memiliki potensi besar menjadi pemain terbaik dunia.
Memulai debutnya pada musim 2016/17 lalu, perlahan tapi pasti De Ligt mendapatkan tempat utama di lini belakang Ajax dan kini menjabat sebagai kapten, meski usianya terbilang masih muda (19 tahun).
Namun, wajib rasanya untuk De Ligt menaikan level kemampuannya dengan meninggalkan Ajax, dan bergabung klub besar Eropa lain, salah satunya adalah Manchester United.
Bermain di Liga Primer Inggris akan membuat kemampuan De Ligt berkembang, seperti yang dilakukan oleh seniornya Virgil Van Dijk bersama Liverpool. Ia kini disebut-sebut sebagai salah satu bek terbaik dunia.
Hal tersebut dikarenakan, Liga Primer Inggris adalah satu-satunya liga di Eropa yang mempunyai enam tim kuat dalam berburu gelar, sehingga Premier League juga jauh lebih kompetitif daripada LaLiga atau Bundesliga.
2. Krisis Bek Tengah
Sewaktu masih menjabat sebagai pelatih Manchester United, Jose Mourinho kerap merengek meminta bek baru pada bursa transfer musim panas kemarin, untuk mengarungi musim baru yang kompetitif.
Namun hal tersebut tidak digubris oleh chairman klub, Ed Woodward yang menilai personil bek Manchester United (ric Bailly, Victor Lindelof, Chris Smalling dan Phil Jones) saat ini sudah cukup.
Apa yang dikatakan Mourinho terjadi, pertengahan musim Manchester United mulai tampil menurun. Lini pertahanan mereka juga tampil buruk.
Sejauh ini, mereka telah kebobolan 40 gol dalam 30 pertandingan Liga Primer Inggris, dan menjadikannya salah satu tim dengan jumlah kebobolan paling banyak, bahkan jika dibandingkan dengan tim promosi Wolves (34 gol), mereka kalah.
Statistik tersebut sudah cukup menjabarkan bagaimana kroposnya lini belakang Manchester United musim ini. Maka dari itu, mereka wajib memboyong bek tangguh baru, yakni Matthijs de Ligt musim panas nanti.
3. Ramah dengan Pemain Muda
Usia Matthijs de Ligt yang masih cukup muda namun memiliki potensi besar untuk jadi bek tangguh, sangat disayangkan jika ia hanya menjadi pemain pelapis.
Kemungkinan itu bisa terjadi, andai Jose Mourinho masih menjadi pelatih Manchester United. Pria asal Portugal itu dikenal tidak ramah dengan pemain muda.
Menepinya Marcus Rashford dan Paul Pogba dalam beberapa laga musim ini dibawah asuhan Mourinho, adalah buktinya. Namun, ketika tampuk kepelatihan beralih ke tangan Ole Gunnar Solskjaer, keduanya kembali tampil moncer.
Sama seperti Sir Alex Ferguson, Solskjaer adalah tipikal pelatih yang menyukai pemain muda. Bersama Mike Phelan yang merupakan mantan asisten Sir Alex, keduanya tentu tahu betul bagaimana memperlakukan pemain muda.
Musim ini, Solskjaer sudah memberikan tiga pemain muda asli didikan Manchester United debut yakni Mason Greenwood, Tahith Chong dan Angel Gomes bersama tim utama.