3 Pemain Naturalisasi Indonesia yang Melanjutkan Karier Jadi Pelatih
INDOSPORT.COM – Indonesia punya sederet pemain naturalisasi. Tidak sedikit dari mereka yang mulai berusia senja dan mulai berhenti aktif bermain sepak bola.
Pemain naturalisasi sepak bola Indonesia memang menjamur sejak tahun 2010. Cristian Gonzales menjadi era awal gerbong naturalisasi yang dicanangkan oleh PSSI.
Setelah itu, deretan pemain naturalisasi mulai bermunculan, dari yang berusia muda sampai yang telah lanjut usia. Belakangan ini, pemain naturalisasi lebih identik dengan pemain tua yang sudah lama berkiprah di sepak bola Indonesia.
Nama-nama seperti Bruno Casmir, Esaiah Pello Benson dan Zoubairou Garba merupakan legiun asing era Liga Indonesia tahun 2000-an yang kini telah ber-KTP Indonesia.
Setelah mengantongi paspor Warga Negara Indonesia (WNI), mereka mulai kembali mencari peruntungan dari kasta yang paling bawah sekalipun.
Namun demikian, nasib serupa tidak dialami beberapa pemain naturalisasi ini. Setelah jasanya mulai tak ‘digunakan’ lagi, beberapa pemain naturalisasi ini memilih untuk pulang ke kampung halamannya.
Mereka tanpa diduga tidak lagi aktif sebagai pemain alias pensiun. Usut punya usut, mereka mulai merintis karier sebagai pelatih sepak bola.
Berikut portal berita olahraga INDOSPORT merangkum tiga pemain naturalisasi yang lanjutkan karier sebagai pelatih.
1. Van Beukering dan Van Dijk
Jhonny van Beukering
Masih ingat dengan eks striker naturalisasi Timnas Indonesia, Jhonny van Beukering? Jhonny van Beukering pernah sangat tenar di Indonesia berkat tren naturalisasi pemain yang terjadi pada awal dekade kedua era milenium.
Kini, setelah tak lagi membela klub-klub Belanda, ia mengabdikan diri sebagai pelatih klub-klub amatir di Negeri Kincir Angin. Van Beukering sempat menjadi pelatih di beberapa tim junior, seperti SC Veluwezoom, AFC Arnhem, dan tentunya MASV.
Van Beukering kini melatih klub tempat kelahirannya, SC Veluwezoom, dan bertugas melatih klub Veluwezoom U-13. Veluwezoom telah dianggap Johnny sebagai klub keluarga.
Di Veluwezoom ,ada ayahnya yang juga bertugas sebagai asisten pelatih. Anaknya sampai keponakan-keponakan Van Beukering juga bermain di klub ini.
Menariknya, sebagai pelatih U-13, ia sama sekali tak dibayar oleh SC Veluwezoom. Hal ini diketahui dari keterangan ayahnya dalam sebuah tulisan di situs vice edisi Belanda.
Connie van Beukering, ayah Jhonny, menjelaskan bahwa putranya melatih SC Veluwezoom hanya berlandaskan rasa cinta. "Semua orang mengira dia di sini untuk uang besar, tetapi dia melakukannya secara gratis. Tidak ada uang sama sekali di sini," ujar sang ayah dalam artikel di media online vice.com edisi Belanda berjudul 'Cinta Jhonny van Beukering untuk sepakbola amatir'.
Sergio van Dijk
Sergio van Dijk sempat dikaitkan dengan Sriwijaya FC. Akan tetapi, saat ditawari bermain ke Laskar Wong Kito, Sergio van Dijk menolak karena tidak lagi bermain sebagai pemain sepak bola aktif.
Menurut Wakil Ketua Tim SAR Sriwijaya FC Hendri Zainuddin, Sergio van Dijk mengaku ingin berkonsentrasi menjadi pelatih usai tak lagi bermain sebagai pemain.
"Kami sudah komunikasi sama Sergio van Dijk, beliau mengatakan tidak lagi menjadi pemain dan ingin menjadi pelatih," tulis Hendri.
Hingga kini, belum diketahui klub mana yang bakal dilatih Sergio van Dijk. Kemungkinan besar, mantan pemain Persib Bandung itu akan melatih klub amatir di tempat kelahirannya.
2. Cristian Gonzales
Cristian Gonzales terakhir masih aktif sebagai pemain. Setelah dilepas PSS Sleman, ia merapat ke klub promosi Liga 2, Pajajaran Bogor FC.
Pada akhir tahun 2017 silam, Gonzales sempat mengejutkan publik usai ditunjuk sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia U-19 bersama Bima Sakti.
Namun demikian, setelah dikonfirmasi Waketum PSSI saat itu, Joko Driyono, posisi Gonzales hanyalah sebagai mentor bagi Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan, terkhusus untuk pemain di posisi striker.
"Gonzales tidak dalam status asisten pelatih tetapi mendampingi, menjadi role model bagi pemain Timnad U-19, khusunya para striker," kata Joko.
Edy Rahmayadi kala itu sempat mewacanakan pengarahan kepada pemain senior untuk mengambil program kepelatihan sebagai bentuk regenerasi.
"Tidak ada yang memaksa, tetapi panggilan di Tim Nasional sebagai pelatih saya rasa bukan sesuatu pilihan yang dipaksakan dan ini adalah impian bagi setiap pemain."
"Ini sebenarnya adalah komitmen Gonzales dengan PSSI melalui Ketum (Edy) menjelang kompetisi musim kemarin berjalan. PSSI pun ketika itu akan menyiapkan program akselerasi untuk Gonzales agar dia mendapatkan sertifikasi lisensi AFC secepatnya," tambah Joko.
Gonzales diketahui sejauh ini belum memiliki lisensi kepelatihan. Namun demikian, bukan tidak mungkin ia tertarik menjadi pelatih usai tak lagi berkarier sebagai pemain.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Indonesia dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM